menulis juga untuk mengekspresikan diri sekaligus untuk memperoleh masukan dari pembaca.
2.1.4.3 Manfaat Menulis
Setiap hal yang dilakukan dan dikerjakan tentunya ingin mendapatkan sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Begitu pula dengan kegiatan menulis,
banyak manfaat yang dapat diperoleh. Dalam dunia pendidikan menulis sangat berharga, sebab menulis membantu seseorang berpikir lebih mudah. Ahmad
Susanto 2012:256 menyebutkan beberapa kegunaan menulis sebagai berikut: “1 Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita
ketahui; 2 Menulis menghasilkan ide- ide yang baru; 3 Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam
suatu wacana yang berdiri sendiri; 4 Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi; 5 Melalui membantu menyerap dan
menguasai informasi yang baru; 6 Menulis membantu memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur- unsurnya;
” Berdasarkan pendapat diatas, menulis bermanfaat untuk mengenali
kemampuan dan potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan, menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang
ditulis, menilai gagasannya secara objektif, memecahkan permasalahan, mendorong untuk terus belajar secara akatif, menjadi terbiasa berpikir serta
berbahasa secara tertib dan teratur.
2.1.5 Hakikat Menulis Ringkasan Karangan Narasi
2.1.5.1 Pengertian Ringkasan
Kita dalam membaca suatu bacaan yang sangat banyak akan sulit untuk memahami informasi di dalamnya. Berbeda dengan bacaan yang sudah diringkas
menjadi pendek akan lebih mudah untuk diingat. Dengan ringkasan akan mempermudah seseorang untuk membaca kembali suatu bacaan. Menurut Keraf
2004 : 299 Meringkas atau Ringkasan precis adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. ”Precis”
berar ti ”memotong” atau ”memangkas”. Menyajikan sebuah tulisan dari seorang
pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang ringkas bukan hal yang mudah. Kita harus membaca dengan cermat. Bahasa ringkasan harus berbeda dengan
bahasa asli penulis buku yang diringkas. Agar hasil ringkasan itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
Pelatihan menulis ringkasan dapat dilakukan dengan memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan yang akan dirangkum.
Sama halnya dengan Keraf, Kosasih 2012:37 menyatakan bahwa ringkasan adalah penyajian singkat dari suatu bacaan. Senada dengan pendapat
Keraf dan Kosasih, Dalman 2015:215 menyatakan bahwa ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli. Meringkas adalah suatu kegiatan
menulis ringkasan. Dalam membuat ringkasan hal yang harus diperhatikan adalah tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarangnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ringkasan adalah suatu bentuk penyajian karangan yang panjang ke dalam bentuk yang lebih
ringkas dan tetap mempertahankan keaslian isi karangan dan pandangan penulis. Tujuan membuat ringkasan adalah untuk memahami dan mengetahui isi
dari sebuah karangan atau sebuah buku. Dengan latihan membuat ringkasan akan membimbing dan menuntun kita agar dapat membaca karangan asli dengan
cermat dan tahu bagaimana cara menuangkannya kembali dengan benar. Keraf,2004:301.
Banyak orang yang mengira bahwa ringkasan sama dengan rangkuman, tetapi kenyataannya berbeda. Begitupun dengan rangkuman sering disebut juga
ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang pendapat
pengarang tetap diperhatikan dan diperhatikan Rosidi, 2009 dalam http:guru-
umarbakri.blogspot.co.id200907terampil-menulis.html . Rangkuman adalah
sebuah tulisan hasil merangkum atas teks yang dibaca dengan menggunakan bahasa penulis sendiri yang ditulis secara ringkas Dalman,2015:206. Akan
tetapi, ditinjau dari segi struktur organisasi penulisannya, antara ringkasan dan rangkuman memiliki perbedaan.
Pada dasarnya ringkasan sama dengan rangkuman. Hanya saja ada yang berbeda pada unsur- unsur tertentu, sehingga terdapat ciri- ciri yang berbeda
diatara keduanya. Menurut Dalman 2015:227 perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Ciri- ciri ringkasan dan rangkuman No. Cirri- ciri
Ringkasan Rangkuman
1. Pengertian
Pengungkapan kembali
bentuk kecil dari sebuah karangan
Pengungkapan kembali inti dari sebuah karangan
2. Tujuan
Memproduksikan kembali
apa kata pengarang Memproduksikan kembali secara kreatif
apa kata pengarang 3.
