commit to user 34
d Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok lain
e Kesimpulan
Baik pada pembelajaran Kepala Bernomor maupun Kepala Bernomor struktur, keduanya menerapkan langkah awal yaitu penomoran
atau numbering. Numbering yaitu pemberian nomor pada masing-masing anak di tiap-tiap kelompok. Hanya saja pada pembelajaran Kepala
Bernomor Struktur, fungsi dari penomoran selain untuk membedakan peran masing-masing anak juga untuk menunjukkan sebuah kerja sama
yang runtut dan berkesinambungan. Sebagai contoh kelompok yang terdiri atas 4 anak, maka pengklasifikasian tugas bisa berupa: nomor 1
bertugas mencatat soal, nomor 2 bertugas mengerjakan soal, nomor 3 bertugas melaporkan hasil pekerjaan, dan nomor 4 bertugas menanggapi
hasil diskusi dari kelompok lain. Meskipun dalam satu kelompok memiliki peran yang berbeda-beda, tapi dalam prosesnya seluruh anak
harus menguasai materi masing-masing anggota. Oleh sebab itu guru harus mengarahkan agar anak-anak bekerja sama dan saling membantu
dalam kelompok.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu: Elvi Susanti 2009 dengan judul
”Penerapan Metode Kooperatif Learning Tipe Teknik Kepala Bernomor Struktur dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Pkn Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 19 Kota Bengkulu”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata skor observasi guru sebesar 34 dengan kriteria baik, dan rata-rata skor observasi siswa sebesar 32,5
dengan kriteria cukup. Pada siklus II rata-rata skor observasi guru sebesar 39,5 dengan kriteria baik dan rata-rata skor observasi siswa sebesar 38,5 dengan
kriteria baik. Hasil analisis ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 52,7 dengan nilai rata-rata 6,902. Pada siklus II ketuntasan belajar secara
commit to user 35
klasikal meningkat menjadi 91,6 dengan nilai rata-rata siswa menjadi 8,069. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Kooperatif Tipe
Teknik Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang kurang tepat di dalam kelas dapat menimbulkan permasalahan. Baik itu disebabkan oleh kesalahan penyampaian, cara mengajar
yang kurang tepat, penggunaan media dan alat belajar yang kurang tepat, rendahnya motivasi belajar ataupun penggunaan model maupun metode
pembelajarn yang kurang tepat. Dalam sebuah proses pembelajaran, hendaknya dilaksanakan sesuai kemampuan dan karakteristik anak sehingga metode maupun
model yang digunakan juga sesuai. Hal yang tak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah terciptanya PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Sehingga selama proses pembelajaran, siswa tidak hanya merasa senang untuk belajar tapi mereka aktif mengikuti pembelajaran
karena merasa ikut dilibatkan. Setelah diketahui adanya kesalahan penyampaian dan penggunaan model
dan metode yang kurang tepat, atau belum diterapkannya model-model pembelajaran inovatif , maka dapat diambil suatu tindakan untuk mengatasi
masalah yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan dia atas dapat diperoleh alur kerangka berpikir pada
bagan 1, yaitu:
commit to user 36
Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Tindakan