Landasan Pembelajaran Tematik Kajian tentang Pembelajaran Tematik

15 a. Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat kontekstual. Artinya pembelajaran dikemas dalam sebuah format keterkaitan antara kemampuan peserta didik dalam menemukan masalah dengan memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari. b. Memiliki tema sebagai pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian. c. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan joyfull learning. d. Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik. e. Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu. f. Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan. g. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didik. h. Pembelajaran bersifat fleksibel. i. Penggunaan variasi metode dalam pembelajaran. Berbeda dengan pendapat di atas, Trianto 2011: 155-156 menyatakan secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut. a. Prinsip penggalian tema Tema hendaknya tidak terlalu luas, bermakna, relevan, otentik dan sumber belajarnya tersedia sehingga dapat mewadahi minat dan perkembangan psikologis anak. Di dalam prinsip penggalian tema ini, tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Namun tema tersebut harus dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak pelajaran. b. Prinsip pengelolaan pembelajaran Guru sebagai pemegang kunci pengelolaan pembelajaran sebaiknya mampu menempatkan diri dalam proses pembelajaran. Guru tidak boleh 16 menjadi pemeran utama yang mendominasi dalam interaksi pembelajaran tersebut. Ide-ide yang muncul seketika harus bisa diakomodasi oleh guru sehingga pembagian tugas individu maupun kelompok menjadi jelas. Peran yang dituntut kepada guru adalah sebagai fasilitator dan mediator proses belajar mengajar. c. Prinsip evaluasi Untuk mengetahui hasil dari pembelajaran diperlukan suatu evaluasi. Langkah yang positif dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran tematik, yaitu dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Di samping itu juga ada bentuk evaluasi lainnya. d. Prinsip reaksi Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam setiap peristiwa proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa diarahkan kepada seluruh kesatuan aspek yang utuh dan bermakna. Oleh karena itu guru dituntut untuk mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara tuntas. Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran tematik meliputi empat prinsip yang berbeda-beda. Keempat prinsip tersebut yaitu penggalian tema, pengelolaan pembelajaran, evaluasi dan reaksi. 17

5. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik mempunyai karakteristik yang berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Trianto 2011: 163-164 menjelaskan ada enam karakteristik pembelajaran tematik, yaitu sebagai berikut. a. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa student center, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. b. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa direct experiences. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan