Pendahuluan Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

12 Perkembangan motorik dapat dibagi menjadi dua periode utama, yaitu: a tahap pra keterampilan; dan b tahap keterampilan. Gambar. 4 Tahap-tahap Pencapaian Perilaku Motorik. Sumber Russel R. Pate, Bruce McClenaghan, and Robert Rotella 1984. Scientific Foundations of Coaching. Philadelphia: Saunders College Publishing, p. 185. Kaitannya dengan anak SMP, maka perkembangan motorik usia remaja pada perbaikanpenghalusan gerak dasar dalam “tahap keterampilan”. Tahap ini terdiri dari urutan perkembangan motorik, yaitu: a. Gerak refleks dan integrasi sensori, yang berkembang pada masa bayi; dan b. Perkembangan gerak dasar, yang berkembang pada masa kanak-kanak c. Menuju kesempurnaan gerak melalui perbaikanpenghalusan gerak dasar kelanjutan dari teori: Pae, Rotella, dan McClenaghan, 1979: 185. Permulaan dari pola gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak dasar. Pola lari, melompat, melempar, menangkap dan memukul diperbaiki dari gerakan awal yang tidak teratur ke dalam pola yang teratur dan keterampilan tinggi. Pada masa kanak-kanak awal melewati beberapa tingkatan yang jelas dapat diamati dalam memperoleh kematangan dan pola gerak yang efisien. Siswa SMP PJOK SD KK E 13 Perkembangan gerak selama dua tingkatan pertama gerak refleks dan integrasi sensori sangat tergantung pada proses kematangan. Kemajuan yang terjadi disebabkan sebagai akibat bertambahnya usia dan tidak terlalu tergantung dari pengalaman anak. Tingkatan pola gerak dasar menandai peralihan yang cepat dari perkembangan yang berdasarkan kematangan menuju suatu proses yang sangat tergantung pada pembelajaran. Pengalaman gerak selama masa kanak-kanak awal tampaknya sangat mempengaruhi kualitas perkembangan. Pada masa ini anak dapat diberi kegiatan yang sangat bervariasi. Variasi pengalaman yang luas membantu anak dalam mengembangkan dasar yang kuat untuk memperbaiki keterampilan olahraga yang akan datang. Spesialisai dini selama periode ini seringkali mengakibatkan perkembangan kemampuan khusus hanya menyangkut kegiatan itu saja dan mengalahkan semua keterampilan yang lain. Pendekatan ini mempunyai pengaruh negatif pada pengembangan pelaku yang serba bisa Pate, Rotella, dan McClenaghan, 1979: 204.

2. Pola Gerak Dasar

a. Keterampilan Lokomotor Locomotor skills

Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar gross skill dan melibatkan gerak otot besar.

b. Keterampilan Nonlokomotor Nonocomotor skills

Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas stability skill, didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan