13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar
Seriap manusia akan mengalami proses untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut belajar. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap
individu. Melalui kegiatan belajar, individu memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Ada beberapa pandangan tentang definisi belajar. Menurut
Slameto 2010: 2, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Tetapi tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, tetapi aktivitas belajar umumnya disertai dengan perubahan tingkah laku. Menurut
Siregar, dkk 2014: 3 belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
bahkan dalam kandungan hingga liang lahat. Kegiatan belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau
melakukannya sendiri. Kosasih 2014: 2 berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku, yakni ditandai oleh adanya sesuatu yang baru pada diri
seseorang, entah itu bentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, ataupun kecakapan. Belajar merupakan hasil dari suatu pengalaman, yakni berupa interaksi
dengan sumber belajar yang berupa lingkungan, buku bacaan, ataupun orang.
Pendapat lain dari Hamalik 2011: 27, menyebutkan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is difined
as the modification or strengthening of behavior through experiencing. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil pelatihan melainkan
pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan,
bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.
Dari beberapa definisi mengenai pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dalam belajar, belajar memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya.
Prinsip belajar merupakan ketentuan yang dijadikan pegangan pelaksanaan kegiatan belajar. Menurut Suprijono 2014: 4, menyebutkan bahwa ada 3 prinsip
belajar. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari. 2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4. Positif atau berakumulasi. 5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire that occurs
an result of experience. 7. Bertujuan dan berarah.
8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya. Sedangkan menurut Slameto 2010: 27-28, prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut: 1 Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
Dalam belajar setiap siswa harus berpartisipasi aktif, menimbulkan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional, dan perlu ada
interaksi siswa dengan lingkungan. 2 Sesuai hakekat belajar
Belajar adalah proses kontinu, maka harus tahap demi tahap sesuai perkembangannya.
3 Sesuai materibahan yang harus dipelajari
Belajar bersifat keseluruhan dengan penyajian sederhana, sehingga siswa mudah mengerti.
4 Syarat keberhasilan belajar Belajar memerlukan sarana yang cukup agar siswa belajar dengan tenang.
Perlu ulangan berkali-kali agar materi mendalam pada siswa. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan atau tindakan seseorang untuk melakukan perubahan pada diri sendiri. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku dari diri seseorang yang dihasilkan dari pengalaman yang dialami. Perubahan yang diharapkan merupakan berubahan yang bersifat positif yaitu dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk menjadi lebih baik. Dalam belajar kita tidak akan terlepas dari tujuan belajar. Tujuan belajar
dapat diartikan sebagai suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Menurut Sardiman
2011: 26 menyebutkan bahwa tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu: 1 Untuk mendapatkan pengetahuan.
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
2 Penanaman konsep dan ketrampilan. Penenaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
ketrampilan. Jadi soal ketrampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Ketrampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada ketrampilan gerak penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar 3 Penanaman sikap.
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
Selain memiliki tujuan, juga terdapat banyak faktor yang mempengaruhi belajar, menurut Hamalik 2014: 32, menyatakan bahwa belajar yang efektif
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut adalah sebagi berikut:
1 Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar,
merasakan, berpikir, kegiatan motoris dan sebagainya maupun kegiatan- kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan.
2 Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali.
3 Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasannya.
4 Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.
5 Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan
sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. 6 Pengalaman masa lampau dan pengertian yang telah dimiliki oleh siswa.
7 Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
8 Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.
9 Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar
10 Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran