Motivasi Belajar Kegiatan Guru setelah Pembelajaran

1. Belajar demi memenuhi kewajiban 2. Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan 3. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang disajikan 4. Belajar demi memperoleh pujian dari orang penting seperti orang tua dan guru 5. Belajar demi meningkatkan gengsi 6. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi prasarat kenaikan atau golongan administratif. Indikator siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari ketika proses pembelajaran sedang berlangsung yakni bergairah, senang, ceria, siap menerima pembelajaran baru, suka tantangan, suka mengerjakan soal, dan mampu berargumentasi. Sedangkan menurut B. Uno 2008: 2003 indikator motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil intrinsik 2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar intrinsik 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan intrinsik 4. Adanya penghargaan dalam belajar ekstrinsik 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar ekstrinsik 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. ekstrinsik. peranan motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh beberapa kesulitan. Motivasi yang tinggi dapat mengiatkan aktivitas belajar siswa dan membuat siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dipelajarinya. Berdasarkan pengertian dan teori-teori di atas, maka yang dimaksud motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri seseorang karena adanya kebutuhan tertentu yang menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai satu tujuan. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri motivasi intrinsik maupun yang datang dari luar diri motivasi ekstrinsik dengan cara senantiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.

2.3.6 Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Adiyanto 2008 dalam penelitiannya menggambarkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran Fisika dengan materi gerak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus yang diikuti dengan peningkatan hasil belajar fisika siswa. 2. Wulandari 2009 menjelaskan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Ekonomi siswa dari siklus ke siklus. 3. Ningrum 2006 melalui penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam studi Matematika. Pembelajaran seperti ini merangsang kesenangan dan kegairahan siswa untuk membaca sehingga meningkatkan kemampuan membaca siswa. 4. Fatimah 2004 menyatakan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan proses pembelajaran Matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras dimana siswa aktif baik dalam hal diskusi maupun kerja kelompok. Dari kajian beberapa penelitian diatas, terdapat persamaan dengan penelitian ini dimana pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT dimana pembelajaran tipe tersebut mampu memberikan motivasi bagi siswa sehingga terdapat peningkatan-peningkatan dalam proses pembelajaran. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah terletak pada mata pelajaran dimana penelitian sebelumnya meneliti mata pembelajaran ekonomi dan matematika sedangkan mata pelajaran penelitian ini adalah bahasa Inggris. Akhir-akhir ini ada beberapa isu dimana terdapat beberapa kendala yang dihadapi sebagian besar para siswa terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris dimana para siswa harus menguasai empat skill dan salah satunya adalah kemampuan berbicara. Oleh karena itu, peniliti berencana menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan pembelajaran berbicara siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang metode penelitian yang akan digunakan diantaranya: desain penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, lama tindakan dan indicator keberhasilan, definisi konseptual dan operasional, prosedur penelitian, dan pengumpulan data.

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto 2007: 17 penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahapan dalam satu siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan analisis. Peneliti bersama guru Bahasa Inggris kelas X, mencoba mengidentifikasikan masalah dan kelemahan yang dihadapi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Kemudian melakukan tindakan yang tepat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara Bahasa Inggris siswa,

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMAN 8 Bandar Lampung, pada anak kelas X1 dan X2, tahun pelajaran 2012-2013, yang berjumlah 66 siwa dengan rincian kelas X1 sebanyak 34 siswa dan kelompok X2 sebanyak 32 siswa. Subjek penelitian ini bersifat intersubjektif. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012 –2013.

3.3 Lama Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Lama tindakan untuk mengetahui tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris speaking di kelas X SMAN 8 Bandar Lampung, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tindakan ini dilakukan dalam 3 siklus yang terdiri dari 2 kali pertemuan dalam setiap siklusnya, penelitian ini memuat empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksievaluasi. Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan ini adalah: 1. penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, dikatakan berhasil bila telah mencapai skor rata-rata 4 dengan kategori baik, penilaian menggunakan skala 1-5 dengan criteria 1=sangat kurang, 2=kurang, 3=sedang, 4=baik, 5=sangat baik. 2. Penilaian pelaksanaan pembelajaran speaking siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dilihat dari peningkatan aktivitas siswa yang diamati dalam mengikuti setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Indicator tercapai apabila siswa yang aktif dalam proses pembelajaran mencapai 75.. 3. Penilaian motivasi belajar siswa dikatakan berhasil apabila 75 siswa memperoleh kategori motivasi tinggi, penilaian berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh siswa yang terdiri dari 20 pernyataan yang terdiri dari 4 pilihan a,b,c, dan d dengan bobot skor , a = 1, b = 2, c = 3, d = 4.

4. Keterampilan berbicara bahasa inggris siswa dikatakan berhasil apabila

siswa yang tuntas belajarnya mengalami peningkatan pada setiap siklus, siklus berhenti jika siswa yang tuntas mendapat nilai KKM ≥ 70 mencapai 75. Indikator penilaian keterampilan berbicara dalam penelitian menekankan pada unsur-unsur keterampilan berbicara yaitu grammatical, fluency, pronounciation, dan vocabulary Depdiknas, 2005.

3.4 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Mills dalam Wardani 2007: 2.5 dalam melakukan penelitian tindakan maka harus melewati empat tahapan yang merupakan satu siklus atau daur yaitu: 1 mengidentifikasi satu bidang yang menjadi perhatian kita, 2 mengumpulkan data, 3 menganalisis dan menginterpretasikan data, dan 4 mengembangkan rencana tindakan. Penelitian dilaksanakan melalui tahapan siklus dan dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan untuk perbaikan disesuaikan dengan hasil refleksi pada setiap siklusnya. Di bawah ini digambarkan diagram prosedur penelitian yang akan dilaksanakan.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS X-8 SMA NEGERI 21 MEDAN.

0 2 14

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII E SMP Ne

0 3 18

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202