Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPS DENGAN PENGGUNAAN

MEDIA PEMUTARAN FILM DI KELAS V

MI MIFTAHUL HIDAYAH

KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh SARMIN NIM : 1811018300043

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU MADRASAH PROGRAM STUDI PGMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

SARMIN, 2014. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Penggunaan Media Pemutaran Film Di Kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media pemutaran film dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Kota Bekasi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PTK, dan tindakan penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, obserIasi kegiatan belajar, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Kota Bekasi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil pre test dan post test serta lembar obserIasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 58,26%, sedangkan nilai rata-rata N-Gain 0,67.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan menggunakan media pemutaran film dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Adapun saran penelitian ini adalah: Bagi guru,para guru bidang studi IPS khususnya dan guru-guru bidang studi lain pada umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam proses pembelajaran serta dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan media pemutaran film. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan. Bagi siswa, dengan menggunakan media pembelajaran pemutaran film siswa diharapkan dapat lebih termotiIasi, memahami materi dalam proses pembelajaran.


(6)

i

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain rasa syukur kepada Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMUTARAN FILM DI KELAS V MI “MIFTAHUL HIDAYAH” KECAMATAN PONDOK GEDE KOTA BEKASI” dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari semua pihak, peneliti tidak mampu melaksanakan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Nurlena Rifa’i, M.A,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi ini.

2. Dr, Fauzan, MA, selaku Ketua Prodi/Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Drs. H. Nurrochim, MM, selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya

telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dindin Ridwanuddin, M.Pd, selaku Ketua Pengelola DMS yang dengan kesabarannya telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Segenap dosen yang telah membekali peneliti dengan disiplin ilmu yang sangat membantu bagi penulisan skripsi ini.


(7)

ii

6. Masmuni, S.Ag., MM, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah “Miftahul Hidayah” Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di MI tersebut.

7. Nurasiah, isteri tercinta yang telah memberikan do’a dan motivasinya.

8. Rekan-rekan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah kelas A3.2 yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Kiranya hanya ucapan terima kasih yang dapat peneliti sampaikan. Semoga Allah SWT, membalas kebaikan Bapak/Ibu/ Saudara dengan lebih baik serta pahala yang berlipat ganda. Akhirnya peneliti berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 19 Oktober 2014 SARMIN


(8)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……….. LEMBAR PERNYATAAN ………. ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian... C. Pembatasan Fokus Penelitian... D. Perumusan Masalah Penelitian ... E. Tujuan Penelitian ………... F. Kegunaan Penelitian ………... BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik ... 1. Hakekat Belajar ... 2. Pengertian Pembelajaran ... 3. Hasil Belajar ...….. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...…. 5. Hakekat Media Pemutaran Film ……… 6. Pembelajaran IPS ...……… B. Kerangka Berfikir ………... C. Hasil Penelitian yang Relevan ... D. Hipotesis Tindakan ……….………. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... C. Subjek Penelitian ... D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... E. Tahapan dan Intervensi Tindakan ...

i iii v xi xii 1 5 5 6 6 6 8 8 11 13 14 15 22 26 27 28 29 29 31 32 32


(9)

iv

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... G. Data dan Sumber Data ... H. Instrumen Pengumpulan Data ... I. Teknik Pengumpulan Data ... J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... K. Analisis Data dan Interpretasi Data ... L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah ... B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... D. Rekapitulasi Hasil Belajar ... E. Pembahasan Hasil Penelitian …... BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran …... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

36 37 38 40 40 40 41 43 43 45 54 62 65 67 67 69


(10)

v DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 : : : : : : : : : : : : : : : :

Daftar Nama Siswa dan Jenis Kelamin ………. Taraf Keberhasilan Proses Pembelajaran ………….… Teknik Pengumpulan Data ……… Jumlah Siswa MI Miftahul Hidayah ……….… Struktur Pengurus MI Miftahul Hidayah ………...…… Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Saat Menyaksikan Pemutaran Film ………...……… Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus I ………….…… Daftar Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Siklus I .… Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I ………...… Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Saat Bermain

Peran ………..……

Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus II ……… Daftar Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Siklus II … Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II ………..… Rekapitulasi Perbandigan Posttest Siklus I dan Posttest

Siklus II ……….……

Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ………

31 36 40 44 45 48 49 51 52 57 58 60 61 63 65


(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4

: : : :

Rancangan Siklus Penelitian ... Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Kategori N-Gain ... Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II dan Kategori N-Gain ... Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II …...

30 53 61 64


(12)

vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 : : : : : : : : : : : : : : :

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) MI Miftahul Hidayah ... Daftar Nama Siswa dan Jenis Kelamin ... Pedoman Observasi Terhadap Guru Pada

Siklus II …….………..

Pedoman Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I ………. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru ... Lembar Pengamatan kegiatan Siswa .. ... Kisi-kisi Instrumen Siklus I ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .. Lembar Soal Pretest dan Posttest Siklus I ... Kisi-kisi Instrumen Siklus I ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II . Lembar Soal Pretest dan Posttest Siklus II ... Kunci Jawaban Soal Siklus I dan II ………… Foto Proses Pembelajaran ……….. Lembar Uji Referensi ……….


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dalam berbagai cabang ilmu dan teknologi yang dicapai dewasa ini membawa dampak terhadap tuntutan kualitas kemampuan yang sepatutnya dicapai melalui proses pendidikan, terutama proses pendidikan formal di sekolah. Proses pendidikan yang semula hanya menekankan pada pemberian atau penyampaian pengetahuan kepada siswa dirasakan sudah tidak memenuhi harapan lagi. Hal ini mengingat telah banyak materi ilmu pengetahuan dalam berbagai cabang sehingga jika semua materi pembelajaran itu harus disampaikan menuntut waktu yang lama, sebaliknya jika hanya sebagian kecil saja yang tersampaikan, menyebabkan seseorang yang mengikuti proses pendidikan di sekolah selalu dalam keadaan tertinggal.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Tidak dapat dipungkiri, munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi yang telah banyak membantu proses pendidikan. Ini terbukti sekarang ini dalam proses belajar mengajar seorang guru sering menggunakan media seperti komputer, tape recorder, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 Pasal 19 Ayat ke-1 menyatakan “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,


(14)

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta fsikologis”1

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas lembaga pendidikan berusaha meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran. Usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain mengembangkan media pembelajaran, menerapkan media pembelajaran serta memilih dan menetapkan jenis media pembelajaran yang digunakan. Pengembangan dan penerapan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berkaitan dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), bahwa pelaksanaan pendidikan nasional diharapkan merata menyentuh semua lapisan masyarakat tanpa adanya sifat diskriminatif. Sejalan dengan bunyi pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005, setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan bermutu agar terbentuk manusia nasionalis, demokratis sesuai norma, peraturan yang berlaku baik ditingkat daerah sampai dunia.

