Perkembangan Sosial Remaja Perkembangan Moral Remaja

42 diperankan menimbulkan masalah baru bagi remaja. Ketiga, berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Misalnya remaja sudah tidak menganggap jumlah teman itu penting melainkan kualitas pertemanannya. Keempat, sebagian remajabersikap ambivalen pada setiap perubahan. Artinya mereka menuntut perubahan namun takut bertanggung jawab sehingga meragukan kemampuan mereka untuk bertanggung jawab. 4. Masa Remaja sebagai usia bermasalah Masalah pada masa remaja terjadi dibsebabkan karena pertama pada masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman menyelasaikan msalah. Kedua, karena remaja mrasa mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalah

c. Perkembangan Sosial Remaja

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit yaitu yang berhubungan dengan penyesuaian sosial Nurihsan dan Agustin, 2013:79. Remaja harus membuat banyak penyesuaian baru untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin. Pada masa remaja awal remaja ada ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi. 43 Remaja awal memiliki ambivalensi perasaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama atau tehadap sesorang pada waktu yang sama antara keinginan lepas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tuanya. Pada masa ini, remaja juga mengalami kecenderungan untuk menyendiri dan ingin bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer.

d. Perkembangan Moral Remaja

Salah satu tugas perkembangan yang penting untuk dikuasi oleh remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelopok terhadap dirinya dan mau mebentuk perilakunya sesuai harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti saat kanak-kanak Nurihsan dan Agustin, 2013:85. Mitchell meringkas lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu: 1 Pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret. 2 Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan. 3 Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja menjadi lebih berani menganalisis kode sosial dan kode pribadi daripada masa anak-anak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya. 4 Penilaian moral menjadi kurang egosentris. 44 5 Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis. Nurihsan dan Agustin, 2013:85 Para remaja banyak yang tidak berhasil dan bahkan membentuk kode moral berdasarkan konsep moral yang secara sosial tidak dapat diterima saat proses mencapai moralitas dewasa. Pada masa remaja, mereka ingin membentuk kode moral sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah dan diperbaiki agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang dan yang telah dilengkapi dengan hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang dipelajari dari orang tua, guru, bahkan dari ajaran agamanya. Abin Syamsudin menyampaikan bahwa secepat individu menyadari sebagai anggota dari suatu kelompok, secepat itu pula pada mumnya individu menyadari bahwa terdapat aturan perilaku-perilaku yang boleh, harus, dan terlarang melakukannya. Proses penyadaran tersebut berlangsung melalui interaksinya dengan lingkungan dimana mungkin ia mendapat larangan, suruhan, pembenaran atau persetujuan, kecaman atau celaan, merasakan akibat-akibat tertentu yang mungkin menyenangkan atau mengecewakan dari perbuatan yang dilakukannya.

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian Siti Nilna Faizah 2014 Pendidikan Moral Remaja dalam keluarga Single Parent di Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Diperoleh hasil cara mendidik moral yang digunakan para responden dalam mendidik moral yaitu menggunakan metode teladan metode pembiasaan yang baik, metode nasihat,

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELAS V SD NGERUKEMAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

0 4 76

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

0 2 84

HUBUNGAN PERILAKU BULLYING DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI MINOMARTANI 6 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 112

HUBUNGAN KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG.

1 3 135

Kemitraan Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Moral bagi Anak

0 0 14

HUBUNGAN INTENSITAS COOPERATIVE PLAY DENGAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN PLERET BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 133

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UNISAYO

0 0 15

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UNISAYO

0 0 15

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM KELUARGA DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KUA BANGUNTAPAN BANTUL

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

0 0 16