Tujuan pendidikan moral Tujuan Komunikasi dalam Keluarga

21 Penanaman nilai penghargaan terhadap lingkungan dapat diberikan melalui kegiatan kerja bakti. Dalam kegiatan kerja bakti bukan hanya mengenai menyapu namun juga merawat tumbuh-tumbuhan. Anak ditunjukkan bahwa lingkungan alam yang hijau dan asri sangat membantu kesehatan dan kenyaman hidup manusia. Pendidikan moral dalam keluarga ada untuk mengembangkan tingkat pertimbangan moral anak yang akan diwujudkan dalam perilaku moral anak. Pendidikan keluarga akan membantu anak untuk mempersiapkan diri sebelum berinteraksi dan menyesuaikan diri di masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakat. Jadi pendidikan moral keluarga adalah proses yang diinisiasi oleh orang tua untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan anak mengenai nilai baik dan buruk sesuai budaya di lingkungannya. Berdasarkan pembahasan di atas indikator yang dijadikan dasar dalam menyusun instrumen untuk mengukur pendidikan moral dalam keluarga menurut Suparno dkk diantaranya yaitu nilai religiusitas, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang, tanggung jawab, penghargaan terhadap lingkungan. Pemberian pendidikan moral pada anak harus seimbang pada semua materi agar anak memiliki pedoman dalama bertingkah laku baik sebagai makhluk Tuhan, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai sesama makhluk hidup.

c. Tujuan pendidikan moral

Pendidikan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang Sjarkawi 2008:38. Artinya pendidikan moral bukan hanya memahami tentang aturan baik dan buruk melainkan meningkatkan perilaku moral 22 seseorang. Frankena dalam Sjarkawi 2008:49 mengemukakan lima tujuan pendidikan moral sebagai berikut. 1 Mengusahakan suatu pemahaman “pandangan moral” ataupun cara-cara moral dalam mempertimangkan tindakan-tindakan dan penetapan keputusan apa yang seharusnya dikerjakan. 2 Membantu mengembangkan kepercayaan satu atau beberapa prinsip umum yang fundamental, ide, nilai sebagai suatu pijakan atau landasan untuk pertimbangan moral dalam menentukan suatu keputusan. 3 Membantu mengembangkan kepercayaan pada norma-norma konkret, nilai-nilai, kebaikan-kebaikan seperti pada pendidikan moral tradisional yang selama ini dipraktikan. 4 Mengembangkan suatu kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang secara moral baik dan benar. 5 Meningkatkan pencapaian refleksi otonom, pengendalian diri atau kebebasan mental spiritual, meskipun bisa membuatorang menjadi pengkritik terhadap prinsip- prinsip, ide-ide, dan aturan-aturan umum yang sedang berlaku. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan moral adalah agar anak mengetahui dan memahami nilai yang baik dan buruk dan mewujudkannya dalam perilaku moral sehari-hari. Pendidikan moral yang diberikan bukan hanya untuk mengenalkan nilai-nilai baik dan buruk melainkan dapat meningkatkan perilkau moral anak. Maksudnya dengan memperoleh pendidikan 23 moral yang baik maka akan meningkatkan pemahaman moral anak sehingga mengendalikan diri anak untuk berperilaku yang baik secara moral.

d. Metode Pendidikan Moral

Dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak dibutuhkan cara yang sesuai sehingga tujuan dari pendidikan moral dapat tercapai. Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam Fatchurrohman:2015 ada lima metode dalam mendidik moral anak dalam keluarga yaitu keteladanan, adat kebiasaan, nasihat, memberikan perhatian, hukuman. 1 Keteladanan Yang dimaksud keteladanan yaitu memberikan teladan atau contoh perlaku yang baik dari orang dewasa kepada anak-anak dalam berbagai relasinya. Sebagian besar perilaku anak diperoleh dari akumulasi berbagai tingkah laku yang mereka lihat dari orang dewasa disekitarnya. Dalam teori belajar sosial disampaikan bahwa anak- anak belajar dari hal-hal pokok melalui pengamatan dan dan model yang ditampilkan orang lain di sekitarnya. Penelitian penelitian Bandura menyebutkan bahwa anak lebih suka tingkah laku yang mereka lihat dari orang yang memiliki kemmapuan, memiliki kekuasaan, orang yang suka mensuport, dan memberikan penguatan kepadanya. Tingkah laku seseorang merupakan alat paling efektif untuk mempengaruhi orang lain. Perilaku merupakan bahasa tubuh body language bagi orang lain untuk mengkomunikasikan nilai moral kepadanya. 24 2 Pembiasaan Orang tua dapat mementuk moral anak melalui pembiasaan yang baik kepada mereka. Pembiasaan penting untuk pembentukan moral dan juga untuk merubah moral. agar pembiasaan dapat berhasil, perlu diperhatikan hal-hal berikut: a Pembiasaan harus dimulai sedini mungkin b Pembiasaan hendaknya terus menerus c Pembiasaan seharusnya tegas, jangan sampai memberikan peluang pada anak untuk melanggar pembiasaan. d Pembiasaan yang semula mekanis harus diarahkan pada kesadaran diri. 3 Nasihat Nasihat merupakan petuah yang dimaksudkan agar seseorang melaksanakan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Pemberian nasihat dari orangtua pada anak dimaksudkan agar anak tidak melakukan keburukan atau melanggar norma. Orang tua perlu memberikan nasihat pada anaknya sedini mungkin karena anak-anak masih belum memahami dengan baik akan kebaikan. Nasihat yang diberikan orang tua kepada anaknya meliputi tata krama kepada diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhannya. Orang tua dalam memberikan nasihat kepada anak sebaiknya tidak dalam keadaan marah melainkan penuh dengan tenag, senang, dan penuh kesadaran. 4 Memberikan perhatian Pemberian perhatian orang tua kepada anaknya merupakan wujud kasih sayang kepada anak-anaknya. Bagi anak, perhatian orang tua merupakan daya dorong untuk 25 mengekspresikan diri dan tumbuh sewajarnya.oleh karena itu sangat penting untuk orang tua memberikan perhatian kepada anak-anaknya. Pemberian perhatian orang tua kepada anaknya dapat dilakukan dengan memperhatikan keadaannya, memenuhi kebutuhannya, membantu segala kesulitannya, meluruskan kesalahannya, menerima keadaanya, mendengarkan keluhannya, mendengarkan ceritanya dengan sungguh-sungguh, dan selalu mendampinginya. Apabila orang tua mampu memberikan perhatian dengan cara yang hangat maka akan memungkinkan bagi orang tua untuk dapat mengendalikan anaknya dengan mudah. Namun apabila orang tua tidak memberikan perhatian yang cukup maka akan sulit untuk mengendalikan anak-anaknya. Jika anak merasa kurang perhatian maka anak akan berusaha mencari perhatian di luar rumah. Menurut Munif, orang tua harus memiliki visi dan bersedia menyediakan waktu, energi, pikiran, dan materi untuk mewujudkan anak yang bermoral. 5 Hukuman Dalam pendidikan, hukuman merupakan penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan secara sengaja oleh guru kepada siswa karena yang bersangkutan melanggar tata tertib. Dalam keluarga, yang bertindak sebagai guru adalah orang tua dan siswa merupakan anak. Syarat hukuman yang baik diantaranya: a Dapat dipertanggung jawabkan b Bersifat memperbaiki c Tidak boleh berupa ancaman dan balas dendam d Jangan menghukum ketika marah 26 e Hukuman diberikan dengan penuh kesadaran dan perhitungan f Hukuman bersifat individual g Bukan hukuman badan h Tidak merusak hubungan pendidik dan terdidik i Pendidik bersedia memaafkan kesalahan terdidik j Hukuman relevan dengan kesalahan Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan menurut Abdullah Nashih Ulwan terdapat 5 metode mendidik moral pada anak yaitu keteladanan, pembiasaan, nasihat, memberikan perhatian, dan hukuman. Orang tua tidak bisa hanya menggunakan salah satu metode dalam menanamkan moral pada anak, misalnya orang tua hanya menasihati tanpa memberikan teladan atau hanya menghukum anak tanpa memberikan perhatian. Penggunaan kelima metode tersebut secara bersamaan akan memperkuat penanaman moral pada anak.Oleh karena itu orang tua harus cerdas menggunakan metode-metode pendidikan moral yang disesuaikan dengan kondisi dan situai anak.

