siswa merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar keterampilan. Selain itu, modifikasi merupakan cara membelajarkan
pendidikan jasmani dari cara yang sederhana atau mudah yang disesuaikan kondisi siswa agar terjadi perubahan-perubahan pada diri siswa sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2000: 2 menyatakan, “Aspek analisa modifikasi pembelajaran meliputi: 1
modifikasi tujuan pembelajaran, 2 modifikasi materi pembelajaran, 3 modifikasi
kondisi lingkungan
pembelajaran, 4
modifikasi evaluasi
pembelajaran .”
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, aspek yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran penjas mencakup empat 4 aspek yang meliputi
modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi materi pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran dan, modifikasi evaluasi pembelajaran. Dari
aspek-aspek yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran penjas, maka seorang guru dapat menentukan modifikasi apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran
menurut kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.
4. Pembelajaran Tembakan Bebas dengan Ketinggian Ring Basket Tetap
a. Hakikat Pembelajaran Tembakan Bebas dengan Ketinggian Ring Basket Tetap
Pembelajaran tembakan bebas dengan ketinggian ring basket tetap merupakan cara pembelajaran tembakan bebas dengan ketinggian ring basket
sebenarnya. Ketinggian ring basket menurut Abdul Rohim 2008: 7 bahwa, “Simpayring basket mempunyai garis tengah 45 cm diletakkan 3.03 meter di atas
lantai dan sama jauh dari kedua tepi vertikal papan pantul”.
Berdasarkan hal tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran tembakan bebas dengan ketinggian ring basket tetap yaitu, siswa melakukan tembakan bebas dari
daerah tembakan bebas, seperti tembakan hukuman dalam pertandingan permainan bola basket. Siswa melakukan tembakan secara langsung dan
commit to user
dilakukan berulang kali. Dalam pembelajaran tembakan bebas dengan ketinggian ring basket, seorang guru dapat secara langsung melakukan kontrol dan
mencermati proses pembelajaran. Adang Suherman dan Agus Mahendra 2001: 144 menyatakan
, “Pengajaran langsung biasanya memandang bahwa guru melakukan kontrol yang penuh terhadap apa yang siswa pelajari dan bagaimana
prosesnya berlangsung”. Ditinjau dari hukum belajar gerak bahwa, pembelajaran tembakan bebas
dengan ketinggian ring basket tetap didasarkan pada hukum kesiapan. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto 1998: 2 menyatakan, “Hukum kesiapan law of readiness
yaitu, belajar akan berlangsung sangat efektif jika pelaku belajar berada dalam suatu kesiapan untuk memberikan respon”.
Pembelajaran akan berlangsung secara efektif bila siswa telah siap memberikan respon untuk beradaptasi dengan stimulusnya. Ketinggian ring
basket bukan merupakan kendala dalam pembelajaran tembakan bebas bola basket. Pembelajaran tembakan bebas dengan ketinggian ring basket tetap, semua
siswa dianggap telah siap dengan ketinggian ring dan telah siap untuk memberikan respon. Siswa dianggap telah memiliki kesiapan baik fisik, biologis,
psikologis dan latar belakang pengetahuan atau pengalaman bermain bola basket. Karena tingkat kesiapan dan latar belakang yang dimiliki siswa akan
mempengaruhi terhadap hasil belajar. Sebagai contoh di tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP pernah diajarkan tembakan bebas, atau di lingkungan
rumahnya ada klub bola basket dan ikut di dalammnya. Kondisi semacam ini merupakan tahap kesiapan dan memiliki pengalaman atau latar belakang
keterampilan yang baik, sehingga akan lebih mudah mengikuti tugas ajar yang sama.
Pengalaman belajar sangat berperan penting untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran tembakan bebas menggunakan ketinggian ring basket tetap.
Pengalaman yang dimiliki sebelumnya akan menunjang pelaksanaan tugas yang diberikan guru. Jika tugas gerak yang diberikan sama dengan pengalaman
sebelumnya, maka siswa akan lebih mudah untuk melaksanakannya. Pengalaman belajar sebelumnya dapat dijadikan sebagai modal untuk mempelajari lebih lanjut
commit to user
terhadap keterampilan gerak yang sama. Seperti dikemukakan Rusli Lutan Adang Suherman 2000: 29 bahwa, “Pengalaman belajar adalah seperangkat
kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian
tuj uan”. Pendapat lain dikemukakan Sugiyanto 1998: 361 bahwa, “Keterampilan
gerak akan meningkat menyertai proses belajar. Makin sering melakukan gerakan, pelajar semakin terbiasa dengan stimulus dan respon gerakan yang dilakukan.
Dengan makin terbiasa dengan stimulus yang sejenis, maka kecepatan untuk merespon terhadap stimulus jenis yang sama akan menjadi semakin cepat”.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Tembakan Bebas Bola Basket dengan Ketinggian Ring Basket Tetap