commit to user 81
2. Mampu mendeskripsikanmenggambaarkan suatu objek dengan
terperincimendetail 3.
Mampu mencatat hasil pengamatan dalam bentuk catatan sederhanakonsep awal
4. Mampu menyususn catatan sederhanakonsep awal menjadi paragraf
deskripsi yang baik 5.
Mampu menyusun karangan deskripsi dengan baik 6.
Mampu menggunakan EYD dan aturan penulisan dalam menulis deskripsi 7.
Mampu membuat laporan pengamatandeskripsi seuai dengan susunan pembuatan laporan
8. Mampu bekerja sama dalam sebuah diskusi
9. Mampu menyusun laporan pengamatandeskripsi secara individu dengan
utuh Hasil penelitian selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hasil wawancara terhadap guru
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan sebelum dan sesudah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model koopertif Kepala
Bernomor Struktur, maka didapat kesimpulan sebagai berikut: a
Sebelum dilakukan tindakan Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif yang inovatif
sehingga gaya mengajar terkesan monoton, akibatnya peserta didik kurang antusias dan tertarik dalam melaksanakan pembelajaran, selain itu nilai hasil
menulis deskripsi peserta didik belum mencapai hasil yang memuaskan b
Sesudah dilakukan tindakan Penggunaan model pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes peserta didik.
2. Observasi terhadap guru
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru mengalami peningkatan. Pada pembelajaran siklus I, rata-rata skor hasil observasi terhadap guru pada pertemuan
pertama 3,11 dan pada pertemuan kedua 3,41. Jadi rata-rata skor aktivitas guru
commit to user 82
dalam pembelajaran siklus I adalah 3,32 baik. Sedangkan hasil observasi terhadap guru pada siklus II lampiran 9 dan 11 , rata-rata hasil observasi pada
pertemuan pertama 3,21 dan pada pertemuan kedua 3,74. Jadi rata-rata aktivitas
guru dalam pembelajaran siklus II adalah 3,66 baik. 3.
Hasil nilai tes menulis deskripsi peserta didik
a. Data nilai peserta didik kelas V sebelum diterapkannya model pembelajaran
koopertif Kepala Bernomor Struktur Pada waktu diadaknnya tes pra-siklus diketahui nilai rata-rata diperoleh
sebesar 58,6. Dari hasil ini masih didapati banyak peserta didik yang mendapat nilai kurang dari KKM 70, yaitu sebanyak 10 peserta didik. Peserta didik
yang memperoleh nilai antara 71 – 80 sebanyak 5 anak, nilai antara 61 – 70 ada
3 anak, nilai antara 51 – 60 ada 2 anak, nilai antara 41 – 50 ada 1 anak, nilai
antara 31 – 40 ada 2 anak, nilai antara 21-30 sebanyak 1 anak, dan yang
mendapat nilai antara 11-20 ada 1 anak. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik yang memperoleh nilai
70 pada interval 71 – 80 ada 5
peserta didik atau 40 dari jumlah keseluruhan peserta didik. b.
Data nilai peserta didik siklus I Berdasarkan daftar nilai yang terdapat pada lampiran. dapat diketahui nilai
hasil evaluasi menulis deskripsi peserta didik pada siklus I yang terdiri atas 2 pertemuan, sebagai berikut:
1 Pada pertemuan ke-1 peserta didik yang memperoleh nilai antara rentang
55-58 ada 1 peserta didik, 59-62 sebanyak 1 peserta didik, 63-66 ada 1 peserta didik, 67-70 ada 2 peserta didik, nilai 71-74 sebanyak 5 peserta
didik dan yang mendapat nilai antara 75-78 sebanyak 5 peserta didik. Dari data tersebut dapat diketahui rata-rata nilai sebesar 71,3 dan prosentase
ketuntasan belajar peserta didik mencapai 66,6 . 2
Pada pertemuan ke-2 peserta didik yang memperoleh nilai 61-65 sebanyak 2 peserta didik, nilai 66-69 ada 1 peserta didik, 70-73 ada 1 peserta didik,
74-77 ada 3 peserta didik, 78-81 ada 6 peserta didik, dan yang mendapat nilai 82-85 ada 2 peserta didik. Bila dilihat dari rentang nilai yang ada,
maka pada siklus I pertemuan ke-2 prosentase ketuntasan belajar peserta
commit to user 83
didik mengalami peningkatan menjadi 73,3 , artinya terjadi kenaikan sebesar 6,7. Dilihat dari nilai rata-rata juga meningkat dari pertemuan ke-
1 sebesar 71,3 menjadi 73,66. Sedangkan bila dibandingkan dengan pra-siklus, pembelajaran pada siklus
I mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bila dilihat dari nilai rata-rata yang semula 58,6 meningkat menjadi 72,45 lihat tabel 12,
begitu juga dengan prosentase ketuntasan belajar juga meningkat, yang semula 40 telah meningkat menjadi 69,9.