Identitas Mempertahankan
urutan- urutan
gagasan yang
membangun sosok karangan Urutan-
urutan gagasan
yang diungkapkan
kembali tidak
menggambarkan urutan- urutan gagasan seperti karangan aslinya
No. Cirri- ciri Ringkasan
Rangkuman 4.
Teknik penyusunan
Penyusunan ringkasan terikat oleh penataan, isi, dan sudut
pandang pengarang bacaan Penyusun
rangkuman bebas
mengungkapkan apa yang menurutnya mewakili inti bacaan
5. Pengaruh
penyusunan Bersifat objektif, penyusun
tidak berhak
mengubah susunan karangan atau sudut
pandang pengarangnya Cenderung bersifat subjektif. Penyusun
bebas mengungkapkan
apa yang
menurutnya mewakili inti karangan
6. Bahasa
Kalimatnya pendek- pendek dan senada dengan kalimat
pengarang aslinya Kalimatnya panjang- panjang, sekendak
hati penyusunnya
Dari ciri- ciri ringkasan dan rangkuman yang telah dijelaskan di atas, intinya ringkasan merupakan bagian dari rangkuman yang belum disusun. Adapun
resume, yang kebanyakan orang mengartikan bahwa resume adalah ringkasan atau rangkuman. Resume berasal dari kata re kembali, sume dari bahasa inggris yang
berarti ikhtisar atau ringkasan. Menurut KBBI pengertian resume adalah ikhtisar, ringkasan kata benda, jika diposisikan sebagai verbal kata kerja maka resume
memiliki arti me-resume-kan yaitu meringkaskan, mengikhtisarkan, dan membuat ikhtisar.
2.1.5.2 Manfaat Menulis Ringkasan
Manfaat ringkasan maupun rangkuman yaitu sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau uraian yang begitu panjang. Ringkasan
membuat ide-ide pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya. Dengan membaca ringkasan, kita seakan-akan memahami keseluruhan buku secara utuh.
2.1.5.3 Prosedur Menulis Ringkasan
Bagi orang yang sudah terbiasa dalam menulis ringkasan, mungkin rosedur- prosedur untuk menulis ringkasan sudah tertanam dalam benaknya. Meskipun
demikian, prosedur dalam menulis ringkasan sangat dibutuhkan, apalagi untuk pemula. Menurut Encep Kusumah 2003 dalam Dalman 2015:218-220,
prosedur pembuatan ringkasandapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni a prosedur umum, b prosedur khusus. Prosedur umum merupakan langkah-
langkah kerja yang bersifat umum dan berlaku untuk pembuatan ringkasan dan sinonim- sinonimnya, seperti ikhtisar, synopsis, rangkuman, abstrak, dan prafrase.
Sementara, prosedur khusus merupakan langkah- langkah kerja yang bersifat khusus untuk pembuatan salah satu wujud pemadatan, penyingkatan, tau
pengungkapan kembali salah satu tulisan tertentu dalam konotasi dan konteks tertentu pula.
Menurut Keraf 2004:303, cara membuat ringkasan adalah sebagai berikut: 1
Membaca naskah asli: Penulis ringkasan harus membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud
pengarang, serta sudut pandangannyaa. 2
Mencatat gagasan umum: Semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digarisbawahi.
3 Membuat reproduksi: Penulis ringkasan menyusun kembali suatu karangan
singkat berdasarkan gagasan- gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas.
4 Ketentuan tambahan
Hal yang harus diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai tulisan yang baik adalah
a. Menyusun ringkasan dalam bentuk kalimat tunggal bukan dalam bentuk
kalimat majemuk, b.
Meringkaskan kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, c.
Memperhitungkan jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan,
d. Bila mungkin menghilangkan semua keterangan atau kata sifat,
e. Mempertahankan susunan gagasan asli,
f. Ringkasan pidato diringkas dengan menggunakan sudut pandang orang
ketiga, g.
Biasanya dalam ringkasan ditentukan panjang hasil ringkasan. Selain itu, menurut Mortimer J. Adler dalam Kosasih,2012:43 langkah-
langkah meringkas karangan adalah sebagai berikut: 1.
Garis bawahilah pikiran- pikiran utama dan pernyataan penting 2.
Berilah tanda garis vertical pada garis batas kanan pernyataan atau pikiran yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
3. Berilah tanda bintang di garis batas kanan pernyataan atau pikiran yang
dianggap paling penting. 4.
Nomorilah secara berurutan bagian yang menyatakan kesatuan argument. 5.
Berilah tanda lingkaran kata- kata yang memuat ide pokok. 6.
