Pengertian Pembelajaran Tematik Kajian tentang Pembelajaran Tematik

13 a. Progresivisme Pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami dan tidak artifisial. Pembelajaran di sekolah saat ini tidak seperti keadaan dalam dunia nyata, sehingga tidak memberikan makna kepada siswa. b. Konstruktivisme Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain yang sudah diabstraksikan. c. DAP Developmentally Appropriate Practice Pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat siswa. d. Normatif Pembelajaran terpadu hendaknya dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tujuan-tujuan pembelajaran. e. Praktis Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaannya dalam mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu dikembangkan berdasarkan empat landasan pemikiran yaitu progresivisme, konstruktivisme, DAP Developmentally Appropriate Practice, normatif, praktis. 14

4. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran terpadu. Menurut Ujang Sukandi, dkk dalam Trianto, 2010: 154, pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa macam materi pelajaran. Pembelajaran tematik perlu memilih materi dari beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling berkaitan. Dengan demikian, materi- materi tersebut akan dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi, ada materi pengayaan dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam kurikulum. Perlu diingat, penyajian materi pengayaan perlu dibatasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa. Seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal. Materi pembelajaran yang dipadukan tidak perlu terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan Trianto, 2011: 154. Mamat S.B, dkk. 2005: 14 menyatakan bahwa prinsip yang mendasari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut. 15 a. Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat kontekstual. Artinya pembelajaran dikemas dalam sebuah format keterkaitan antara kemampuan peserta didik dalam menemukan masalah dengan memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari. b. Memiliki tema sebagai pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian. c. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan joyfull learning. d. Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik. e. Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu. f. Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan. g. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didik. h. Pembelajaran bersifat fleksibel. i. Penggunaan variasi metode dalam pembelajaran. Berbeda dengan pendapat di atas, Trianto 2011: 155-156 menyatakan secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut. a. Prinsip penggalian tema Tema hendaknya tidak terlalu luas, bermakna, relevan, otentik dan sumber belajarnya tersedia sehingga dapat mewadahi minat dan perkembangan psikologis anak. Di dalam prinsip penggalian tema ini, tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Namun tema tersebut harus dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak pelajaran. b. Prinsip pengelolaan pembelajaran Guru sebagai pemegang kunci pengelolaan pembelajaran sebaiknya mampu menempatkan diri dalam proses pembelajaran. Guru tidak boleh