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi satuan pendidikan tingkat SD/MI menyebutkan IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.2 Selain mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi mengenai isu sosial, IPS juga memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Melalui pelajaran IPS, siswa diharapkan menjadi warga negara Indonesia demokratis, bertanggung jawab dan cinta damai. Peraturan tersebut tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 pasal 37 ayat 1, Kajian IPS meliputi ilmu bumi, sejarah, ekonomi dan kesehatan dengan tujuan mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan analisis siswa terhadap kondisi sosial masyarakat yang tersususn secara sistematis,

1

PP No.32 Tahun 2013 Pasal Ke-1

2


(15)

komprehensif, terpadu agar terbentuk kedewasaan dan keberhasilan dalam hidup bermasyarakat.

James A. Banks dalam bukunya Teaching Strategies for the socisl studies memberikan definisi sosial studies atau IPS “sebagai bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakatnya”.3 Welton & Mallan memandang ”IPS atau studi sosial sebagai mata pelajaran gabungan terutama dari: (1) disiplin ilmu-ilmu sosial; (2) temuan-temuan (atau pengetahuan) yang berasal dari disiplin ilmi-ilmu sosial; dan (3) proses-proses yang dilakukan oleh ilmi-ilmuwan sosial dalam menghasilkan temuan atau pengetahuan”.4

Dari beberapa pendapat ahli IPS merupakan suatu konsep ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai realita, fenomena di masyarakat baik bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, kesehatan dengan tujuan membentuk karakteristik manusia bertanggung jawab, nasionalis, demok-ratis, dan cinta damai.

Sebagai salah satu mata pelajaran di SD, IPS mempelajari berbagai fenomena, realita di masyarakat sehingga membantu siswa siap menghadapi masalah melalui pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif. Namun saat ini pembelajaran IPS masih terpusat pada guru. Seperti temuan akademik yang menerangkan banyak guru memberikan pemahaman kepada siswa bahwa materi IPS bersifat hafalan sehingga pembelajaran terpusat. Kondisi ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajarnya kurang optimal.

Keadaan ini ditemui saat pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Kota Bekasi. Hasil observasi menunjukkan adanya permasalahan pembelajaran IPS di kelas V seperti siswa kurang aktif, sering ngobrol dengan temannya sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Kurang

3

Sapriya, Susilawati, S. Nurdin, Konsep Dasar IPS( Bandung : UPI Press, 2006), hal. 3.

4


(16)

optimalnya penggunaan media dan perhatian menyeluruh mengakibatkan siswa cepat bosan dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil belajar IPS kelas V kurang maksimal, dengan perolehan hasil dari 23 siswa sebanyak 18 atau 78,3% nilainya masih dibawah KKM, sedangkan 5 atau 21,7 % sudah mengalami ketuntasan dengan nilai di atas KKM yaitu 7,0.

Dari permasalahan diatas perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran IPS melalui pembelajaran yang mengutamakan penerapan pengalaman siswa. Penggunaan pembelajaran berdasarkan pengalaman dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya dalam menghadapi permasalahan sosial. Dengan begitu guru diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran dengan menerapkan model dan media yang ada sehingga mendorong siswa lebih aktif. Kondisi tersebut membantu meningkatkan keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa dalam pelajaran sehingga hasil belajar meningkat. Oleh karena itu, diperlukan media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa ,salah satunya dengan menggunakan media pemutaran film.

Media pemutaran film adalah suatu cara atau teknik yang digunakan seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara menggunakan serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus dan menggambarkan pergerakan yang nampak normal.

Dengan media ini diharapkan siswa dapat lebih semangat dan bergairah dalam belajar sehingga mereka lebih cepat memahami materi yang diajarkan, karena apa yang ditayangkan atau mereka tonton tersebut akan lebih melekat di dalam hati dan ingatan mereka, dari pada metode ceramah atau bercerita.

Dengan demikian, media ini diharapkan dapat meningkatkan rasa Nasionalisme siswa, dan mereka bisa menjadi generasi penerus yang tidak melupakan jasa para pahlawannya di dalam merebut negara ini dari penjajah, dan menata negara ini menjadi lebih baik. Setelah kurang lebih 350 tahun di jajah oleh bangsa asing, sehingga mereka siap terjun dimasyarakat dan


(17)

mampu mengisi kemerdekaan ini, dengan menjadi manusia-manusia yang berguna bagi orang tua, agama, bangsa dan negaranya.

Selain itu juga proses pemutaran film ini diharapkan dapat mencapai, tujuan materi pembelajaran yang ingin disampaikan, serta media film dapat membantu dalam membentuk karakteristik siswa menuju kearah yang lebih dinamis dan kreatif.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, Identifikasi masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:

1. Siswa merasa bosan, jenuh, dan tidak fokus.

2. Belum menggunakan media pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran tidak efektif dan efesien.

3. Hasil belajar siswa rendah. C. Pembatasan Fokus Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan media pemutaran film untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi. 2. Materi pembelajaran IPS tentang proklamasi kemerdekaan Republik

Indonesia. SK. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. KD. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

3. Hasil belajar IPS siswa kelas V MI. Miftahul Hidayah Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi pada ranah kognitif siswa.


(18)

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas adapun perumusan masalah yang ingin dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: “Apakah media pemutaran film dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Kelas V MI Miftahul Hidayah”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media pemutaran film dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Kota Bekasi.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1. Kegunaan Untuk Peneliti

a. Memperbaiki proses kegiatan belajar dan mengajar di kelas yang sudah dikelolanya

b. Memupuk rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan analisis terhadap hasil kinerjanya sehingga dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari kegiatan belajar dan mengajar yang selama ini dilaksanakan

c. Dapat mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi di dalam kegiatan belajar dan mengajar

d. Dapat berkembang secara lebih baik lagi sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan

e. Menciptakan rasa senang belajar IPS

f. Diperoleh metode yang tepat untuk materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.