Untuk membuat ringkasan, gagasan- gagasan pokok yng telah dikumpulkan dapat dirangkai menjadi paragraf yang utuh.
Prosedur umum dalam pembuatan ringkasan, terbagi dalam empat langkah Dalman,2015:218-220, yakni:
1. Membaca, Pada langkah ini penulis ringkasan harus membaca dan mengkaji
saksama bahan bacaan yang hendak diringkas 2.
Menyeleksi, Tujuannya adalah untuk memilih- milih yang inti dan bukan inti, menyeleksi pikiran utama dan pikiran penjelasnya.
3. Menulis, Setelah ide- ide pengarang terkumpul, maka tulis ulang dalam
wujud yang lebih singkat yang berbeda dengan yang semula. Yang harus dilakukan adalah merekonstruksi ide, menyaring, serta memadatkannya tanpa
mengganggu keutuhan dan keaslian maksud penulisnya. 4.
Membandingkan, Membandingkan hasil ringkasan dengan teks aslinya. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
1 Inti isi bacaan direproduksikan dengan bahasa sendiri
2 Jika hendak memasukkan pikiran penjelas harus yang member sokongan
berarti bagi pikiran 3
Tidak boleh menyertakan pikiran lain dari pikiran penulisnya Berdasarkan beberapa pendapat di atas, prosedur menulis ringkasan yang
digunakan adalah prosedur menulis ringkasan menurut Dalman, yaitu membaca bacaan, menyeleksi pikiran utama dan pikiran penjelas, menulis ulang, lalu
membandingkan bacaan asli dengan yang sudah diringkas. 2.1.5.4
Jenis Karangan
Beberapa jenis karangan yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi
Dalman, 2015: 93-145. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 2.1.5.4.1
Karangan deskripsi Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang harus
dikuasai siswa. Karangan ini sudah diperkenalkan sejak SD kelas IV. Karangan ini digunakan untuk memindahkan kesan- kesannya, memindahkan hasil
pengamatan, dan perasaannya. Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-
kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.
2.1.5.4.2 Karangan narasi
Narasi adalah cerita. Karangan narasi merupakan cerita yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk manusia dalam
sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara sistematis.
Dengan demikian dapat diketahui ada beberapa hal yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1 berbentuk cerita atau kisahan, 2 menonjolkan perilaku,
3 menurut perkembangan dari waktu ke waktu, dan 4 disusun secara sistematis. 2.1.5.4.3
Karangan eksposisi Karangan eksposisi adalah karangan yang digunakan untuk memaparkan
pengetahuan dan pengalaman yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca, namun tidak mempengaruhi pembaca.
2.1.5.4.4 Karangan argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima sesuatu kebenaran sehingga
pembaca meyakini kebenaran itu, tetapi tidak untuk mempengaruhi pembacanya. 2.1.5.4.5
Karangan persuasi Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi
perasaan pembaca agar pembaca yakin dan percaya tentang isi karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya
2.1.5.5 Pengertian Karangan Narasi
Suparno dan Yunus 2008: 1.11 menyatakan narasi adalah ragam wacana yang menceriterakan proses kejadian suatu peristiwa. Tujuannya adalah untuk
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangakaian kejadian suatu hal. Dalman 2015: 105
mengemukakan bahwa narasi adalah cerita berdasarkan serangkaian peristiwa. Kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsure pokok sebuah narasi. Karangan
narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha untuk menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk perbuatan dalam sebuah peristiwa dalam suatu
kesatuan waktu. Selanjutnya Kosasih 2002:33 menjelaskan bahwa “Karangan narasi adalah
karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-
olah mengalami kejadian yang diceritakan itu”. Jadi karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa secara
kronologis sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri peristiwa itu.
2.1.5.6 Tujuan Karangan Narasi
Tujuan karangan narasi menurut Dalman 2015: 106 antara lain:
1. Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami kejadian yang
diceritakan 2.
Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, serta menyampaikan amanat terselubung kepada
pembaca atau pendengar 3.
Untuk menggerakkan aspek emosi 4.
Membentuk citra imajinasi para pembaca 5.
Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar 6.
Memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan 7.
Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya
2.1.5.7 Ciri- ciri Karangan Narasi
Menurut Keraf dalam Dalman, 2015: 110 cirri- cirri karangan narasi, yaitu:
1. Menonjolkan unsure perbuatan atau tindakan.
2. Dirangkai dalam urutan waktu.
3. Berusaha menjawan pertanyaan, apa yang yang terjadi?
4. Ada konflik,
2.1.6 Hakikat belajar