Pola Komunikasi Antarpribadi Interpersonal Communication
tersebut harus dipelajari secara berurutan, setiap jilid memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, yang termudah adalah jilid 1 dan yang
tersulit adalah jilid 6. Untuk jilid 1 sd jilid 3 materi tersebut diajarkan di kelas TPA Ula seperti yang di jelaskan Ade :
”Kalau yang kecil-kecil si paling saya ajarin nulis, baca iqra 1-3, praktek wudhu, praktek shalat gerakanyanya gitu, misalnya shalat
dhurur empat rakaat ”
9
Kemudian jilid 4 sd jilid 6 diajarkan di kelas TPA Wustho seperti yang dijelaskan Ratna :
”Materi yang di berikan ada fiqih, aqidah akhlahnya, baca Iqro untuk kelas saya iqro 4-6 dan pembacaan tajwid sebagai dasar
pembacaan al- Qur’an, sejarah-sejarah islam”
10
Dan apabila anak-anak pemulung tersebut seudah menyelesaikan mempelajari Iqra mereka akan mulai diajarkan membaca Al-
Qur’an yang diajarkan di kelas TPA Aliy seperti yang di jelaskan Ibu Ema :
”Untuk ngajinya Al-Qur’an dan Zuz Amma dan kebetulan tingkat yang saya pegangkan kelas Al-
Qur’an, jadi udah lebih paham dari kelas yang lain
”
11
.
12
Metode pembinaan hampir sama di setiap kelas TPA yakni anak- anak pemulung secara langsung diajarkan satu persatu oleh pembimbing
secara face to face, anak-anak tersebut diajarkan halaman demi halaman, huruf demi huruf oleh pembimbing. Seperti yang dijelaskan oleh Ade
9
Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.
10
Hasil wawancara dengan Ratnasari, Jakarta : 04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.
11
Hasil wawancara dengan Siti Chuzaemah, Jakarta : 04.40 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.
12
Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta : Mei
– Juni 2013.
”Kalau untuk baca iqra ya maju satu-satu supaya paham, terus kalau materi setelah dijelasin ditanya satu-satu, misalnya kalo
yang ga paham dijelasin kembali ”
13
dan juga seperti yang dijelaskan Bella salah seorang anak binaan : Kalo Iqro maju satu-satu. Kalo Fiqih di jelasin. Ka Ade jelas aku
paham terus kalau buat kesalahan di catet di buku trus di kasi tahu orangtua
”
14
Untuk kelas TPA Ula dan TPA Wustho proses komunikasi antarpribadinya adalah pembimbing memberikan contoh bunyi huruf-
huruf yang akan diajarkan, kemudian anak-anak pemulung mengikuti apa yang telah diajarkan, apabila anak tersebut salah dalam melafalkan huruf,
pebimbing bisa secara langsung membenarkan pelafalan huruf tersebut, semakin banyak yang telah dipelajari oleh anak-anak pemulung semakin
banyak pula interaksi dan feedback yang terjadi di antara keduanya. Sedangkan untuk TPA Aliy yakni anak-anak yang yang telah
menyelesaikan mempelajari Iqro Jilid 1 sd Jilid 6 mereka akan mulai mempelajari
membaca Al-Quran,
dalam prosesnya
komunikasi antarpribadinya memiliki sedikit perbedaan yakni pembimbing tidak lagi
memberikan contoh bunyi huruf, melainkan pembimbing langsung mendengarkan anak tersebut membaca Al-
Qur’an kemudian apabila terjadi kesalahan mengenai pelafalan huruf dan tajwid, pembimbing
13
Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.
14
Hasil wawancara dengan Anak Binaan Bella Safira, Jakarta : 15.56 – 7 Januari 2014 –
Lt.2 Yayasan Media Amal Islami.
menjelaskan letak kesalahanya dan baru memberikan contoh bacaan yang benar.
15
Proses pembinaan yang dilakukan di YMAI yang telah dijelaskan diatas merupakan pola komunikasi antarpribadi jenis diadik. Komunikasi
antarpribadi diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang dengan seorang menjadi komunikator pembimbing dan seorang menjadi
komunikan anak pemulung. Pola komunikasi antarpribadi diadik merupakan jenis komunikasi yang penting dalam proses pembinaan
keagamaan, karena prosesnya yang berlangsung secara dialogis menunjukan interaksi satu sama lain, pelaku-pelaku yang terlibat dalam
komunikasi berfungsi ganda, masing-masing dari mereka bisa bertukar peran baik sebagai pembicara maupun menjadi pendengar secara
bergantian. Komunikasi antarpribadi diadik dianggap penting karena adanya upaya dari para pelaku untuk membentuk pemahaman yang sama
antara satu sama lain mutual understanding. Oleh karena itu komunikasi antarpribadi diadik ini merupakan komunikasi yang efektif dalam proses
pembinaan keagamaan terutama dalam menyampaikan materi membaca Al-
Qur’an karena dengan menggunakan komunikasi ini pembimbing dapat mengetahui secara langsung respon yang diberikan oleh anak-anak
pemulung, mengetahui sejauh mana tingkatan pemahaman tiap-tiap anak dan mencari solusi untuk anak-anak pemulung tersebut. Seperti yang
dijelas Aderatna :
15
Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta : Mei
– Juni 2013.
”Solusinya yaaa terus aja di ingatkan kembali, diulang-ulang, ditanyain lagi materi yang sebelumnya sampe mereka bosen dan
bener- bener paham”
16
Bentuk pembinaan yang telah dilakukan di YMAI menunjukan bahwa komunikasi antarpribadi diadik terjadi dengan baik karena dengan
menggunakan pola komunikasi tersebut pembimbing dapat memahami betul seperti apa kondisi anak-anak pemulung dan mencari solusi untuk
pemecahan masalah yang terjadi. Bentuk lain dari komunikasi antarpribadi yang terjadi di YMAI
yaitu komunikasi informal, komunikasi ini terjadi di luar jam belajar formal. Komunikasi ini terjadi ketika pembimbing menemukan anak-anak
jalanan yang kurang aktif ketika berada di kelas, maka pembimbing biasanya menanyakan keadanya tersebut di luar jam formal atau ketika
kelas sudah selesai. Seperti yang dijelaskan Ratna : ”Selama ini yang saya lakukan untuk menanganinya yaitu tidak
ribet dengan materi, tetapi lebih mendekati satu persatu secara personal.
”
17
Gambar 5 Proses Komunikasi Antarpribadi
16
Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.
17
Hasil wawancara dengan Ratnasari, Jakarta : 04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.