47
Keterangan: : koefisien korelasi reliabilitas
: banyaknya butir soal : varians skor setiap butir soal
: varians skor total Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan
formula di atas selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford Suherman dan Sukjaya, 1990: 177.
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas tinggi
Reliabilitas sedang Reliabilitas rendah
Reliabilitas sangat rendah Berdasarkan rumus di atas, ujicoba soal yang telah dilaksanakan diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,67. Jadi, soal yang telah diujikan memiliki reliabilitas tinggi. Adapun format perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran D.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menyatakan derajat kesukaran sebuah soal. Untuk mengukur tingkat atau indeks kesukaran setiap butir soal, digunakan formula
sebagai berikut:
Keterangan: : tingkatindeks kesukaran
: rata-rata skor setiap butir soal : skor maksimum ideal
Tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan formula
48
di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi tingkat kesukaran Suherman dan Sukjaya, 1990: 213.
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu sukar
Sukar Sedang
Mudah Terlalu mudah
Berdasarkan rumus di atas, tingkat kesukaran ujicoba soal yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
No Skor Rata-rata Skor Maksimal Tingkat Kesukaran Keterangan
1 8,25
10 0,83
Mudah 2
2,12 7
0,30 Sukar
3 2,11
3 0,70
Sedang 4
1,82 6
0,30 Sukar
5 2,42
4 0,61
Sedang 6
1,06 4
0,27 Sukar
7 1,4
2 0,70
Sedang 8
2,62 4
0,66 Sedang
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal di atas, dapat disimpulkan bahwa 1 item soal mudah 12,5, 4 item soal sedang 50, dan 3 item soal
sukar 37,5. Dari delapan soal, hanya 1 item soal yang mudah, dan tujuh soal yang tergolong soal sedang dan sukar, hal ini karena penulis ingin meneliti
kemampuan tingkat tinggi yaitu kemampuan komunikasi siswa pada materi bangun ruang. Adapun format perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran D.
49
d. Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui
jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut Suherman dan Sukjaya, 1990: 200. Dengan kata lain, daya pembeda sebuah
butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk mengukur daya pembeda setiap butir soal, digunakan formula
berikut.
Keterangan: : daya pembeda
: rata-rata skor kelompok atas : rata-rata skor kelompok bawah
: skor maksimum ideal Selanjutnya daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi daya pembeda Suherman dan Sukjaya, 1990: 202. Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
Sangat jelek Jelek
Cukup Baik
Sangat baik
Berikut ini merupakan data daya pembeda hasil uji coba instrumen yang dilakukan.
50
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal