BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran di sekolah secara keseluruhan. Karena banyak
manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran pendidikan jasmani. H.J.S. Husdarta 2009: 14-
16 menyatakan, “Secara umum manfaat pendidikan di sekolah mencakup antara lain: 1 memenuhi kebutuhan anak akan gerak, 2
mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya, 3 menanamkan dasar- dasar keterampilan yang berguna, 4 menyalurkan energi yang berlebihan dan,
5 merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional”.
Banyak manfaat yang diperoleh siswa melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran pendidikan jasmani di
antaranya: memenuhi kebutuhan gerak, mengenalkan lingkungan dan potensinya, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna, untuk menyalurkan energi
dan sebagai proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional. Untuk mencapai manfaat tersebut, maka dalam pendidikan jasmani
telah ditentukan macam-macam cabang olahraga yang harus diajarkan bagi siswa sekolah menurut jenjang pendidikannya masing-masing. Ini artinya, materi
pendidikan jasmani antara jenjang sekolah paling rendah Taman Kanak-Kanak sampai dengan jenjang pendidikan menengah atas SMASMK berbeda-beda.
Ditinjau dari belajar gerak, siswa Sekolah Menengah Pertama SMP merupakan masa adolensi yaitu, suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju
masa dewasa. Karena usia SMP merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, maka materi pendidikan jasmnai telah diatur dalam
kurikulum Penjas berdasarkan karakteristik siswa SMP. Menurut Kurikulum Pendidikan Jasmani SMP 2004: 19-
20 bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi enam aspek yaitu: “1 permainan dan
commit to user
olahraga, 2 aktivitas pengembangan, 3 uji dirisenam, 4 aktivitas ritmik, 5 akuatik aktivitas air dan 6 aktivitas luar sekolah”.
Bola basket merupakan cabang olahraga permainan yang terangkum dalam materi pokok permainan dan olahraga yang diajarkan bagi siswa SMP. Dalam
membelajarkan permainan bola basket bagi siswa SMP diajarkan macam-macam teknik dasar permainan bola basket. Dengan diajarkannya macam-macam teknik
dasar permainan bola basket dimaksudkan agar siswa memiliki keterampilan bermain bola basket. Macam-macam teknik dasar bola basket yang diajarkan
dalam pendidikan jasmani meliputi: 1 melempar dan menangkap passing dan catching, 2 dribble menggiring bola, 3 menembak shooting, 4 pivot atau
olah kaki dan, 5 rebound. Menembak atau shooting merupakan salah satu teknik dasar bola basket
yang diajarkan pada siswa SMP. Dengan diajarkannya teknik dasar menembak diharapkan para siswa memiliki keterampilan menembak, karena memiliki
keterampilan menembak dapat mempengaruhi keseluruhan jalannya permainan. Dapat dikatakan, menang atau kalahnya suatu tim apabila tim tersebut lebih
banyak memasukkan bola ke dalam ring lawan. Untuk mencetak angka dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu di
antaranya tembakan bebas. Soebagio Hartoko 1994: 222 menyatakan, “Tembakan bebas merupakan kesempatan yang diberikan kepada seorang pemain
untuk mencetak satu angka dari tembakan tanpa rintangan untuk gol dari posisi secara langsung di belakang garis tembakan bebas”.
Berdasarkan cara melakukan tembakan bebas bola basket dapat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan. Sedangkan dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan dari depan dada, dari atas kepala, dengan melompat atau tanpa melompat. Hal ini bergantung dari kebiasaan pemain dalam melakukan tembakan
bebas. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran permainan bola basket di sekolah,
tembakan bebas bola basket pada umumnya sangat digemari siswa sekolah. Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran belum dimulai para siswa berlomba melakukan
tembakan bebas. Dari tembakan bebas yang dilakukan ada beberapa siswa yang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
mampu melakukan tembakan bebas dengan baik, tetapi ada juga yang mengalami kesulitan. Seringkali tembakannya gagal atau tidak sampai pada ring basket. Hal
ini disebabkan karena ring basket yang cukup tinggi dan bola yang cukup berat. Menurut Abdul Rohim 2008: 7 bahwa, “Simpayring basket mempunyai garis
tengah 45 cm diletakkan 3.03 meter di atas lantai dan sama jauh dari kedua tepi vertikal papan pantul”.
Kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan tembakan bebas pada umumnya karena ring basket yang cukup tinggi. Upaya mengatasi kesulitan siswa
dalam melakukan tembakan bebas, maka perlu dicarikan solusi yang tepat. Salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan tembakan bebas
bola basket yaitu, dengan menurunkan ketinggian ring basket. Ring basket yang diturunkan dari ketinggian sebenarnya merupakan bentuk modifikasi peralatan
pembelajaran keterampilan. Rusli Lutan dan Adang Suherman 2000: 75 berpendapat, “Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai
penghambat keberhasilan”.
