Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pembelajaran Aqidah Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1 Dalam pemebelajaran Aqidah Akhlak pembelajaran yang berisi dapat dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak islami sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Kata Aqidah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab ةﺪﯿﻘﻋ , ﺪﻘﻋ ,ﺪﻘﻌﯾ yang berarti menghubungkan ujung sesuatu dengan ujung sesuatu lainnya sehingga menjadi suatu ikatan yang kuat dan sulit terbuka. 2 1 Wikepedia, Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan, https:id.wikipedia.orgwikiPembelajaran , diakses pada 23 November 2015, jam 10.24 WIB 2 Khalimi, Pembelajaran Aqidah Akhlak, Jakarta: DEPAG RI, 2009, h. 123 Adalapun secara istilah adalah menurut Sutrisna dan Rafi’udin dalam bukunya mengatakan bahwa Aqidah: suatu kesatuan keyakinan yang utuh dan murni dalam hati dan perbuatan yang tersusun mulai yakin akan ke- Esa-an Allah, Malaikat-Nya, Kitab –Nya, Rasul-Nya hari pembalasan dan Takdir baik dan buruk semuanya dari Allah. Dan ini merupakan syarat tercapainya penghambaan diri dan diterimanya semua amal manusia. 3 Sedangkan Syekh Al-Banna menyatakan Aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikannya kepercayaan bersih dari kebimbangan. 4 Menurut ahli tafsir Indonesia M. Quraisy Shihab dalam bukunya Wawasan AlQur’an ia mengatakan bahwa pokok-pokok Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan Rasulnya terdapat bab keimanan menyangkut tentang: Tuhan, Kenabian, takdir, kematian, hari akhir dan keadilan serta kesejahteraan. 5 Dengan kata lain, keyakinan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan keyataannya yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh maka tidak dinamakan aqidah karena. Dinamakan Aqidah, karena orang mengikat hatinya diatas hal tersebut. Berdasarkan kutiapan tersebut diatas, maka ayat dapat dijadikan dasar dalam Aqidah adalah dalam firman Allah:                                                “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar- benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, Maka 3 Sutrisna Rafi’udin, Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja, Jakarta: Pustaka Quantum, 2002, h. 33. 4 A. Syihab, Aqidah AkhusSunnah, Jakarta: Bumi Aksara, 1998, h. 1 5 M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Jakarta: Mizan, 1999, h. 14