c. Data nilai peserta didik siklus II
1 Pada pertemuan ke-1 peserta didik yang mendapat nilai anatara rentang 62-
65 sebanyak 2 peserta didik, nilai 66-69 sebanyak 1 peserta didik, nilai 70- 73 ada 1 peserta didik, nilai 74-77 sebanyak 3 peserta didik, nilai 78-81
sebanyak 6 peserta didik, dan yang mendapat nilai 82-85 ada 2 peserta didik. Sedangkan rata-rata keseluruhan peserta didik sebesar 75.
2 Pada pertemuan ke-2 peserta didik yang mendapata nilai antara 55-58
sebanyak 1 peserta didik, nilai 59-62 ada 1 peserta didik, nilai 63-66 ada 1 peserta didik, nilai 67-70 ada 1 peserta didik, nilai 71-74 ada 1 peserta
didik, nilai 75-78 ada 1 peserta didik, nilai 77-80 sebanyak 2 peserta didik, nilai 81-84 ada 2 peserta didik, nilai 83-86 ada 4 peserta didik, dan nilai
antara 87-90 ada 1 peserta didik. Rata-rata kelas sebesar 76,73. Bila dibandingkan dengan nilai pada pertemuan 1 terdapat peningkatan sebesar
1,73. Bila dibandingkan dengan pra-siklus, pembelajran pada siklus II
mengalami peningkatan yang cukup baik, yaitu rata-rata yang semula sebesar 58,6 meningkat tajam menjadi 76,6.
Dengan melihat temuan hasil penelitian yang berupa data-data nilai di atas maka dapat diketahui adanya peningkatan proses maupun hasil pembelajaran
menulis deskripsi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur. Peningkatan dapat dilihat dari perhitungan rata-rata nilai
ketika diadakannya pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 15, yaitu:
commit to user 84
Tabel 15. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Menulis Deskripsi Peserta didik pada pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Pembelajaran Menulis
Deskripsi Pra-siklus
Sesudah dilaksanakan tindakan Siklus I
Siklus II 1
Nilai rata-rata 58,6
72,45 75,58
2 Nilai tertinggi
80 81
86 3
Nilai terendah 20
59,5 60,5
4 Prosentase Ketuntasan
33.3 49,9
80
Sedangkan bila dilihat dari prosentase ketuntasan hasil nilai peserta didik secara keseluruhan, baik itu pra-siklus, siklus I. dan siklus II, dapat dilihat pada
grafik 10, yaitu: Grafik 10. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Menulis deskripsi praSiklus,
Siklus I, dan Siklus II
Dari data perbandingan antara pra-siklus, siklus I, dan siklus II dapat dianalisis sebagai berikut:
Nilai rata-rata dari pembelajaran pra-siklus hingga siklus II terus mengalami peningkatan yaitu rata-rata yang semula 58.6 menjadi 72,45 terus
meningkat hingga 75,58. Sedangkan nilai tertinggi yang semula pada waktu pra-
33.3 69.9
80
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 90.0
pra siklus siklus I
siklus II
Pro se
n tas
e K
et u
n tas
an B
el aj
ar
m enu
lis d
es kri
p si
commit to user 85
siklus sebesar 80 setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 81, dan setelah dilaksanakan siklus II meningkat lagi menjadi 86,75. Untuk nilai terendah pada
masa pra-siklus terdapat peserta didik yang mendapat nilai 20, pada siklus I telah mengalami peningkatan menjadi 59,5, hingga pada siklus II meningkat menjadi
60,5. Kat pada siklus I menjadi 66,6 dan di akhir pembelajaran siklus II mengalami peningkatan menjadi 80 yaitu sejumlah 12 anak memiliki
keterampilan menulis deskripsi yang baik, artinya bahwa target penelitian dapat tercapai.
