Konsumsi Pakan Survival Rate SR

24

3.7 Uji Antagonistik In Vivo

Isolat L1k yang menunjukkan SR paling tinggi pada uji patogenisitas, diujikan lebih lanjut pada uji antagonistik secara in vivo untuk mengetahui kemampuannya dalam menghambat serangan penyakit Streptococcosis dari bakteri patogen S. agalactiae tipe non-hemolitik secara langsung pada tubuh ikan nila dengan metode injeksi bersama dengan berbagai perlakuan. Parameter pengamatan pada uji antagonistik in vivo meliputi konsumsi pakan harian, SR harian, gejala klinis harian, dan hematologi ikan.

3.7.1 Konsumsi Pakan

Pakan yang diberikan adalah pakan komersil dengan merk dagang F999. Konsumsi pakan harian setiap perlakuan selama uji antagonistik in vivo disajikan pada Gambar 10. Keterangan: A simulasi pencegahan; B injeksi bersama; C simulasi pengobatan; D kontrol negatif; E kontrol positif. Gambar 10 Konsumsi pakan harian selama uji antagonistik in vivo Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa sebelum uji tantang dengan patogen S. agalactiae yakni, antara H-6 hingga H-1 konsumsi pakan terjadi fluktuasi, tetapi masih relatif sama pada setiap perlakuan. Berbeda kondisi setelah uji tantang pada H0, konsumsi pakan masih terlihat fluktuatif, namun terdapat perbedaan yang signifikan antara kontrol negatif perlakuan D dengan perlakuan lainnya. Selain perlakuan D, perlakuan lain memperlihatkan penurunan konsumsi pakan hingga H4 pasca uji tantang. Pada H5 dan H6, perlakuan A dan B memperlihatkan peningkatan konsumsi pakan, namun kembali turun hingga hari terakhir pemeliharaan. Berbeda dengan perlakuan C, pada H5 ke H6 terjadi penurunan konsumsi pakan. Ini diperkirakan akibat pengaruh injeksi kandidat 25 probiotik pada perlakuan tersebut, namun hingga hari terakhir konsumsi pakan relatif stabil. Pada hari terakhir H7 hingga H10, semua perlakuan selain perlakuan D memperlihatkan jumlah konsumsi pakan yang stabil dan relatif sama. Hal ini disebabkan SR dari setiap perlakuan yang tersisa berkisar antara 20,0 hingga 43,3 kecuali pada perlakuan D Gambar 11.

3.7.2 Survival Rate SR

Berdasarkan hasil pengamatan harian secara berkala selama pemeliharaan, kondisi SR harian setiap perlakuan selama uji antagonistik in vivo dapat dilihat pada Gambar 11. Keterangan: A simulasi pencegahan; B injeksi bersama; C simulasi pengobatan; D kontrol negatif; E kontrol positif. Gambar 11 Survival rate SR harian selama uji antagonistik in vivo Survival rate harian menunjukkan gambaran kematian ikan pada perlakuan A dimulai pada H-1, 3 hari setelah injeksi kandidat probiotik dan terus berlangsung hingga H7 uji antagonistik in vivo dan setelah itu SR relatif stagnan, artinya tidak terhitung adanya kematian. Pada perlakuan B, kematian mulai terjadi H1 pascainjeksi bersama patogen dan kandidat probiotik dan terus berlangsung hingga hari terakhir pemeliharaan selama uji antagonistik in vivo. Kematian ikan pada perlakuan C baru terjadi setelah H2 pascainjeksi patogen. Kematian terjadi secara signifikan antara H4 dan H5 pascainjeksi kandidat probiotik dari SR 83,3 hingga angka 63,3 dalam 1 hari, kematian terus terjadi hingga H8 dan stagnan hingga H10. Pada perlakuan D, kematian terjadi antara H0 sampai H4 pascainjeksi dengan larutan fisiologis larfis. Kematian pada perlakuan D bukan disebabkan serangan penyakit Streptococcosis melainkan stres pascainjeksi karena ikan 26 tidak menunjukkan gejala klinis selain garis hitam yang tampak jelas. Pada perlakuan E kematian terjadi antara H1 sampai H7, sedangkan antara H7 sampai akhir pengamatan uji antagonistik in vivo H10 tidak terjadi lagi kematian dengan SR 26,7. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa perlakuan dengan SR tertinggi adalah D kontrol negatif yaitu 90,0±10,0. Angka tersebut memiliki perbedaan yang signifikan P0,05 jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya Lampiran 5. Survival rate terkecil pada perlakuan B 20,0±10,0 yang berbeda nyata P0,05 dengan perlakuan C 43,4±15,3 dan D, namun tidak berbeda nyata P0,05 terhadap perlakuan A 33,3±11,5 dan E 26,7±5,8. Perlakuan A dan E tidak berbeda nyata P0,05 dengan perlakuan B dan C, namun berbeda nyata terhadap perlakuan D. Keterangan: A simulasi pencegahan; B injeksi bersama; C simulasi pengobatan; D kontrol negatif; E kontrol positif; Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05. Gambar 12 Survival rate SR pada akhir uji antagonistik in vivo

3.7.3 Gejala Klinis