6 ditandai dengan rendahnya jumlah koloni S.agalactiae StR yang tumbuh dari
labu kultur bersama dibandingkan dengan yang tidak dikultur bersama kandidat probiotik terpilih.
2.7 Uji Patogenisitas Kandidat Probiotik
Uji patogenisitas dilakukan dengan cara menyuntikkan kandidat probiotik yang diperoleh secara intraperitonial pada ikan nila dengan konsentrasi 10
8
CFUmℓ dengan dosis 1 mℓ per 100 g bobot tubuh ikan Sukenda 2000. Sebagai pembanding digunakan kontrol positif, yakni ikan nila yang disuntik Sa5 dengan
konsentrasi 10
7
CFUmℓ dengan dosis yang sama. Konsentrasi kandidat probiotik dan patogen yang digunakan adalah konsentrasi optimum bakteri-bakteri
tersebut dalam kultur cair pada 10 mℓ BHIB dengan lama inkubasi 24 jam pada suhu 29 °C dengan putaran 140 rpm. Ikan nila dipelihara dalam akuarium
berukuran 60x35x30 cm dengan volume air 40 ℓ dan kepadatan 10 ekor per akuarium. Ikan yang digunakan memiliki bobot 10,93±0,77 g dengan parameter
pengamatan tingkat kelangsungan hidup survival rate ikan hingga hari ke-8 pascainfeksi.
2.8 Uji Antagonistik In Vivo
Bakteri kandidat probiotik potensial yang telah diuji antagonistik secara in vitro dan tidak bersifat patogen diuji lagi kemampuan antagonistiknya dalam
menghambat pertumbuhan atau perkembangan Sa5 secara in vivo pada ikan nila dengan metode injeksi penyuntikan. Bakteri kandidat probiotik yang digunakan
adalah isolat non-patogenik yang berhasil mempertahankan survival rate SR paling tinggi dalam uji patogenisitas. Ikan yang digunakan adalah ikan nila
dengan bobot 12,48±0,29 g yang dipelihara dalam akuarium berukuran 60x35x30 cm dengan volume air 40 ℓ dan kepadatan 10 ekor per akuarium.
Konsentrasi kepadatan bakteri kandidat probiotik dan Sa5 yang digunakan dalam uji antagonistik in vivo adalah 10
6
CFUmℓ, sesuai dengan konsentrasi yang digunakan dalam uji antagonistik in vitro. Injeksi bakteri
dilakukan secara intraperitonial pada ikan nila dengan dosis 1 mℓ per 100 g bobot
tubuh ikan Sukenda 2000. Ikan dipelihara selama 17 hari dengan berbagai perlakuan Gambar 1. Perlakuan yang diberikan pada uji antagonistik in vivo
antara lain:
7 A = simulasi pencegahan, kandidat probiotik diinjeksikan ke ikan uji terlebih
dahulu pada H-4 dan patogen diinjeksi pada H0, B = injeksi bersama, kandidat probiotik dan patogen diinjeksikan ke ikan uji
secara bersamaan pada H0, C = simulasi pengobatan, patogen diinjeksikan ke ikan uji terlebih dahulu
pada H0 dan kandidat probiotik diinjeksi pada H+4, D = kontrol negatif, ikan uji diinjeksi dengan larfis pada H0, dan
E = kontrol positif, ikan uji diinjeksi dengan patogen pada H0.
8
Keterangan: SB Sampling Bobot; GD Sampling Gambaran Darah; K- Kontrol Negatif; K+ Kontrol Positif; InjPro Injeksi Probiotik; InjPat Injeksi Patogen; InjLarfis Injeksi Larutan Fisiologis.
Gambar 1 Jadwal perlakuan dan sampling selama uji antagonistik in vivo
8
9
2.9 Parameter Pengamatan 2.9.1 Konsumsi Pakan