1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Ikan nila Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat Indonesia dan termasuk dalam 10 komoditas yang menjadi target
peningkatan produksi perikanan budidaya nasional. Target produksi perikanan budidaya nasional hingga tahun 2014 adalah 353. Produksi ikan nila pada
tahun 2008 sebesar 291.037 ton, 2009 meningkat menjadi 323.389 ton dan pada tahun 2010 menjadi 469.173 ton. Angka kenaikan produksi ikan nila dari tahun
2009-2010 adalah 45,08 dengan kenaikan rata-rata tahun 2006-2010 sebesar 29,75 KKP 2010. Berdasarkan data tersebut, angka produksi ikan nila
nasional per tahun masih diharapkan untuk dapat bertambah hingga akhir 2014. Kegiatan budidaya ikan nila masih mengalami berbagai kendala. Salah
satu kendala tersebut yaitu serangan penyakit yang sedang mewabah di berbagai wilayah Indonesia pada lima tahun terakhir ini yakni penyakit
Streptococcosis, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri patogen Streptococcus agalactiae dan Streptococcus iniae Hardi 2011. Gejala klinis
penyakit Streptococcosis akibat serangan kedua jenis bakteri patogen tersebut hampir sama yaitu berenang lemah, cara berenang yang abnormal, exopthalmia
pada salah satu ataupun kedua mata, dan warna tubuh yang menghitam Eldar et al. 1994a. Kedua jenis bakteri ini merupakan bakteri penyebab penyakit yang
sering ditemukan sepanjang waktu hampir pada seluruh sentra budidaya ikan nila. Dari hasil pemeriksaan 1000 isolat bakteri yang berasal dari 74 lokasi di 14
negara termasuk Indonesia, kedua jenis bakteri ini ditemukan hampir setengah dari bakteri yang teridentifikasi Sheehan et al. 2009. Lebih lanjut juga
dilaporkan bahwa akhir-akhir ini S. agalactiae lebih sering ditemukan dengan virulensi lebih tinggi dibandingkan S. iniae. Menurut Hardi 2011, S. agalactiae
isolat 5 tipe non-hemolitik merupakan salah satu strain S. agalactiae dengan virulensi tinggi. Dengan demikian kematian massal yang disebabkan oleh
serangan patogen tersebut dikhawatirkan akan menjadi salah satu penyebab kerugian atau kegagalan produksi ikan nila.
Solusi penanggulangan penyakit Streptococcosis yang disebabkan oleh S. agalactiae terutama tipe non-hemolitik telah menjadi prioritas pengembangan
teknologi penanggulangan penyakit pada perikanan budidaya saat ini. Salah satu metode penanggulangan penyakit bakterial pada ikan adalah penggunaan
2 bakteri biokontrol sebagai probiotik. Vine et al. 2004 menyebutkan, dari usaha
yang telah dilakukan, penggunaan bakteri probiotik merupakan cara yang dianggap paling aman. Penggunaan probiotik secara luas untuk meningkatkan
produksi telah memberikan hasil yang lebih baik, murah dan efektif dalam meningkatkan kesehatan hewan dibandingkan penggunaan antibiotik atau bahan
kimia lainnya. Penggunaan antibiotik secara terus menerus juga dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik
tersebut. Selain itu, meningkatnya isu mengenai keamanan pangan dan keamanan lingkungan menjadi faktor pembatas dalam penggunaan antibiotik.
Perlu diketahui bahwa mekanisme kerja probiotik pun didefinisikan secara beragam. Menurut Fuller 1992 probiotik merupakan makanan tambahan dalam
bentuk mikroba hidup yang memberi pengaruh yang menguntungkan bagi inang dengan meningkatkan keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan,
seperti Lactobacillus sp., Bacillus sp., Saccharomyces cerevisiae, serta Aspergillus oryzae. Irianto 2003 menyampaikan bahwa pada dasarnya terdapat
tiga mekanisme kerja probiotik antara lain, menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa-senyawa antimikroba atau melalui
kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan pada saluran pencernaan; mengubah metabolisme mikrobial dengan meningkatkan atau menurunkan aktivitas enzim;
dan menstimulus imunitas melalui peningkatan kadar antibodi atau aktivitas makrofag.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendapatkan isolat kandidat probiotik dari lingkungan budidaya dan saluran pencernaan berbagai jenis ikan air tawar yang
memiliki aktivitas enzimatis amilolitik dan proteolitik serta menguji aktivitas antagonistik kandidat probiotik tersebut terhadap patogen S. agalactiae tipe non-
hemolitik secara in vitro dan in vivo pada ikan nila O. niloticus.
3
II. METODE 2.1 Rancangan Penelitian