Learning Cycle Siklus Belajar

16

3. Learning Cycle Siklus Belajar

Learning Cycle siklus belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered. LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan fase yang diorganisasikan sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan cara berperan aktif. Menurut Karplus dan Their dalam Renner et al 1988 LC pada mulanya terdiri dari fase eksplorasi exploration, pengenalan konsep concept introduction , dan aplikasi konsep concept applications. Pada tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan alat inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan seperti praktikum, menganalisis artikel, mendiskusikan fenomena alam, mengamati fenomena alam atau perilaku sosial, dan lainnya. Kegiatan ini diharapakan menimbulkan ketidakseimbangan struktur mental siswa cognitive disequilibrium, yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi high level reasoning yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase berikutnya, pengenalan konsep. Pada fase pengenalan konsep diharapakan terjadi proses menuju keseimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti berdiskusi. Pada tahap ini siswa mengenal istilah-istilah yang berkaitan dengan konsep-konsep baru yang sedang dipelajari. Pada fase terakhir, yakni aplikasi konsep, siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan seperti problem solving menyelesaikan masalah yang nyata dan berkaitan atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep dapat meningkatakan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa, karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari. Penerapan LC dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase pembelajaran tersebut 17 mulai dari perencanaan pengembangan perangkat pembelajaran, pelaksanaan terutama pemberian pertanyaan arahan dan proses pembimbingan sampai evaluasi. Efektivitas penerapan LC biasanya diukur melalui observasi proses dan pemberian tes. Jika ternyata hasil dan minat belajar belum memuaskan harus sudah mengantisipasi kelemahan LC Rahayu, 2005. Learning Cycle tiga fase ini telah dikembangakan dan disempurnakan menjadi 5 dan 6 fase. Pada LC 5 fase, ditambahakan engagement sebelumnya exploration dan ditambah pula tahap evaluation pada bagian akhir siklus belajar. Pada model ini tahap concept introduction dan concept application masing-masing diistilahkan menjadi explaination dan elaboration. Karena itu LC 5 fase sering disebut LC 5E Engagement, Exploration, Explaination, Elaboration , dan Evaluation Lorbasch 2002. Pada LC 6 fase, ditambahkan tahap identifikasi tujuan pembelajaran pada awal kegiatan Johnston dalam Iskandar 2005. Menurut Dasna dan Fajaroh 2009 tahapan dalam LC adalah tiga tahapan pembelajaran. Tahap engagement bertujuan mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan cara mengeksplor pengetahuan awal dan ide-ide siswa, serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pengetahuan awal siswa. Dalam fase engagement ini motivasi dan keingintahuan curiosity siswa tentang materi yang akan dipelajari berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap ekplorasi. Pada fase eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelomok kecil tanpa pengajaran guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide melalui kegiatan seperti praktikum. Pada fase explaination, guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dari klarifikasi penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. 18 Pada fase elaboration extention, siswa menerapakan konsep dan keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan praktikum lanjutan. Pada tahap akhir, evaluation dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi siswa. Berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran Learning Cycle diatas diharapkan siswa tidak hanya mendengarkan keterangan dari guru tetapi juga dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Kelebihan model LC dalam penelitian ini adalah: a Sangat sesuai diterapkan pada materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, mudah dipraktekkan dan dapat diajarkan dengan metode inkuiri sains. b Dapat membangkitkan budaya membaca pada siswa. c Dapat melatih siswa untuk menemukan konsep sendiri. d Mampu meningkatan motivasi belajar siswa menjadi sangat tinggi. Kelemahan model LC dalam penelitian ini antara lain: a Model LC membutuhkan waktu lebih lama dalam pembelajaran dibandingkan dengan metode konvensional. b Model LC sulit diterapkan pada materi yang sulit dipahami dan jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari, misalnya materi unsur dan senyawa.

4. Meningkatkan Motivasi Belajar dengan Model Pembelajaran Learning

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 5 50

EFEKTIVITAS MEDIA INTERAKTIF BERBASIS SCRATCH PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SEL DI SMA TEUKU UMAR SEMARANG

3 12 105

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XI SMA TEUKU UMAR SEMARANG

12 51 199

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS X.1 SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES BERVISI SETS

2 101 264

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS X.1 SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES BERVISI SETS.

0 29 528

(ABSTRAK) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA TEUKU UMAR SEMARANG.

0 0 2

Pengaruh Motivasi Belajar, Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII di SMA TEUKU UMAR Semarang.

3 15 103

Keefektifan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa di SMA Teuku Umar Semarang (Penelitian Eksperimen Pada Siswa kelas X 5 SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006).

0 0 1

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI.

0 1 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMPS IT DARUL AZHAR ACEH TENGGARA

0 0 7