16
2.2. Pelanggan
2.2.1. Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan dibentuk dan disasarkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman berbelanja dimasa lampau, opini teman dan kerabat, serta
informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing Kotler dan Amstrong, 1994. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan harapan seseorang biasa-
biasa saja atau sangat kompleks. Ada beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan pelanggan
lihat gambar 2.1. Diantara beberapa faktor penyebab tersebut ada yang bisa dikendalikan oleh penyedia jasa. Dengan demikian penyedia jasa bertanggung
jawab untuk meminimumkan miskomunikasi dan misinterpretasi yang mungkin terjadi dan menghindarinya dengnan cara merancang jasa yang mudah dipahami
dengan jelas. Dalam hal ini penyedia jasa harus mengambil inisiatif agar ia dapat memahami dengan jelas instruksi dari klien mengerti benar apa yang akan
diberikan.
Pengguna Keliru Mengkomunikasikan Jasa
Yang Diingnkan
Penanganan Keliru Menafsirkan Signal Harga,
Positioning, dll
Miskomunikasi Penyediaan Jasa Oleh Pesaing
Kinerja Karyawan Perusahaan Jasa Yang
Buruk
Miskomunikasi Rekomendasi Mulut ke
Mulut Harapan Pengguna
Gambar 2.1 Penyebab Utama Tidak Terpenuhinya Harapan Pelanggan
sumber : Manajemen jasa, Fandy Tjiptono, 2000
17
2.2.2. Persepsi Pelanggan
Pengertian dari persepsi dapat dikatakan sebagai proses pelanggan dalam memilih, mengatur dan mengiterpretasikan stimulasi menjadi berarti merupakan
gambaran secara koheren terhadap dunia sekeliingnya. Selain itu persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan dapat dikatakan sebagai penilaian
menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa, yang artinya pelanggan tidak megevaluasi kualitas layanan semata-mata hanya berdasarkan kepada hasil akhir
dari service tetapi mereka juga memperhatikan proses dari pelaksanaan service. Persepsi pelanggan timbul setelah pelanggan sudah merasakan sesuatu
yang sudah diterima dan sudah mengambil suatu kesimpulan dalam pikirannya sudah menilai sesuatu yang dialami. Persepsi pelanggan mencerminkan kinerja
perusahaan penyedia jasa. Citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyadia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau
persepsi pelanggan. Hal ini dapat terjadi karena pelangganlah yang menkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan
kualitas layanan jasa yang diterimanya.
2.3. Kepuasan