metode lain, fenomenologi lebih memberikan fleksibilitas dan kemudahan untuk membangun konstruksi sosial realitas dan memberikan informasi yang kaya atas
realita yang diteliti Ninik Sri Rejeki, 2011:158.
I.5.2 Pers
Menurut UU pers No.40 tahun 1999, pers diartikan sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan
grafik maupun bentuk lainnya dengan mengunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis aturan yang tersedia.
Pers memanglah suatu lembaga sosial, namun saat ini istilah pers yang sudah melekat di masyarakat awam adalah merujuk pada wartawan, yaitu sebagai pekerja
media. Kusumaningrat dalam Jurnalistik Teori dan Praktek 2005:115 menuliskan bahwa dalam literatur, pekerja seperti pemimpin redaksi, redaktur, reporter disebut
sebagai sebuah profesi. Pers sendiri memiliki arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas adalah yang
menyangkut dengan kegiatan komunikasi baik yang dilakukan media cetak maupun media elektronik. Sedangkan dalam arti sempit, pers menyangkut kegiatan
komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan barang cetakan.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Media Massa Online
Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi lama, namun menstubstitusinya. Radio tidak
menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternatif, menciptakan sebuah khalayak baru. Demikian pula halnya dengan televisi, meskipun melemahkan radio,
televisi tidak dapat secara total mengeliminasi radio. Begitu juga dengan media online yang menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi berita dan
konsumen berita. Jurnalisme online tidak akan menggantikan jurnalisme tradisional, namun meningkatkan intensitasnya dengan menggabungkan fungsi – sungsi dari
teknologi internet dengan media tradisional. Teori konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media
massa terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media terbaru tersebut cenderung merupakan perpanjangan atau evolusi, dari model–model
terdahulu. Dalam hal ini, media massa online bukanlah sebuah pengecualian. Jika surat kabar atau majalah dihitung dengan tirasnya, maka banyak atau
tidaknya pengunjung dihitung dengan hits dan impression. Tingkat kunjungan atau disebut hits sering dijadikan standar. Ada situs berita yang hits per harinya 1,5 juta,
ada pula yang hanya ratusan ribu. Dibandingkan dengan media biasa, sejumlah kekhasan media online yang mewarnai perkembangan pers antara lain: penyajian
yang real time seperti halnya radio dan untuk sebagian televisi, setiap berita bisa
Universitas Sumatera Utara
komprehensif dengan disambungkan ke bank data, jangkauannya global dalam waktu sama dan terdokumentasi.
Karakteristik media online juga mampu menjangkau pelanggan lebih dekat, alternatif promosi, kepuasan kepada pembaca karena mudah diakses, serta berita
aktual yang diperbaharui terus-menerus. Selain fungsi pengetahuan yang mahaluas- karena bisa terhubung ke berbagai situs dunia-juga terdapat fungsi interaktif.
Pembaca bisa mengirim keluhan langsung begitu berita dibaca, dan diterima redaksi dalam hitungan detik. Jika redaksinya aktif, bisa dijawab dalam beberapa menit.
Dengan demikian pembaca lebih dekat dengan penyusun berita.
I.5.4. Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia