51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berdasarkan metodenya termasuk penelitian kuantitatif model korelasi. Menurut Sugiyono 2012:7 metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah
scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Penelitian korelasi merupakan suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih Sukardi, 2014:166.
Data pada penelitian ini berupa angka-angka. Analisis data menggunakan statistik.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar negeri di Gugus III Banguntapan
Bantul Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian bulan Desember 2016 sampai dengan Juni 2017. Konsultasi pertama dengan dosen pembimbing dilaksanakan pada bulan Desember
2016. Pengumpulan data dilaksanakan pada Mei 2017.
52
C. Subyek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010:172 sumber data adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 5 di
Sekolah Dasar negeri di Gugus III Banguntapan Bantul Yogyakarta tahun ajaran 20162017.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2012:38 Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel bebas independent disebut sebagai X dan variabel terikat dependent disebut sebagai Y. Variabel X1 dalam penelitian ini adalah pendidikan moral dalam
keluarga dan variabel X2 yaitu komunikasi dalam keluarga. Variabel Y dalam penelitian ini yaitu perilaku sosial anak. Berikut batasan operasional variabel pada
penelitian ini.
1. Pendidikan Moral dalam Keluarga
Berdasarkan pendapat para ahli pendidikan moral adalah proses yang diinisiasi oleh orang dewasa untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan anak mengenai
nilai baik dan buruk sesuai budaya di lingkungannya. Dalam penelitian ini pendidikan moral yang dimaksud adalah yang terjadi di lingkungan keluarga. Pendidikan moral
dalam keluarga ada untuk mengembangkan tingkat pertimbangan moral anak yang akan diwujudkan dalam perilaku moral anak. Artinya pendidikan moral bukan hanya
53 memahami tentang aturan baik dan buruk melainkan meningkatkan perilaku moral
seseorang. Materi pendidikan moral yang perlu diberikan pada anak usia sekolah dasar menurut Suparno dkk Zuriah, 2011: 36-61 diantaranya yaitu nilai religiusitas
yang termasuk di dalamnya mengenalkan nilai keagamaan, membiasakan beribadah sesuai dengan agama yang dianaut, mensyukuri karunia Tuhan, nilai sosialitas yang
termasuk didalamnya yaitu mengajarkan cara berinteraksi dengan masyarakat dan menaati aturan di lingkungannya , gender yaitu menanamkan bahwa laki-laki dan
perempuan itu setara, keadilan yaitu dengan menunjukkan sikap tidak membeda- bedakan, demokrasi yaitu dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
berpendapat dan membuat kesepakatan bersama, kejujuran yaitu dengan berkata dan berperilaku sesuai dengan kenyataan, kemandirian dengan memberikan kesempatan
pada anak untuk melakukan kegiatan dengan kemampuannya sendiri, daya juang yaitu dengan menunjukkan dan mengingatkan anak untuk selalu ulet dan tidak mudah
menyerah, tanggung jawab dengan memberikan kepercayaan pada anak untuk bertindak sesuai kemampuan, dan penghargaan terhadap lingkungan yaitu dengan
mengajak anak merawat dan menyayangi makhluk hidup dan lingkungan di
sekitarnya. 2. Komunikasi dalam Keluarga
Menurut Woolman
Jalaludin Rahmat,
2013:4 komunikasi
adalah penyampaian atau penerimaan pesan oleh manusia. Maka komunikasi dalam keluarga
adalah penyampaian pesan dari orang tua kepada anak atau sebaliknya yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. De vito Abriyoso, Karimah, dan
54 Benyamin, 2013:6 menyatakan komunikasi keluarga yang baik ditandai dengan
adanya keterbukaan yaitu kemauan orang tua untuk mendengarkan dan memberikan respon pada anak saat berkomunikasi, simpati yaitu kemauan orang tua untuk
memahami keadaan fisik maupun psikis anak, sikap positif yaitu mau memberikan kepercayaan pada anaknyauntuk melakukan kegiatan, sikap mendukung yaitu dengan
memberikan pendapat sehingga anak merasa didukung bukan menghakimi atau menuduh terhadap apa yang dilakukan anak, dan kesetaraan yaitu mau mendengarkan
dan menghargai pendapat anak.
3. Perilaku Sosial Anak Menurut Hurlock 2013: 262 perilaku sosial siswa adalah aktivitas fisik dan
psikis sesorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. Perilaku sosial anak sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Perilaku sosial diantaranya yaitu kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat dan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah,
sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, dan perilaku kelekatan.
E. Populasi Penelitian