(19)

2. Kegunaan Untuk Siswa

a. Siswa akan lebih berkonsentrasi

b. Dapat merangsang partisipasi aktif pandangan siswa, serta dapat menggambarkan daya imajinasi mereka.

c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran d. Dapat memperbaiki hasil belajar

e. Siswa semakin termotivasi untuk meningkatkan pemahan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Dapat digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih baik.

b. Memberikan sumbangan yang positif untuk kemajuan sekolah c. Meningkatkan hasil belajar siswa.


(20)

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan “sebagai proses perubahan prilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan prilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya”.5

Belajar adalah ”kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamentalis dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.6

Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Winkel, seperti yang dikutip Riyanto (2009) Belajar adalah ”suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap”. 7

Gagne mendefinisikan belajar adalah ”perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Sedangkan menurut Travers belajar adalah ”proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”.8

5

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran (Bandung : CV Wacana Prima, 2009), hal. 38

6

Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16, hal. 87

7

Agus Suprijono, Cooperative Learning ( Yogyakarta : Pustaka Pelangi, 2012), Cet. VII, hal. 2

8

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), hal. 5


(21)

Dari beberapa pendapat di atas belajar merupakan proses perubahan prilaku seseorang, meliputi: kemampuan, sikap, keterampilan, cara berfikir, berjalan secara bertahap dan berkelanjutan dari lahir sampai akhir hayat sebagai hasil pengalaman interaksi dengan lingkungan sehingga dapat menghadapi berbagai situasi. Tidaklah semua perubahan prilaku diperoleh dari hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya, karena proses perkembangan dan pertumbuhan, seperti halnya kematangan atau maturation. Tapi itu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan seperti inipun bukan hasil belajar melainkan kematangan atau maturation. Ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Artinya, belajar akan memperoleh hasil baik jika ia telah matang melakukan hal itu. Oleh karenanya belajar itu merupakan suatu proses, tentu membutuhkan waktu. Hasil belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha.

a. Unsur-unsur Belajar

Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dipahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme menyatakan dalam Sukmadinata adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi:

1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu. 2) Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan

baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.


(22)

3) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah lainnya.

4) Interpretasi, yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

5) Respon. Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam pencapaian tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba, (trial and error).

6) Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.

7) Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.

Sementara para konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar sebagai berikut:

a. Tujuan Belajar, yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.

b. Proses Belajar adalah proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah.

c. Hasil Belajar dipengaruhi oleh pengalam pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.9

9

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet.III,hal. 126-127


(23)

Dari dua aliran teori belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa unsur belajar adalah beberapa bagian yang saling berkaitan selama proses belajar. Dengan rangsangan diberikan guru kepada siswa untuk memahami materi sebagai pendalaman pengetahuan atau pengalaman baru yang tersimpan didalam ingatan/memori sehingga dapat diterapkan melalui tindakan serta adanya pengalaman belajar sebagai hasil interaksi dari apa yang dipelajari.

2. Pengertian Pembelajaran

Kata dasar pembelajaran adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar.

Kata pembelajaran “lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social”.10

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk pembelajaran. Pemebelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar jika memenuhi beberapa ciri berikut:

a. Belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen.

b. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan tidak didapat secara spontanitas, instant, namun bertahap

(sequensial). seorang anak dapat membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama, kemampuan

10


(24)

membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat. Seseorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan kecepatan yang tinggi karena akibat doping, bukanlah merupakan dari hasil belajar, melainkan karena efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya.

c. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih maupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru. 11

Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri sibelajar tadi. Peristiwa-peristiwa pembelajaran itu adalah: (i) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memberikan balikan (feedback), (vii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan transfer.12.

Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang penyampai bahan, atau penyaji materi, melainkan sekedar fasilitator, guru adalah fasilitator dan dia merupakan salah satu fasilitator pembelajaran. Pembelajaran tanpa seorang guru mengansumsikan kemandirian dan aktivitas siswa selaku pebelajar.

Pembelajaran adalah suatu system atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.dengan demikin jika pembelajaran dipandang sebagai suatu system, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain

11

Rudi susilana dan Cepi Riana, Media Pembelajaran (Bandung:2009), hal. 1-2

12


(25)

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.13

3. Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit.Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba).Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.14

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaiannya sendiri.

13

Depdiknas, hal. 9

14


(26)

Benyamin S. Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: a. Ranah kognitif meliputi:

1) knowledge (pengetahuan, ingatan),

2) comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), 3) application (menerapkan)

4) analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

5) synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membangun bangunan baru)

6) evaluation (menilai) b. Ranah afektif meliputi :

1) Receiving (sikap menerima) 2) Responding (memberikan respons) 3) Valuing (nilai)

4) Organization (organisasi) 5) Characterization ( karakterisasi) c. Ranah psikomotor meliputi:

1) Initiatory

2) Pre-rountine

3) Rountinized

Ranah psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.15

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas peneliti menyimpulkan hasil belajar sebagai segala perubahan tingkah laku baik bersifat positif maupun negatif dari adanya kegiatan pembelajaran pada siswa yang mengacu pada peningkatan kemampuan ranah kognitif, afektik dan psikomotor. Dalam penilitian ini yang diinginkan adalah siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas V MI Mifatahul Hidayah

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Suatu proses dikatan berhasil apabila tidak ada kendala selama pelaksanaannya. Begitu juga proses belajar keberhasilan dan kegagalan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:

15


(27)

1) Faktor Internal Siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni: a) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihatan. b) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) seperti tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dan motivasi yang rendah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

2) Faktor Eksternal Siswa. Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: a) faktor lingkungan sosial seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekoloah dan wakil-wakinya) dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar seorang siswa. b) faktor lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.16

5. Hakikat Media Pemutaran Film a. Pengertian media

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai media, baiklah kita simak dulu pengertiannya. Kata Media berasal dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media.

16


(28)

Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schman, 1982).

2) National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.

3) Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. 4) Asociation of Education Comunication Technology (AECT)

memberikan batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.