2. Komunikasi dalam Keluarga a. Pengertian komunikasi dalam Keluarga

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya kesamaan makna. Woolman 1973 menyebutkan salah satu definisi komunikasi adalah penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme. Sebelumnya Dance 27 1967 mengartikan komuniksi sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambang- lambang verbal Rahmat, 2013:4. Maka komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian atau penerimaan pesan oleh manusia yang menimbulkan respon. Komunikasi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia. Menurut Davis 1940; Wasserman 1924 dalam Rahmat 2013:2, para ahli ilmu sosial telah menyatakan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Ashley Montagu 1967 menyatakan dengan tegas bahwa komunikasi merupakan perantara yang paling penting untuk mendidik anak menjadi manusia. Oleh karena itu komunikasi yang dilakukan oleh individu saat masik anak- anak memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupannya di masa selanjutnya. Komunikasi terjadi pertama kali pada anak adalah komunikasi dengan orang terdekatnya yaitu keluarga khusunya orang tua. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga merupakan orang terdekat bagi setiap anggota keluarga. Menurut Galvin Brommel 1966 Keluarga adalah sebuah kelompok manusia yang memiliki hubungan yang akrab yang mengembangkan rasa berumah tangga dan identitas kelompok, lengkap dengan ikatan yang kuat mengenai kesetiaan dan emosi, dan mengalami sejarah, dan menatap masa depan dalam Budyatna dan Ganiem, 2011:169. Selanjutnya Ahmadi 2002:240 menjelaskan sifat khusus keluarga adalah dasar emosional, artinya rasa kasih sayang, kecintaan sampai kebanggan suatu ras. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan kelompok manusia yang memiliki hubungan 28 akrab dan emosional yang mengembangkan rasa berumah tangga, ikatan yang kuat mengenai kesetiaan, mengalami sejarah dan menatap masa depan. Manusia lahir belum memiliki diri. Melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya seseorang belajar secara bertahap. Menurut Charles H. Cooley dalam Haryanto dan Nugrohadi, 2011: 181, konsep diri seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Melalui interaksi dengan orang lain seorang anak membangun pengetahuannya mengenai konsep dan cara berpikir yang akhirnya berpengaruh pada tingkah lakunya sehari-hari. Ahmadi 2002:241 juga dijelaskan sifat khusus lainnya dari keluarga memberi yaitu pengaruh yang normatif, artinya keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama bagi seluruh bentuk hidup yang tertinggi, dan membentuk watak dari individu. Sebagai lingkungan sosial pertama bagi setiap individu, keluarga tentu memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pembentukan kepribadian anak. Interaksi yang dilakukan di dalam keluarga akan membentuk persepsi dan cara pandang anak mengenai cara bertingkah laku. Orang tua sebagai guru di rumah memegang peranan penting dalam proses interaksi di dalam keluarga. Interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak sangatlah penting bagi perkembangan sosial anak. Riyanto 2002 menyatakan dalam mengasuh anak, orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak dalam Yunita, 2010:101. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak mempengaruhi pembentukan perilaku anak termasuk perilaku sosial. 29 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi keluarga orang tua dan anak adalah proses penyampain atau penerimaan pesan antara orang tua dan anak yang dapat membentuk pola perilaku. Komunikasi dalam keluarga sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak termasuk perkembangan perilaku sosialnya.

b. Tujuan Komunikasi dalam Keluarga

Menurut Verdeber, 2007 dalam Budyatna dan Ganiem, 2011:107, komunikasi keluarga memiliki sedikitnya tiga tujuan utama bagi para anggota keluarga individual. 1 Komunikasi keluarga berkontribusi bagi pembentukan konsep-diri Konsep diri para anggota keluarga sangat dipengaruhi oleh komunikasi di dalam keluarga. Komunikasi yang dilakukan antara anggota keluarga dapat berupa komunikasi verbal maupun nonverbal. Keduanya sangat berpengaruh dalam pembentukan dan peningkatan konsep diri terutama anak-anak muda. Konsep diri dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu pernyataan pujian, pernyataan sambutan dan dukungan, dan pernyataan kasih 2 Komunikasi keluarga memberikan pengakuan dan dukungan yang diperlukan Anggota keluarga bertanggung jawab untuk saling berinteraksi dengan cara- cara yang saling mengakui dan mendukung para sanak secara individual. Pengakuan dan dukungan dapat membuat anggota keluarga merasa diri mereka berarti dan membantu mereka menghadapi masa-masa sulit. Namun sayangnya tanggung jawab keluarga ini sering dilupakan disebabkan karena kesibukan hidup sehari-hari. Sangat penting bagi setiap anggota keluarga untuk diberitahu apabila mereka melakukan 30 sesuatu dengan baik dan dijamin bahwa mereka dapat saling mengandalkan satu sama lain. Apabila orang tidak mendapat pengakuan dan dukungan dari keluarga, maka ia akan mencari hal tersebut di luar keluarga. 3 Komunikasi keluarga menciptakan model-model Tanggung jawab yang ketiga dari para anggota keluarga adalah berkomunikasi demikian rupa yang dapat bertindak sebagai model atau contoh mengenai komunikasi yang baik bagi para anggota keluarga yang lebih muda. Orang tua bertindak sebagai model bagi anak-anaknya. Dari apa yang diperankan oleh orang tuanyalah anak-anak belajar. Namun masih banyak orang tua yang belum sadar mengenai tanggung jawab ini. Fenomena tersebut sama dengan ungkapan “berbuatlah seperti apa yang saya katakan bukan yang saya lakukan”. Hal tersebut sama saja mengajarkan kemunafikan pada anak. Hanya dengan menyampaikan pada anak apa yang harus mereka lakukan kemudian mencontohkan perilaku yang berlawanan justru akan menjadikan anak bingung. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan tujuan komunikasi dalam keluarga menurut Verdeber yaitu membentuk konsep diri anggota keluarga, memberi pengakuan dan dukungan yang diperlukan, dan memberikan model- model. Tujuan di atas dapat tercapai apabila ada kerjasama yang baik antaranggota keluarga khususnya orang tua sebagai pemimpin di dalam keluarga.

c. Komunikasi keluarga yang baik

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELAS V SD NGERUKEMAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

0 4 76

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

0 2 84

HUBUNGAN PERILAKU BULLYING DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI MINOMARTANI 6 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 112

HUBUNGAN KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG.

1 3 135

Kemitraan Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Moral bagi Anak

0 0 14

HUBUNGAN INTENSITAS COOPERATIVE PLAY DENGAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN PLERET BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 133

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UNISAYO

0 0 15

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UNISAYO

0 0 15

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM KELUARGA DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KUA BANGUNTAPAN BANTUL

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

0 0 16