Pengertian Pembinaan Keagamaan Pembinaan Keagamaan

dari dua unsur suku kata yaitu a dan gam, a diartikan dengan tidak dan gam diartikan dengan pergi yang berarti agama itu menurut bahasa sansekerta adalah tidak pergi atau tetap ditempat, di warisi turun temurun. 23 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia agama memiliki makna ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan keperibadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkunganya. 24 Pengertian lain mengenai agama menurut Ali Negoro yang dikutip oleh Aflatun Muchtar dalam bukunya Tunduk Kepada Allah – Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan Manusia bahwa ”Agama itu adalah suatu keyakinan pada Yang Maha Kuasa, yang dirasa oleh manusia sebagai kekuatan gaib yang mempengaruhi segala yang ada, serta mula jadi segala- galanya dalam alam ini”. 25 Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa pembinaan keagamaan adalah usaha yang dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai tata keimanan kepercayaan dan keperibadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkunganya. 23 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Cet. 5; Jakarta :UI Press, 1985, h. 9. 24 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Cet. 4; Jakarta : PT Balai Pustaka, 2007, h. 12. 25 Aflatun Muchtar, Tunduk Kepada Allah Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan Manusia Jakarta : Khazanah Baru, 2001, h. 10.

2. Tujuan Pembinaan Keagamaan

Pada dasarnya setiap agama memiliki ajaran dan cara membahasakan diri yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa setiap agama pada dasarnya ingin menciptakan kebahagiaan bagi pengikutnya. Karena itulah agama sering disebut sebagai ”jalan” the way. Tujuan pembinaan keagamaan menurut Hasan Langulung yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa tujuan pembinaan agama harus mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan aqidah dan iman, kemudian fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai- nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna, dan terakhir fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat. 26 Menurut Zakiyah Darajat, ada beberapa fungsi agama dalam kehidupan manusia 27 : 1. Memberikan bimbingan dalam hidup. Ajaran agama memberi bimbingan mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, ataupun berhubungan dengan tuhan. Bagi orang yang tingkah lakunya sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama, maka dalam menjalankan hidupnya ia bersikap wajar, tenang, tidak melanggar 26 Abiddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997, h.46. 27 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama Cet. 5; Jakarta : Bulan Bintang, 1976, h.36. hukum dan peraturan masyarakat dimana ia tinggal. Tidak akan mau mengambil hak orang lain yang jelas-jelas bukan haknya. 2. Penolong dalam menghadapi segala kesukaran. Jika orang yang beragama mengalami kesukaran, maka dia akan menghadapinya dengan tabah dan tenang serta tidak merasa putus asa. Karena ia berkeyakinan bahwa kesukaran yang dihadapi sebagai cobaan Tuhan kepada hambanya yang beriman. Tetapi, jika ia orang yang tidak beragama, maka ia akan menghadapi masalah itu dengan panik dan bingung bahkan putus asa. 3. Menentramkan batin. Banyak orang yang tidak menjalankan perintah agama, selalu merasa gelisah dalam hidupnya. Tetapi setelah menjalankan perintah agama ia mendapatkan ketenangan hati bahkan agama dapat memberi jalan penenang hati bagi jiwa yang sedang gelisah.

F. Pemulung

1. Pengertian Pemulung

Kata “pemulung” secara bahasa diartikan sebagai orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan barang bekas dan menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komuditas. 28 Sedangkan menurut Sumadjoko pemulung adalah orang-orang yang pekerjaannya memilih, memungut, dan mengumpulkan sampah atau barang bekas yang masih dapat di 28 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Cet. 4; Jakarta : PT Balai Pustaka, 2007, h. 196.