5) Sedangkan Gagne berpendapat bahwa berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

6) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. (Miarso,1989).17

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah sebagai pembawa pesan, sarana komunikasi, dan berbagai jenis komponen yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan, dan perhatian siswa agar terjadi proses belajar.

a. Jenis- jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Pengklasifikasian media pembelajaran hingga sekarang belum ada pembakuan, yaitu belum adanya kesepakatan atau ketentuan yang berlaku secara umum atau khusus. Oleh karena itu pengklasifikasian media pembelajaran yang ada sekarang berdasarkan pertimbangan kepentingan atau pendapat yang berbeda-beda. Berdasarkan

17


(29)

penelitian para ahli, ternyata media pembelajaran yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Beberapa kesimpulan (generalisasi) hasil penelitian para ahli, pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Namun demikian, peran yang dimainkan guru itu sendiri juga menentukan terhadap efektifitas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran. Peran ini tercermin dari kemampuan memilih aneka ragam media pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan kemampuan indera, jenis media pembelajaran terdiri atas :

1) Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran (audio). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara. Contoh: radio, tape recorder, dan telepon.

2) Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan (visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat. Contoh: gambar , poster, grafik, dan lain-lain. 3) Media audio visual, yaitu jenis media pembelajaran yang

menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan (audio-visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh: televise, film, video, dan lain-lain.18

Rudi Brets membuat klasifikasi media pembelajaran berdasrkan adanya adanya tiga ciri, yaitu suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini Brets membuat delapan kelompok media pembelajaran, yaitu :

1) Media pembelajaran audio-motion-visual, yaitu media pembelajaran yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk

18


(30)

obyeknya dapat dilihat. Media pembelajaran semacam ini paling lengkap. Jenis media pembelajaran termasuk kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film bergerak.

2) Media pembelajaran audio-still-visual, yaitu media pembelajaran yang mempunyai suara, obyeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan. Seperti film strip bersuara, slide bersuara atau rekaman televisi dengan gambar tidak bergerak (television still recording). 3) Media pembelajaran audio-semi-motion, mempunyai suara dan

gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti telewriting atau teleboard.

4) Media pembelajaran motion-visual, yaitu media pembelajaran yang mempunyai gambar obyek bergerak. Seperti film (bergerak) bisu (tidak bersuara).

5) Media pembelajaran still-visual, yaitu ada obyek namun tidak ada gerakan. Seperti film strip, gambar, microform, atau halaman cetak.

6) Media pembelajaran semi-motion (semi gerak), yaitu yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele-autograf.

7) Media pembelajaran audio, hanya menggunakan suara seperti radio, telepon, audio tape.

8) Media pembelajaran cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (symbol bunyi).

Jenis dan karakteristik media yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah media audio-motion-visual ( film). Media yang diguanakan adalah pemutaran film dalam pembelajaran IPS dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

b. Media Audio Visual Film

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan


(31)

bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.19

Film untuk konteks pembelajaran mempunyai banyak jenis yang variatif, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Film Dokumenter (Documentaries). Menurut Heinich dkk.film-film dokumenter adalah film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi atau bukan pula memfiksikan yang fakta. Poin penting dalam film ini, menurutnya, adalah menggambarkan permasalahan kehidupann manusia meliputi bidang ekonomoi, Budaya, Hubungan antar manusia, Etika, dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia. Docudrama, yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Dengan demikian kisah-kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata, dari kehidupan nyata, bias diambil dari sejarah.

2) Film drama dan semi drama, keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bias dari kisah nyata bisa juga tidak yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Berkenaan dengan klasifikasi film, Asnawir Menglasifikasiannya menjadi 10 jenis, yakni, film Informasi, film kecakapan atau drill, film Apresia film documenter, film rekreasi, film episode, film sains, film berita (news), film industry, dan film provokasi.20

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Film sebagai media audio visual gerak.

19

Susilana dan Riyana, op.cit.hal. 20

20


(32)

1) Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:

a) Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan dan sebagainya. b) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

c) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.

d) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.

e) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.

f) Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.

g) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.

d. Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:

1) Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.

2) Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

3) Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutarkembali secara keseluruhan.

4) Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.21

e. Fungsi Media Pembelajaran 1) Menurut Hamalik :

a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

b) Begian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar

21


(33)

c) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.

d) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik e) Mempertinggi mutu belajar mengajar. 22 2) Menurut Sadiman :

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.

b) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serat daya indra, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa kekelas dapat diganti dengan gambar atau slider yang bisa ditampilkan lewat film, video, foto atau film bingkai.

c) Meningkitkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemapuannya, dan mengatsi sikap pasip siswa.

d) Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.23. f. Tujuan media Pembelajaran

Secara umum tujuan media pembelajaran adalah:

1) Agar proses belajar dan mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna.

2) Untuk memermudah bagi guru/pendidik dalam menyampai-kan informasi materi kepada peserta didik.

3) Untuk mempermudah bagi siswa dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik.24

22

Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Bumi Aksara, 2012), hal. 146

23

Sadiman Pengertian Media Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada, (dalam Leo Agung,Jakarta: 2012:146)

24


(34)

4) Untuk dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.

5) Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah faham antara siswa yang satu dengan yang lainnya terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.

6. Pembelajaran IPS

a. Pengertian IPS

Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.25

Welton & Mallan memandang IPS atau studi sosial sebagai mata pelajaran gabungan terutama dari: (1) disiplin ilmu-ilmu sosial; (2) temuan-temuan (atau pengetahuan) yang berasal dari disiplin ilmi-ilmu sosial; dan (3) proses-proses yang dilakukan oleh ilmi-ilmuwan sosial dalam menghasilkan temuan atau pengetahuan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat SD/MI menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Dari beberapa pengertian IPS, peneliti menyimpulkan bahwa hakikat IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari berbagai kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial serta mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah

25


(35)

sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu dan bersifat praktis.

b. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI

1) Fungsi mata pelajaran pengetahuan Sosial di SD/MI adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

2) Tujuan mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SD/MI adalah:

a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis

b) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial;

c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;

d) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial di SD/MI Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah: 1) Sistem sosial dan budaya

2) Manusia, tempat, dan lingkungan 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 5) Sistem berbangsa dan bernegara.26 d. Fakta dalam IPS

Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

26


(36)

Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan negara Indonesia.

Bertitik tolak dari pengertian IPS tersebut di atas ternyata fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam IPS. Dengan kata lain fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yanga ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi.

e. Konsep dalam IPS

Sebelum mengkaji konsep-konsep dasar ilmu sosial maka ada baiknya kita kaji bagaimana pembentukan dari sebuah konsep. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan kepada beberapa konsep, ada konsep yang bersifat konkrit, seperti; mobil, rumah, kapal, dan konsep yang bersifat abstrak seperti demokrasi, kesetiaan, kebudayaan, dan lain-lain.

IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/kejadian waktu dan tempat. Geografi terdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site), distribusi, dan perancang-an. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan (scancity), spesi-alisasi (specialization) saling ketergantungan (interdependence), pasar (market), dan lain-lain.

Setelah dikemukakan beberapa konsep dasar ilmu sosial yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah sosial yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial untuk memecahkan masalah sosial, maka pada akhirnya kita harus mengambil suatu kesimpulan atau keputusan bagaimana hasil penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Untuk menarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu maka kita tidak akan terlepas dari proses generalisasian, oleh karena itu di bawah ini akan diarahkan


(37)

bagaimana kedudukan atau peran generalisasi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

f. Generalisasi dalam IPS

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa generalisasi merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur Ilmu Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan itu, jelas bahwa Ilmu Pengetahuab tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada.

Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pengetahuan .

Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (system) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.

Dari uraian tidakalah berlebihan bila materi atau bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri tiga unsur yang saling berkaitan dalam memeberikan sumbangan materi terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial yang menjadi sebuah mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar.


(38)

B. Kerangka Berpikir

Kemampuan guru dalam memilah dan memilih metode yang relevan, atau cocok dalam proses kegiatan belajar dan mengajar agar sesuai dengan tujuan dari materi suatu mata pelajaran, adalah merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Tuntutan untuk dapat mamilah dan memilih metode yang tepat tersebut mutlak dilakukan oleh seorang guru ketika melakukan transfer ilmu kepada siswa dan siswinya khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Hal tersebut juga sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan kepentingan pembelajaran-pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikin menuntut seorang guru, harus kreatif dan terus berinovasi untuk memperbaiki proses kegiatan belajar dan mengajarnya.

Pemutaran film pada prinsipnya merupakan pembelajaran yang menarik sekali untuk digunakan sebagai alat pengajaran. Film juga bersifat edukatif yang mampu menghibur sehingga dapat dengan mudah menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara lebih baik yang berdaya guna dan berhasil guna.

Film harus dipilih agar sesuai dengan materi pelajaran yang sedang diberikan. Untuk itu guru harus mengenal film yang tersedia dan lebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah itu film dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya.

Agar siswa dan siswi tidak hanya memandang film itu hanya sebagai hiburan, sebelumnya mereka harus ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari pemutaran film tersebut.

Kondisi awal guru sebelum menggunakan metode pemutaran film tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila, maka aktivita dan pemahaman tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila masih rendah.


(39)

Untuk memperbaiki aktivitas dan pemahaman tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila tersebut maka peneliti perlu menggunakan metode yang tepat yaitu pemutaran film.

Kondisi akhir diduga dengan menggunakan media pemutaran film dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di kelas V MI Miftahul Hidayah, kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi semester II tahun pelajaran 2013/2014.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian oleh Rosyidin (2012) dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan CD Sebagai Media Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV MI Al-Wathoniyah 16 Rawa Terate Kec. Cakung Jakarta Timur.

Di peroleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran menggunakan media CD pembelajaran, mampu meningkatkan kemampuan memahami materi dengan pokok bahasan komunikasi dan teknologi transportasi. Hal ini tampak dari peningkatan nilai rata-rata yang pada awalnya kemampuan siswa pada siklus I hanya (6,7), kemudian pada siklus II meningkat menjadi (7,4), dan pada siklus III nilai rata-rata meningkat lagi menjadi (8,2), sudah mencapai indikator yang diharapkan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu 7,5.27

Hasil yang sama juga di peroleh oleh Fitria (2013) ”Penggunaan Media Audio Visual Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Negri 003 Minas Kabupaten Siak”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Pembelajaran dengan menggunakan media Audio visual dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa, hal ini dapat dilihat dari data aktivitas guru, yaitu sebesar 3,75%. Sedangkan aktivitas siswa sebesar 21,27%. (2) Pembelajaran dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dari

27

Rosyidin, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan CD Sebagai Media Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV MI Al- Wathoniyah 16,(Jakarta : 2012)


(40)

75% hingga menjadi 91,67%, dengan rata-rata nilai harian ulangan yaiti 78,75. (3) Penggunaan media audio visual sangat membantu dalam pembelajaran karena itu penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar.28

Dari hasil penelitian diatas dapat di simpulkan bahwa penggunaan media audio visual sangat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif dan efektif dan efesien.

D. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka dapat diajukan hipotesis untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:

“Dengan menggunakan media pemutaran film maka hasil belajar siswa tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di kelas V MI Miftahul Hidayah, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi semester II tahun pelajaran 2013/2014 akan meningkat”

28

Fitria (2013) Penggunaan Media Audio Visual Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Negri 003 Minas Kabupaten Siak,


(41)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Hidayah Jl. Kemang Sari IV No.13 RT/RW 01/09 Kelurahan Jati Bening Baru Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi.Alasan pemilihan lokasi ini karena peniliti mengajar di MI tersebut, sehingga tidak menggangu kegiatan mengajar dan memudahkan peneliti untuk mencari data dan informasi yang berkenaan dengan penelitian ini.

Adapun Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juni 2014 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Persiapan, pada tahap ini peneliti diawali dengan kegiatan mengidentifi-kasi masalah di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian.

2. Pelaksanaan, pada tahap ini kegiatan dimulai dengan mengadakan pengamatan langsung (observasi) kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian. 3. Pelaporan, pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan mengedit (editing), mengolah data, menganalisa data dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

B.Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikarto, “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.29

Metode yang digunakan peneliti yaitu metode kualitatif. Sedangkan untuk penggambaran hasil dari penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan menggambarkan sifat sesuatu yang

29


(42)

sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Selama kegiatan penelitian berlangsung, penulis berkolaborasi dengan Kepala Madrasah sebagai pengamat. Untuk lebih lanjut pola tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Sistem model penelitian tindakan kelas tersebut berbentuk siklus (cycle) dan pelaksanaan siklus ini tidak hanya berlangsung dalam satu kali tindakan tetapi berlangsung hingga pada siklus kedua dengan indikasi tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Siklus II

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi


(43)

 Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tahap 2: Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

 Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

 Tahap 4: Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, maka kegiatan di awali dengan mengadakan observasi pelaksanaan proses pembelajaran, mengamati keadaan situasi belajar dan respon siswa terhadap pembelajaran yang disajikan oleh guru.

C. SubjekPenelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok Gede , Kota Bekasi yang berjumlah 23 siswa,terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Tabel 3.1

Daftar nama siswa dan jenis kelamin

No Nama Jenis Kelamin

1 Arya Soma L

2 Ahmad Iqbal L

3 Ariq Muammar Syah L

4 Arki Syahluna L

5 Ihda Azkia P

6 Dika Sopyani P

7 Iqbal Maulana L

8 Muhammad Raihan L


(44)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana utama, maka pada pra-penelitian, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran IPS, kemudian membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada waktu penelitian.

Adapun posisi peneliti dalam PTK ini adalah sebagai posisi utama. Peneliti melakukan langsung apa yang akan ditingkatkan di kelas tersebut. Peneliti melakukan refleksi dari pembelajaran yang dilakukan sehingga berdasarkan itulah peneliti melakukan penelitian. Selain itu juga peneliti berperan sebagai pembuat laporan dari apa yang dilaksanakan dan observasi yang dibantu oleh Kepala Sekolah.

E. Tahapan dan Intervensi Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua siklus, siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

10 Muhammad Nur Kholik L

11 Muhammad Iqbal L

12 Mira Mursalinda Sari P

13 Oktavia P

14 Putri Soleha P

15 Raudhatun Nisa P

16 Rana Aulia P

17 Suli Adi Ningsih P

18 Sarmila P

19 Selamet L

20 Siti Khodijah P

21 Wahyu Fadilah L

22 Zakiyah P


(45)

1. Siklus I

a. Mengidentifikasi Masalah

Peneliti berdiskusi dengan guru bidang studi IPS terkait dengan permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar di kelas V MI Miftahul Hidayah, Pondok Gede, Kota Bekasi, seperti melihat strategi dan media apa yang digunakan serta bagaimana hasil dan prestasi belajar siswa selama ini pada pembelajaran IPS.

b. Memeriksa Lapangan

Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan terhadap kejadian-kejadian di lapangan. Sebagai kegiatan memeriksa lapangan peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

c. Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan penelitian lapangan yaitu pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 dan mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, maka peneliti merencanakan tindakan dengan guru bidang studi IPS, dengan harapan permasalahan yang sedang dihadapi dapat terselesaikan dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun hasil perencanaan tersebut antara lain:

1) Membuat silabus pembelajaran

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran 3) Membuat media pembelajaran

4) Mempersiapkan lembar observasi d. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan pada hari jum’at 25 April 2014 di kelas V MI Miftahul Hidayah, Pondok Gede, Kota Bekasi sesuai dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga membuat catatan terhadap perkembangan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Selama pelaksanaan


(46)

tindakan peneliti bertindak sebagai guru sekaligus observer yang mencatat pada lembar pengamatan observer.

Pada akhir pembelajaran peneliti melaksanakan evaluasi dan refleksi, yaitu membagikan soal pos tes tentang peristiwa proklamasi kepada setiap siswa dengan waktu selama 60 menit untuk mengetahui efektivitas dari pembelajaran konvensional atau pembelajaran tanpa media audio visual.

e. Observasi

Adapun yang menjadi observasi dan perencanaan pelaksanaan tindakan adalah guru IPS dan di laksanakan di kelas V MI Miftahul Hidayah, Pondok gede, kota Bekasi yakni hari jum’at 11 April 2014 dengan tujuan untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengemukakan data terkait dengan hasil belajar siswa. Selain itu observasi juga dilakukan dengan cara mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung.

f. Refleksi

Refleksi dilakukan di kelas V MI Miftahul Hidayah, pondok gede, kota Bekasi pada tanggal 11 April 2014 yaitu dengan melakukan pre test dan post test untuk melihat hasil sementara penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

g. Revisi Perencanaan

Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi dasar peneliti untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya. Revisi dilakukan oleh peneliti bersama guru bidang studi IPS, meninjau kembali rencana yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan mendiskusikan jika ada permasalahan baru yang muncul tanpa diprediksi sebelumya.


(47)

2. Siklus II a. Rencana Baru

Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat rencana baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul sebagai usaha perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi, dengan harapan permasalahan dapat terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selaluterkait dengan tindakan yang telah dilakukan, sehingga ada rencana baru yang simultan, seperti mata rantai yang terus bersambung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran dengan pokok bahasan selanjutnya. Pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan rencana tindakan. Dalam hal ini peneliti juga membuat catatan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas. Rencana yang sudah matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas sebagai bentuk tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai rencana tindakan guna memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan pembelajaran terkait dengan perkembangan motivasi belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi. Observasi yang terakhir sangat menentukan hasil penelitian, sehingga peneliti harus jeli mengamati perkembangan yang terjadi di dalam kelas.

d. Refleksi

Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan pengajar untuk mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti merefleksi hasil dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II sehingga dapat diketahui bahwa ada peningkatan pada hasil belajar siswa.


(48)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan media pemutaran film. Hasil tindakan yang diharapkan yaitu :

1. Rata-rata skor hasil belajar IPS siswa dalam pembelajaran IPS pada tiap siklus sudah mencapai > 75%.

2. Respon positif siswa terhadap pembelajaran IPS pada tiap siklus sudah mencapai >75%.

Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian tindakan ini berhasil dan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.

Indikator tindakan yang diharapkan ditetapkan berdasarkan tingkat keberhasilan belajar siswa menurut Djamarah yaitu“> 75%. Berkaitan dengan hasil belajar IPS siswa yang diharapkan meningkat melalui media pemutaran film, maka taraf keberhasilan proses pembelajarannya dapat diinterpretasikan menurut Djamarah sebagai berikut”.30

Tabel 3.2

Taraf Keberhasilan Proses Pembelajaran

Kategori Deskripsi

1. Maksimal Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

2. Optimal Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai siawa.

3. Baik Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang atau sama dengan 75% dikuasai siswa.

4. Kurang Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa.

30


(49)

G. Data dan Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari kelas V MI Miftahul Hidayah, serta guru bidang studi IPS. Data tersebut diambil dari proses pembelajaran dengan menggunakan media pemutaran film. Data ini berupa pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan tes dalam setiap tindakan.Data tersebut sangat berkaitan dengan data perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran.

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif “adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan langkah lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian jenis ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan data kualitatif berupa data dan statistik”.31

1. Data kualitatif

a. Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dengan siswa dan guru bidang studi IPS di MI Miftahul Hidayah, serta catatan hasil observasi kelas.

b. Sumber tertulis

Sumber tertulis tidak dapat dipisahkan dari sumber yang lain. Peneliti mendapatkan data tersebut dari buku-buku pendukung, majalah, arsipsekolah, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

c.

