Motivasi Belajar Landasan Teori
a Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. b
Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya. c
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya.
d Lebih senang bekerja mandiri
e Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. f
Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu. g
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. h
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
16
b. Belajar
1 Pengertian Belajar
Belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan berlatih.
17
Selain makna harfiah diatas, masih ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli pendidikan.
Masitoh dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa belajar adalah proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang
berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik.
18
Sedangkan Trianto berpendapat bahwa belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya
suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi.
19
16
Sardiman, Op. Cit., h. 83
17
EM Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Op. Cit., h. 29-30
18
Masitoh dan laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009, h. 3
19
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: Balai Pustaka, 2009, Cet. Ke-2, h. 7-8
Sementara Suyono dan Haryanto berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan keperibadian. Selanjutnya, dalam bukunya, Belajar dan pembelajaran, Suyono dan Haryanto
juga mengutip pandangan Witherington, bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Selain itu, ia juga mengutip pendapat Hilgard, bahwa belajar merupakan proses
mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri.
20
2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
a Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor ini masih terbagi lagi menjadi dua aspek. Pertama, Aspek fisiologis yang bersifat jasmaniyah. Kedua, aspek
psikologis yang bersifat rohaniyah. Tingkat kecerdasan intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa termasuk
ke dalam aspek rohaniyah ini. b
Faktor eksternal siswa faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini terdiri atas dua macam yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial siswa. c
Faktor pendekatan belajar approach to learning, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-meteri pelajaran. Pendekatan ini dapat dibagi mejadi tiga macam tingkatan, yaitu
20
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan konsep dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. Ke-3, h. 11-12
pendekatan tinggi speculative dan achieving, pendekatan sedang analytical dan deep, pendekatan rendah reproductive dan surface.
21
3 Perwujudan perilaku belajar
Perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut;
a Kebiasaan, terjadi karena proses penyusutan kecenderungan respons
dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak
diperlukan. b
Keterampilan, ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah. keterampilan c.
Motivasi Belajar 1
Pengertian Motivasi Belajar Dari beberapa pengertian motivasi dan belajar diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau penggerak yang ada pada diri seseorang dalam usahanya untuk
memperoleh pengetahuan atau keterampilan. Dengan adanya motivasi belajar ini, seorang siswa menjadi tergerak dengan sendirinya untuk
melakukan aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan tujuannya yaitu memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
tujuan kegiatan pembelajaran dengan sendirinya menjadi lebih efektif dan efisien.
2 Fungsi motivasi dalam belajar
Mengenai fungsi motivasi, Sardiman mengatakan bahwa hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Dengan demikian, motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan
21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. XVI, h. 129-137
dengan hal tersebut, ia mengatakan bahwa setidaknya motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu :
a Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan b
Menentukan arah perbuatan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya. c
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut.
22
3 Indikator motivasi belajar
Menurut Hamzah B. Uno hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku ‚ pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 1.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4.
Adanya penghargaan dalam belajar 5.
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
23
4 Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa motivasi merupakan keadaan yang dinamis bagi seorang siswa, maka untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut untuk kreatif membangkitkan motivasi siswa yang rendah dan mempertahankan motivasi siswa yang tinggi. Berikut ini beberapa
petunjuk mengenai hal tersebut di atas :
22
Sardiman, Op. Cit., h. 84-85
23
Hamzah B. Uno‚Teori Motivasi dan Pengukurannya‚Jakarta‚ Bumi Aksara‚ 2008‚ Cet. Ke-
3‚ hal. 23
a Memperjelas tujuan yang ingin dicapai, pemahaman siswa tentang
tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
b Membangkitkan minat siswa, siswa akan terdorong manakala mereka
memiliki minat. Oleh sebab itu, mengembangkan minat siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.
c Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, siswa hanya
mungkin dapat belajar dengan baik dalam suasana yang menyenangkan. Maka guru harus mengupayakan agar kelas selalu dalam suasana segar,
hidup dan tidak tegang. d
Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan setiap siswa, motivasi siswa akan tumbuh manakala mereka merasa dihargai.
Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan unuk memeberikan penghargaan.
e Memberikan penilaian, bagi sebagian siswa, nilai dapat menjadi motivasi
yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu penilaian harus dilakukan dengan segera, agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerja
mereka. f
Memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, penghargaaan bisa dilakukan dengan cara memberikan komentar yang positif.
Komentar positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. g
Menciptakan persaingan dan kerjasama, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar
kelompok maupun individu. Meskipun pada saat-saat tertentu persaingan tersebut tidak selalu menguntungkan
24