Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

commit to user 50 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Kandungan bakteri E.coli X’ 3 Skor Frekuensi Persentase 2 1 1,0 5 3 3,0 6 10 10,0 7 14 14,0 8 72 72,0 Total 100 100,0 Sumber:data diolah, 2011. Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel pada skor 8 dan 9 mempunyai frekuensi terendah yaitu 1. Pada skor 10 mempunyai frekuensi 3, skor 11 mempunyai frekuensi yaitu 11. Pada skor 12 mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 45. Pada skor 13 mempunyai frekuensi yaitu 13, pada skor 14 mempunyai frekuensi 11, pada skor 15 mempunyai frekuensi 4, Sedangkan pada skor 16 mempunyai frekuensi 11.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk analisis statistik dengan teknik regresi berganda harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Menurut Singgih Santoso 2001 deteksi adanya multiko dilakukan dengan mengamati : Besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. a Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 b Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1 Tabel 13. Hasil Uji Multikolinieritas Model Nilai Toleransi VIF commit to user 51

1 Kualitas Pelayanan

0,985 1,015 Kualitas Air 0,985 1,015 Sumber : data primer diolah, 2010 Dari hasil diatas dapat diketahui koefisien VIF kedua variabel, yaitu kualitas pelayanan dan kualitas air adalah 1.015 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa tidak terjadi multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel bebas.

2. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode-1 sebelumnya. Menurut Singgih Santoso 2001 untuk mendeteksi hal autokorelasi ada 3, yaitu: 4. Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 5. Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 6. Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. Tabel 14. Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 1,897 Sumber : data primer diolah 2010 Dari hasil output diatas didapat nilai DW sebesar 1,897 sedangakan dari table DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data 100, dengan jumlah variabel bebas 2, maka hasil tersebut berarti angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi, sehingga regresi yang dihasilkan baik.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat commit to user 52 60 70 80 90 Kepuasan Pelanggan -4 -3 -2 -1 1 2 Reg ressi on St andar di zed P redi ct ed Val ue Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Scatterplot ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Singgih Santoso 2001 menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Gambar 4. Grafik Scatterplot Diagram Pencar Sumber : Data primer diolah, 2010. commit to user 53 Scatterplot di atas tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, sehingga regresi yang dihasilkan baik.

4. Uji Normalitas