Foto

Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan penelitian di MI Miftahul Hidayah.

2. Data kuantitatif

Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data prestasi siswa baik pre test maupun post test, data yang diperoleh dari lembar observasi maupun data yang lain untuk membantu kelengkapan pengumpulan data yang berbentuk angka.

31


(50)

H. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah “pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian”.32

Agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar data yang akurat dandapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur pengumpulan datadapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Dengan observasi sebagai alat pengumpul data dimaksud observasi yang dilakukan secara sistematis bukan observasi sambil-sambilan atau secara kebetulan saja.

Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi , mengatur atau memanipulasikannya.

“Mengadakan observasi menurut kenyataan, melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah. Selalu akan dipersoalkan hingga manakah hasil pengamatan itu valid dan reliable”.33

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses penggunaan media pemutaran film sebagai media pembelajaran.

Observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

32

Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan aplikasinya ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002 ), hal. 83

33Nasution, Metode Research


(51)

a. Observasi partisipan, merupakan observasi dimana pengamat ikut serta terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

b. Observasi tak partisipan, merupakan observasi dimana pengamat berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan

yang mereka lakukan. 2. Wawancara

Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopkins wawancara adalah “suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang di wawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah dan orang tua siswa”.34 Wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah, guru bidang studi dan siswa kelas V untuk memperoleh informasi/data bagaimana penggunaan media pemutaran film dalam pembelajaran IPS.

3. Dokumentasi

Menurut Goetz dan LeCompte Dokumentasi adalah” dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagidata yang mendasar. seperti koleksi dan analisis buku teks, kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, arsip penerimaan murid baru, catatan rapat, catatan tentang siswa, rencana pelajaran dan catatan guru dan hasil karyasiswa”.35Uraian di atas dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dan menganalisa arsip-arsip tertulis yang dimiliki MI Miftahul Hidayah,

34

Rochiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Dosen

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 117

35Ibid


(52)

seperti profil MI Miftahul Hidayah Visi dan Misi MI Miftahul Hidayah struktur kepengurusan MI Miftahul Hidayah dan lain sebagainya.

I. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

No Kegiatan Teknik Pengumpulan Data

1 Penelitian Pendahuluan Observasi

2 Proses Pembelajaran Pedoman Observasi 3 Evaluasi tiap siklus mengerjakan

soal tes wawancara

Tes hasil belajar tiap awal dan akhir siklus wawancara dengan siswa pada akhir siklus

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk menentukan baik tidaknya suatu instrument penelitian, maka instrument tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu kepada responden yang berada diluar subjek sebelum instrument pengumpulan data tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk memenuhi syarat validitas dan reabilitas istrumen. K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan beberapa prosedur diatas, maka peneliti akan mengelola dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Pengujian analisis data menggunakan analisis deskriptif dari tiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pre test


(53)

dan post test pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

N-Gain adalah selisih antara nilai pre test dan post test, N-gain menunjukan peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.36

N-Gain =

Dengan kategorisasi perolehan :

N-Gain rendah = N-Gain < 0,30

N-Gain sedang = 0,30 < N-Gain < 0,70

N-Gain tinggi = N-Gain > 0,70 Keterangan : Skor ideal = 100

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dengan memperhatikan hasil tindakan dalam siklus I maka penelitian ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangannya, dengan berbagai tahapan berikut ini :

1. Perencanaan Tindakan

Merencanakan langkah-langkah model pembelajaran pemutaran film akan diterapkan pada setiap siklusnya.

2. Tindakan

Melakukan tindakan di setiap siklus, sesuai dengan langkah-langkah yang di rencanakan.

3. Pengamatan

Melakukan pengamatan kondisi kelas, dan mengamati pelaksanaan

36

Evi Fauziah. “ Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi pada Materi Pasar”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah


(54)

langkah-langkah yang sudah di rencanakan dan diterapkan di setiap siklus. 4. Refleksi

Mengolah dan menganalisa data, kemudian menarik kesimpulan mengenai hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran selama penelitian baik kelebihan maupun kekurangannya melalui metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

5. Evaluasi

Guru sekaligus observer mencatat kegiatan belajar siswa, kemudian mengadakan post test pada akhir siklus dan mengadakan wawancara siswa untuk mengetahui tanggapan mengenai pembelajaran yang berlangsung dalam siklus ini. Dengan menggunakan data, dilakukan evaluasi dan refleksi untuk membuat revisi pada tindakan siklus berikutnya.


(55)

43

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah 1. Sejarah Singkat Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah yang berdiri pada Tahun 1991 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Hidayah dengan luas tanah 2300m2 dan luas bangunan 672m2 yang dihibahkan oleh seorang warga setempat Bapak H. Atih, yang pada saat itu sebagai pengurus harian sekaligus sebagai pendiri Yayasan Miftahul Hidayah ditunjuk sebagai ketua Bapak H. Atih, Sekretaris Bapak Drs. H. Ahmad Mursidi ( guru ), Bendahara Bapak Nurudin (guru), anggota Bapak Anam Arsyad (Tokoh Masyarakat) dan Bapak Nala (Tokoh Masyarakat )

Berdasarkan data yang dapat saya peroleh dari Kepala Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Pondok Gede, Bekasi yaitu :

PROFIL MADRASAH

I. IDENTITAS MADRASAH

1. Nama Madrasah : MI.Miftahul Hidayah

2. NSS : 111236740015

3. Status : DIAKUI 4. Tahun Berdiri : 1991

5. Alamat : Jl. Kemang sari IV Rt 001, Rw 009 6. Kelurahan : Jati Bening Baru

7. Kecamatan : Pondok Gede 8. Kota : Bekasi 9. Propinsi : Jawa Barat 10.Nilai Akreditasi : 85

11.Jumlah Rombel/Kelas : 6 12.Luas tanah seluruhnya : 2300 m2 13.Luas bangunan : 672 m2 14.Luas kebun/halaman : 700 m2


(56)

15. Status tanah : Milik Yayasan II. KEPALA SEKOLAH

1. Nama : Masmuni, S.Ag., MM 2. NIP : ----

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Tempat, Tgl. Lahir : Bekasi, 12/02/1963 5. Pangkat / Gol : ---

