Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

2. Learning involves the unconscious functions as well as the conscious functions 3. The norms of the society often block the process of learning 4. Language learning will take place if language learners maintain their feeling of security 5. Language learning is a process of habit information Menurut Setiyadi 2006: 11 pembelajaran learning didefinisikan antara lain: 1. Pembelajaran merupakan sarana fasilitasi menemukan bagi peserta didik daripada mengulang dan mengingat tanpa memahami apa yang dipelajari 2. Pembelajaran melibatkan fungsi sadar dan tak sadar 3. Norma social sering menghambat proses pembelajaran 4. Pembelajaran merupakan proses dimana peserta didik merasa aman dan nyaman 5. Pembelajaran merupakan proses kebiasaan Proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas penguasaan Bahasa Inggris pada siswa. Brown 2001: 56 menyebutkan bahwa pembelajaran bahasa kedua yang efisien adalah: Pembelajaran bahasa yang melibatkan gerakan tepat waktu, dari pengontrolan bentuk-bentuk bahasa ke dalam proses otomatis dari bentuk-bentuk bahasa yang tidak terbatas jumlahnya. Analisis bahasa yang berlatih, berpikir terlalu banyak tentang bentuk-bentuknya, dan secara sadar terikat dengan aturan-aturan bahasa yang cenderung mengganggu munculnya otomatisasi. Sehingga dalam mempelajari Bahasa Inggris tidak hanya mengenali bentuk- bentuk kalimat tapi juga tata bahasa perlu juga diperhatikan, motivasi siswa sangat diperlukan dalam penguasaan Bahasa Inggris khususnya keterampilan berbicara speaking.

2.1.1 Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris

Tujuan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas adalah menitik beratkan pada prilaku siswa atau perbuatan performance sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa, dan yang teramati, serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran mengemban tugas utama untuk mendidik dan membimbing siswa-siswa dalam belajar serta mengembangkan dirinya. Menurut Chaney, 1998:13 “speaking is the process of building and sharing meaning through the use of verbal and non-verbal symbol, in a variety of context ”. Ia berpendapat berbicara adalah proses membuat dan menyampaikan maksud melalui simbol baik kebahasaan maupun non bahasa dalam konteks yang berbeda. Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan. Di sisi lain, Huebner, 1960: 5 menyatakan speaking is a skill used by someone in daily life communication wether at school. The skill is acquired by much repetition; it primarily a neuromuscular and not an intellectual process. Ia menyatakan bahwa berbicara merupakan keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh melalui pengulangan. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau gagasan. Dalam proses belajar di sekolah, anak-anak mengembangkan kemampuan secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya, mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Makin lama kemampuan tersebut menjadi semakin sempurna dalam arti strukturnya menjadi benar, pilihan katanya semaki tepat, kalimat-kalimatnya semakin bervariasi, dsb. Keterampilan berbicara merupakan tujuan pembelajaran pada ranah psikomotor yang berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau anggota badan lainnya dengan ekspresi dan kemampuan berbicara. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan keterampilan berbicara tersebut adalah: 1. Berlatih dengan pola progresif, yaitu bahwa keterampilan siswa dalam menghadapi kesulitan ini harus dikembangkan dengan jangka waktu yang lama bahkan dimulai dengan respon sederhana seperti yes, it is dan menggabungkan respon yang sulit seperti yes, I should, shouldn’t I. 2. Berlatih dengan pola statis, yaitu dengan mengajarkan perbandingan kata sifat dalam sejumlah pelajaran yang terbatas dan tidak dengan waktu yang lama. 3. Praktik mengarang secara lisan yaitu cara latihan dimana siswa diharuskan memproduksi sedikit karangan bahasa Inggris yang mereka tahu dengan baik Alexander, 2005: 9. Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS X-8 SMA NEGERI 21 MEDAN.

0 2 14

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII E SMP Ne

0 3 18

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202