Definisi dan Cakupan Hukum Keluarga Islam Indonesia

39 dan Pontianak. Para ulama memegang peran sebagai penasihat dan hakim di peradilan-peradilan tersebut. Namun, hal yang sangat disayangkan adalah peradilan-peradilan tersebut belum memiliki suatu buku hukum yang sistematis. Aturan hukum yang diterapkan masih berupa doktrin fikih yang abstrak sebagaimana masa-masa sebelumnya. 10 Dalam menyikapi situasi tersebut, VOC yang sedang berkuasa saat itu mencoba menerapkan hukum Belanda pada masyarakat. Akan tetapi, kebijakan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena bertentangan dengan kesadaran hukum yang hidup di masyarakat. Kecenderungan kesadaran hukum yang hidup di bidang perkawinan, wakaf dan kewarisan pada saat itu adalah hukum Islam. 11 Kagagalan penerapan hukum Belanda menjadi faktor VOC mengeluarkan Statuta Batavia pada tahun 1642. Isi terpenting dari statuta tersebut adalah penegasan bahwa penyelesaian sengketa waris yang dihadapi oleh orang pribumi yang beragama Islam adalah menggunakan hukum Islam yang dipakai sehari-hari. Selanjutnya, kolonial VOC juga menyusun kitab hukum yang dikenal dengan Compendium Freijer pada tahun 1760. Buku ringkasan ini mengatur tentang hukum perkawinan dan kewarisan Islam. Setelah direvisi dan disempurnakan oleh para penghulu, buku tersebut diberlakukan dan dijadikan rujukan hukum oleh pengadilan dalam 10 M. Yahya Harahap, “Informasi Materi Kompilasi Hukum Islam: Mempositifkan Abstraksi Hukum Islam”, dalam Cik Hasan Bisri, ed., Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama di Indonesia, h. 25-26 11 M. Yahya Harahap, “Informasi Materi Kompilasi Hukum Islam: Mempositifkan Abstraksi Hukum Islam”, dalam Cik Hasan Bisri, ed., Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama di Indonesia, h. 26 40 menyelesaikan sengketa yang terjadi di kalangan masyarakat Islam di daerah yang dikuasai oleh VOC. 12 Penggunaan Compendium Freijer tidak berlangsung lama karena pada tahun 1800 VOC menyerahkan kekuasaan Indonesia kepada Hindia Belanda. Pada masa ini, secara sistematis penggunaan hukum Islam tidak diakui lagi. Pemerintah Hindia Belanda mencoba mengganti sistem hukum Islam yang berlaku menjadi hukum adat. Pemerintah Hindia Belanda memaksakan pemberlakuan dua sistem yang berlaku di Indonesia, yaitu hukum adat yang diperuntukkan untuk golongan bumiputera dan hukum barat bagi golongan Eropa. 13 Upaya paksaan untuk melenyapkan hukum Islam yang dilakukan oleh kolonial Belanda terakhir kali ditetapkan melalui Staatsblaad 1937 No. 116. Aturan ini merupakan hasil usaha komisi Ter Haar yang berisi sebagai berikut: 14 a. Hukum kewarisan Islam belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat b. Pencabutan wewenang Peradilan Agama Raad untuk mengadili perkara kewarisan dan dialihkan kepada Peradilan Negeri Landraad c. Peradilan Agama di Jawa dan Madura hanya berwenang memeriksa perkara perkawinan saja 12 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 13 13 M. Yahya Harahap, “Informasi Materi Kompilasi Hukum Islam: Mempositifkan Abstraksi Hukum Islam”, dalam Cik Hasan Bisri, ed., Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama di Indonesia, h. 26-27 14 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 18