6. Pendidikan Terakhir : S2

7. Alamat Rumah : Jl Kemang sari IV Rt 001/009 Jatibening

Baru , Pondok Gede, Kota Bekasi

III. VISI DAN MISI SEKOLAH 1. Visi:

Membentuk Intelektual Berkualitas Islami 2. Misi

a. Membentuk generasi cerdas dengan proses KBM yang nyaman.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki.

c. Mengamalkan nilai-nilai kehidupan yang berintikan pada iman, islam, dan ihsan.

d. Menghasilkan lulusan berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

IV. JUMLAH SISWA MI MIFTAHUL HIDAYAH Tabel 4.1

Jumlah siswa MI Miftahul Hidayah

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 13 12 25

2 14 10 24

3 10 8 18

4 14 10 24

5 11 12 23

6 11 12 23


(57)

V. STRUKTUR PENGURUS MI MIFTAHUL HIDAYAH

Tabel 4.2

KEPALA MADRASAH MASMUNI, S.Ag.,MM

WAKIL KEPALA ZAHID AHMAD, SE

RIDWAN, S.Pd.I GURU SEKRETARIS

BAGIAN UMUM KETUA

TATA USAHA KOMITESEKOL

AH

BENDAHARA

ANGGOTA

SAIDAH, S.Pd.I NIHAROH, S.Pd.I HASANUDDIN MAHPUDZ,

S.Pd.I SARMIN


(58)

B.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1. Rencana

Tahap siklus I peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan mengajukan rancangan pembelajaran. Adapun rencana yang dilakukan pada siklus I adalah :

a. Membuat RPP mengenai materi Peristiwa dan tokoh persiapan proklamasi kemerdekaan dengan menggunakan media pemutaran film.

b. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran. 2. Tindakan

Pelaksanan tindakan pada siklus I ini merupakan implementasi dari hasil rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya yaitu untuk mengenalkan kegiatan pembelajaran yang aktif untuk siswa dengan menggunakan media pemutaran film.

a. Pendahuluan

Pembelajaran tersebut diawali dengan mengucapkan salam. Selanjutnya ketua kelas memimpin doa sebelum proses pembelajaran dimulai dengan membaca surah Al-fatihah. Selesai berdoa guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru mengkondisikan siswa di kelas, dan melaksanakan pre test,

tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa pada materi yang belum diajarkan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, memperkenalkan media dan metode mengajar yang akan diterapkan pada saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung yaitu dengan menggunakan media

pemutaran film.

b. Kegiatan Inti

Proses pembelajaran dilanjutkan, guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan materi peristiwa-peristiwa dan tokoh persiapan proklamasi kemerdekaan untuk menggali pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Dan guru


(59)

membagi siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok beranggotakan 5 siswa, 2 kelompok yang beranggotakan 4 siswa yang sudah ditetapkan. Setelah itu guru memutarkan film tentang peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi, lalu memberikan teks drama kepada masing-maing kelompok dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami masing-maing peran yang mereka terima, setelah itu setiap kelompok maju ke depan kelas secara bergiliran untuk mencoba memainkan peran sesuai imajinasi dan kretivitas masing-masing siswa. Dan kelompok lain memperhatikan permainan peran yang dilakukan temannya.

c. Penutup

Selanjutnya guru memberikan soal tes post test dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami materi tentang menghargai keputusan bersama pada siklus I, kemudian pada akhir pembelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan.

3. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui keadaan selama proses pembelajaran, observasi tersebut menggunakan pedoman observasi yang sesuai dengan metode pemutaran film . Hal yang diobservasikan diantaranya :

1. Mengamati aktivitas siswa pada saat pemutaran film dan bermain peran.


(60)

Tabel 4.3

Hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat bermain peran

No Asfek yang diamati

Tingkat Kriteria Penilaian

1 2 3

1. Konsentrasi/Perhatian √

2. Penghayatan/ekspresi √

3. Menulis sesuatu yang penting √

4. Ekspresi √

5. Penjiwaan √

6. Gesture √

7. Mimik wajah √

8. Penjiwaan terhadap tokoh √

9. Kerja sama tim √

10. Mengundang simpatik penonton √

Jumlah 7 2 1

Jumlah Hasil Perkalian dengan Skor 7 4 3

Presentase =60,86

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2014

Keterangan: 3: Baik

2: Cukup Baik Rumus = Skor Perolehan Siswax 100 Jumlah Siswa

1: Kurang

= 14 x 100 23 = 60,86%

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa terdapat 60,86% siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media pemutaran film dengan metode role playing pada siklus I. Hal itu terjadi karena siswa tidak konsentrasi dalam dengan teks drama yang mereka perankan secara bersama-sama, sehingga guru memberikan nilai 1 poin. Intonasi yang dilakukan siswa sudah cukup baik, dan guru memberikan nilai 2 poin untuk siswa. Bahasa yang digunakan siswa cukup baik, sehingga guru memberikan nilai 2 poin untuk siswa. Ekspresi yang ditunjukan oleh siswa kurang sesuai dengan teks drama yang mereka bawakan sehingga guru


(1)

PESERTA DIDIK SEDANG MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Sarmin lahir pada tanggal 1 September 1968, anak pertama dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Arep dan Ibu Minong. Saat ini penulis bertempat tinggal di KP. Kemang RT 08/07 Kelurahan Jatiwaringin Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi 17421 bersama isteri Nurasiah dan tiga anak Yusmianti (25 Tahun) , Citra Fitria (19 Tahun) dan Alda Maulidiyah (13 Tahun).

Penulis memulai pendidikan di SD Bojong Rawa Lele lulus pada tahun 1982, melanjutkan ke MTs Yusufiyah Lubang Buaya dan lulus pada tahun 1985, kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Yusufiyah Lubang Buaya lulus pada tahun 1988.

Penulis pertama kali mengajar di Madarasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Jatibening Baru Pondokgede Kota Bekasi dari tahun 1992 sampai dengan sekarang.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas III di Mi Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi

1 12 0

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV melalui penggunaan media poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat

1 7 0

Pengaruh Media Elektronik terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi

0 8 156

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5 Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 2 16

PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-SEJARAH : Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V di SDN 1 Jayagiri Lembang.

2 8 49

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LEARNING CELL MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA DAHANREJO KEBOMAS GRESIK.

0 1 118

Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan WAHIDAH PUSPA DINA

0 0 13