Dilihat dari hasil pekerjaan peserta didik dalam menulis deskripsi sudah mengalami peningkatan yang cukup berarti. Peserta didik yang semula belum bisa
mendeskripsikan objek sudah terampil mendeskripsikan objek dengan ciri-ciri cukup detail, semula susunan kalimat belum begitu baik setelah diadakannya
pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yaitu dapat menyusun sebuah karangan dekripsi ataupun laporan pengamatan dengan baik.
Dari 15 peserta didik dapat dikatakan yang memiliki rata-rata keterampilan menulis deskripsi dengan baik berkisar sekitar 12 peserta didik, yang
memiliki keterampilan menulis deskripsi sedang berjumlah 2 peserta didik, dan terdapat 1 peserta didik peserta didik yang memiliki keterampilan
menulis deskripsi dengan kriteria kurang. Faktor yang mendasari kurangnya keterampilan anak tersebut adalah dari dalam diri anak sendiri. Anak kurang
memberikan respon yang positif terhadap proses pembelajaran meskipun guru telah berusaha mengadakan pendekatan personal dan memberikan motivasi dan
bimbingan. Sedangkan penilaian terhadap aktivitas baik guru maupun peserta didik
dapat dilihat pada tabel 16: Tabel 16. Aktivitas Peserta didik dan Guru
No Jenis Aktivitas
Siklus I Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Aktivitas
peserta didik
2,85kurang
3,14cukup 3,42cukup 3,85baik
2 Aktivitas Guru
2,78kurang
3,09cukup 3,59baik
3,81baik
commit to user 86
Dari tabel di atas maka dapat dibuat tabel rata-rata penilaian, yaitu: Tabel 17. Rata-rata Aktivitas Peserta didik dan Guru pada Siklus I dan Siklus II
Skor rata-rata Siklus I
Siklus II Aktivitas Peserta didik
2,99 kurang 3,63 baik
Aktivitas Guru 2,93 kurang
3,70 baik
Grafik 11. Rata-rata Aktivitas Peserta didik dan Guru pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel dapat diketahui aktivitas peserta didik pada siklus I pertemuan 1 memiliki skor rata-rata 2,85 kurang, hal ini mencerminkan bahwa
pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 peaerta didik belum melaksanakan proses pembelajaran secara aktif. Sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas peserta didik
mulai menunjukkan peningkatan menjadi 3,14 cukup, bila dibuat rata-rata maka skor aktivitas peserta didik siklus I sebesar 2,99 kurang. Dengan kata lain
peserta didik belum berperan aktif selama proses pembelajaran. Keadaan ini menjadi meningkat pada pertemuan 1 siklus II, skor aktivitas peserta didik
menjadi 3,42 cukup sampai pada akhir siklus II aktivitas peserta didik semakin meningkat menjadi 3,85 baik, bila dibuat rata-rata maka didapati skor sebesar
3,63 baik, artinya telah terjadi peningkatan aktivitas peserta didik dibanding siklus I.