Memodifikasi peralatan ketinggian ring basket merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran tembakan bebas bola basket.
Modifikasi ketinggian ring basket yang dimaksud yaitu, ketinggian ring basket diturunkan misalnya pada ketinggian 2 meter, kemudian secara bertahap
ditingkatkan hingga mencapai ketinggian yang sebenarnya yaitu 3.03 meter. Membelajarkan tembakan bebas bola basket sesuai dengan karakteristik
keterampilan yang sebenarnya sangat penting agar siswa memiliki keterampilan tembakan bebas dengan baik. Disisi lain, siswa yang mengalami kesulitan
tembakan bebas karena ring basket yang cukup tinggi, maka dapat dilakukan dengan cara memodifikasi ketinggian ring basket. Namun kemampuan tembakan
bebas bola basket tidak hanya dipengaruhi oleh cara guru dalam membelajarkan keterampilan, tetapi faktor individu siswa merupakan faktor yang dominan yang
sangat berpengaruh berhasil dan tidaknya suatu keterampilan dikuasai. Faktor individu siswa ini sangat kompleks, misalnya semangat belajar, penguasaan
teknik menembak, kemampuan fisik yang baik, kesungguhan belajar, mental dan lain sebagainya.
commit to user
Kemampuan fisik merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan untuk menguasai suatu keterampilan olahraga. Sudjarwo 1993: 41
menyatakan, “Mempelajari teknik dalam cabang olahraga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet atau siswa memiliki kemampuan fisik yang menunjang
gerakan teknik tersebut”. Koordinasi mata-tangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dapat mendukung tembakan bebas bola basket.
Koordinasi mata-tangan berperan dalam tembakan bebas bola basket terutama untuk melihat ring basket, untuk selanjutnya menolakkan bola ke ring basket.
Agar tembakan bebas tepat ke dalam ring basket, maka dibutuhkan kecermatan pandangan dan keakuratan lengan untuk menolakkan bola ke arah ring basket.
Apakah benar siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan yang baik, kemampuan tembakan bebasnya juga baik. Demikian juga sebaliknya, apakah
siswa yang koordinasi mata-tangannya buruk kemampuan tembakan bebasnya juga buruk. Nampaknya hal ini perlu dipertanyakan lagi, karena keberhasilan
tembakan bebas bola basket tidak hanya dipengaruhi koordinasi mata-tangan, tetapi masih ada faktor lainnya, seperti power, kekuatan, mental, proporsi tubuh
yang ideal dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas menujukkan bahwa, dalam
membelajarkan tembakan bebas bola basket dapat dilakukan dengan ketinggian ring basket tetapi dan dapat juga dengan memodifikasi ketinggian ring basket.
Disisi lain, kemampuan tembakan bebas bola basket perlu dukungan kemampuan kondisi fisik yang baik, di antaranya koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-
tangan berperan dalam tembakan bebas bola basket terutama pada saat penembak melihat ring basket, untuk selanjutnya melepaskan bola ke arah ring bakset.
Kemampuan penembak merangkaikan bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan tembakan bebas dan mengarahkan bola ke ring basket dipengaruhi oleh
tingkat koordinasi mata-tangan yang dimilikinya. Berdasarkan hal tersebut muncul masalah, bagaimanakah pengaruh
pembelajaran tembakan bebas dengan ketinggian ring basket tetap dan modifikasi ketinggian ring basket serta pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap
kemampuan tembakan bebas bola basket. Untuk mengetahui hal tersebut maka perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen dilaksanakan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 25 Surakarta tahun pelajaran 20102011. Selama ini pembelajaran
tembakan bebas bola basket di SMP Negeri 25 Surakarta dilakukan secara langsung, yaitu siswa melakukan tembakan bebas dari batas garis tembakan
bebas. Apabila siswa mengalami kesulitan dilakukan dari jarak tembak yang lebih dekat, itu pun hasilnya belum maksimal. Selain itu, kemampuan koordinasi mata-
tangan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 25 Surakarta tahun pelajaran 20102011 belum diketahui. Selama ini komponen-komponen kondisi fisik yang
mendukung tembakan bebas bola basket belum pernah ditingkatkan. Seharusnya untuk mengatasi kesulitan tembakan bebas harus dicarikan solusi yang tepat dan
didukung kemampuan kondisi fisik yang baik termasuk koordinasi mata-tangan. Memberikan bentuk pembelajaran yang tepat sangat penting dalam upaya
meningkatkan kemampuan tembakan bebas. Selain itu, faktor-faktor yang mendukung kemampuan kondisi fisik juga harus ditingkatkan melalui latihan
yang tepat. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran tembakan bebas dengan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan tembakan bebas bola
basket, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Modifikasi Peralatan dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Kemampuan
Tembakan Bebas Bola Basket”.
B. Identifikasi Masalah