Dalil Kewarisan Islam Mawaris
“Dan bagimu suami-suami seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai
anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau dan seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang
kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau dan sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik
laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-
laki seibu saja atau seorang saudara perempuan seibu saja, Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam
harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah
dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat kepada ahli waris.
Allah menetapkan yang demikian itu sebagai syariat yang benar- benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Penyantun
”. QS. an-Nisaa’[4]: 12. Ayat ini masih merupakan lanjutan dari rincian ketentuan
tentang bagian masing-masing ahli waris. Pertama: suami mendapatkan setengah bagian 12 dari harta yang ditinggalkan
isterinya, jika isterinya tidak mempunyai anak. Kedua: suami mendapatkan bagian seperempat 14 dari harta yang ditinggalkan
isterinya, jika isterinya mempunyai anak. Ketiga: isteri atau beberapa isteri bersekutu dalam mendapatkan bagian seperempat
bagian 14 dari harta yang ditinggalkan suaminya, jika suaminya tidak mmpunyai anak. Keempat: isteri atau beberapa isteri
bersekutu dalam mendapatkan bagian seperdelapan bagian 18 dari harta yang ditinggalkan suaminya, jika suaminya mmpunyai
anak. Kelima: jika seseorang meninggal tidak meninggalkan bapak dan anak, tapi meninggalkan saudara laki-laki seibu atau saudari
perempuan seibu, masing-masing dari keduanya mendapatkan seperenam bagian 16. Keenam: jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam mendapatkan sepertiga bagian 13.
25
4 QS. an-Nisaa’ Ayat 13:
“Hukum-hukum tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya kedalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai- sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan
yang besar
”. QS. an-Nisaa’[4}: 13. 5
QS. an-Nisaa’ Ayat 14:
“Dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan
”. QS. an-Nisaa’[4]:
14
Kedua ayat di atas memberi dorongan, peringatan serta janji dan ancaman dengan menegaskan bahwa bagian-bagian yang
ditetapkan di atas, itu adalah batas-batas Allah yakni ketentuan- ketentuan-Nya yang tidak boleh dilanggar. Siapa taat kepada Allah
25
Ibid., h. 348-349.
dan rasul-Nya dengan mengindahkan batas-batas itu, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa yang mendurhakai
Allah dan rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka.
26
6 QS. an-Nisaa’ Ayat 176:
.
“Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah yaitu: jika
seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai seluruh harta saudara
perempuan, jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka ahli waris itu terdiri dari saudara-saudara laki dan perempuan, Maka
bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan hukum ini kepadamu,
supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu
”. QS. an-Nisaa’[4]: 176 Ayat ini merupakan petunjuk atau fatwa menyangkut
pertayaan tentang kalalah seseorag yang meninggal dunia tidak meninggalkan bapak dan tidak meninggalkan anak. Pertama: Jika
yang meninggal dunia mempunyai satu orang saudara perempuan sekandung atau sebapak, maka saudara perempuan itu
mendapatkan setengah
bagian 12
dari harta
yang
26
Ibid., h. 350.
ditinggalkannya. Kedua: Jika yang meninggal dunia mempunyai saudara laki-laki sekandug atau sebapak, maka ia mewarisi
seluruh harta yang ditiggalkannya. Ketiga: Jika saudara perempuan itu dua orang atau lebih, maka mereka bersekutu dalam
mendapatkan 23. Keempat: Jika yang meninggal dunia mempunyai saudara laki-lai dan juga saudara perempuan
sekandung atau sebapak, maka bagian laki-laki sama dengan bagian dua orang saudara perempuan.
27
b. Al-Hadits
1 Hadit Nabi dari Abdullah ibnu Abbas ra.:
ْ ا ع ، أ ْ ع ، ْ ا َ ح ، ْ َ ح ، ا ْ إ ْ ْس َ ح
ص ََ سر ق : ق ، َ ع : َ س ْ ع َ َ
ف ، ْ أ ضئا ا ا قحْ أ جر ْ ِ ف ق
ك ر خ ا ا ر .
28
“Berikanlah Faraidh bagian yang ditentukan itu kepada yang berhak dan selebihnya kepada laki-laki dari keturunan laki-laki
yang terdekat ”. HR. Bukhari
2 Hadits Nabi dari Usamah bin Zaid ra:
ْ ا ع ، ص ع أ َ ح ْ ع ، ْ سح ْ ِ ع ْ ع ، ش ْ ا ع ،جْ ج
ْ ع َ َ ص َ َ ا َ أ : ْ ع ََ ضر ْ ْ سأ ْ ع ، ْ ع ْ ْ ع
ْس ا ف ا ا ف ا ْس ا ا : ق َ س
. ا ر
س
29
“Dari Usamah bin zaid ra. bahwa Nabi saw. Bersabda: seseoran muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak mewarisi
seorang muslim ”. HR. Muslim
27
Ibid., h.655.
28
Al- Hafid ‘Abdul Azhim bin ‘Abdul Qowi Zakiyyudin al-Mundziri, Ringkasan Hadits
Shahih Bukhariy, Terj. dari Mukhtashar Shahih Bukhari oleh Imam al-Mundziri, Jakarta: Pustaka Amani, cet. II, h. 1035.
29
Al- Hafid ‘Abdul Azhim bin ‘Abdul Qowi Zakiyyudin al-Mundziri, Ringkasan Shahih
Muslim, Terj. Ringkasan Hadits Shahih Muslim oleh Imam al-Mundziri, Jakarta: Pustaka Amani Cet. II, h. 545.