siklus I siklus II
Aktivitas Siswa 2.99
3.63 Aktivitas Guru
2.93 3.7
2.99 3.63
2.93 3.7
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
Ra ta
-ra ta
Akt iv
it a
s Si
s wa
da n
G u
ru
commit to user 87
Aktivitas guru pada pertemuan 1 siklus I memiliki skor 2,78 kurang, sdengkan pada pertemiuan 2 telah terjadi peningkatan menjadi 3,09 cukup, rata-
rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 2,93 kurang. Namun terjadi peningkatan pada siklus II pertemuan 1 yaitu sebesar 3,59 baik dan meningkat menjadi 3,81
baik di pertemuan akhir siklus II, dan didapati rata-rata skor akhir siklus II sebesar 3,70 baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa baik peserta didik
maupun guru keduanya mengalami peningkatan aktivitas pada setiap siklusnya. Peneliti sebagai guru selalu berusaha meningkatkan aktivitas di setiap pertemuan.
Guru selalu mengadakan evaluasi di setiap akhir pertemuan yang bermanfaat untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pengajaran pada pembelajaran yang
usai dilaksanakan sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan aktivitasnya pada pertemuan berikutnya. Selain itu guru juga mngedakan evaluasi
pada aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran baik. Dari beberapa pertemuan terdapat aktivitas yang kurang pada peserta didik. Hal ini karena masih
adanya beberapa kendala dan kekurangan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung, baik itu siklus I mapun siklus II. Kendala-kendala tersebut antara
lain: 1 kurangnya partisipasi peserta didik, mereka masih terlihat malu-malu dan belum begitu antusias selama proses pembelajaran, hal ini dimungkinkan karena
mereka berhadapan dengan guru baru; 2 sebagian dari peserta didik masih belum mengerti makna pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur; 3 beberapa
dari peserta didik masih bersikap individual, sehingga pembelajaran koopertif belum berjalan sesuai harapan; 4 ada peserta didik yang masih enggan
memperhatikan apalagi mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mereka bersikap malas dan acuh tak acuh, bahkan ada 1 anak yang tidak mengerjakan
tugas sama sekali. Dari kendala-kendala tersebut peneliti mengadakan upaya perbaikan
yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, dalam hal ini peneliti berusaha mengadakan pendekatan personal terhadap tiap-tiap
peserta didik. Peneliti memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik bagaimana melakasanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif Kepala Bernomor Struktur. Selain itu peneliti memberikan bimbingan
commit to user 88
pada masing-masing kelompok bagaimana mereka seharusnya bekerja sama dalam melaksanakan tugas. Peneliti juga tidak lupa untuk memberikan motivasi
dan penghargaan baik itu penghargaan verbal maupun nonverbal yang dimaksudkan agar peserta didika-peserta didik lebih termotivasi selama proses
pembelajaran dilaksanakan. Dari analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat dibuat suatu
kesimpulan yaitu adanya peningkatan keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur tahun pelajaran 20102011. Peningkatan tersebut tejadi
pada hasil menulis deskripsi peserta didik ddan juga aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif dan tertarik untuk belajar.
Peserta didik juga belajar bagaimana bekerja sama dengan teman lain,bersosialisasi, dan bertukar pikiran dengan teman sebayanya.
commit to user
89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas PTK untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur
Sukoharjo dengan melaksanakan 2 siklus pembelajaran yang terdiri atas 4 kali pertemuan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Bahwa hipotesis
yang diajukan pada penelitian ini telah terbukti. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi peserta didik terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil pembelajaran pratindakan nilai rata-rata kelas
58,6 dengan ketuntasan klasikal 33,3. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 72,45 dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 69,9. Pada
siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,58 dan ketuntasan kalsikal menjadi 80. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V MIN Mulur tahun pelajaran 20102011
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama 2 siklus yang terdiri atas 4 kali pertemuan, maka dapat diberikan suatu implikasi
penelitian, sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoritis Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Kepala Bernomor struktur untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo terbukti telah
mengalami peningkatan hasil belajar peserta didik, hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Dalam menerapkan pembelajaran model kooperatif hendaknya guru dapat memilih tipe pembelajaran yang lebih bervariatif. Pembelajaran