pembelajaran adalah dapat memberikan pengetahuan kognitif. Selain memberikan pengetahuan kognitif, pembelajaran IPA juga diharapkan dapat
memberikan ketrampilan psikomotorik, dan kemampuan sikap afektif. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan kumpulan
fakta yang mempelajari peristiwa-peristiwa alam yang tersusun secara sistematis dan lebih menekankan pada pendekatan ketrampilan proses, sehingga siswa dapat
menemukan sendiri fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip ilmiah yang berpengaruh positif dan dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
2.1.5 Hakikat Pembelajaran IPA di SD
IPA sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD atau MI diharapkan ada penekanan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah.
Menurut Usman Samatowa 2010:4 ada berbagai alasan yang menyebabkan IPA perlu dimasukkan dalam mata pelajaran di Sekolah Dasar,
yakni: a IPA berfaedah bagi suatu bangsa. IPA merupakan dasar teknologi dan sering disebut sebagi tulang punggung pembangunan, b bila diajarkan dengan
cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis, c bila IPA diajarkan melalui percobaan-
percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa , maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran hapalan semata melainkan mata pelajaran yang bermakna dan berkesan
bagi siswa, d IPA merupakan mata pelajaran yang memiliki potensi yang dapat membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan.
Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah siswa dapat menyadari keterbatasan kemampuannya, sehingga memiliki rasa ingin tahu untuk menggali
pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan mereka. Hal ini tentu saja harus ditunjang dengan perkembangan dan meningkatkannya
rasa ingin tahu siswa, cara siswa mengkaji informasi dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila perkembangan
IPA diarahkan dengan tujuan yang demikian, diharapkan pembelajaran IPA disekolah dasar dapat memberikan sumbangan yang nyata dalam memberdayakan
siswa untuk bekal dimasa depan. Berhubungan dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Dale dalam
Kerucut Pengalaman Dale Dale’s Cone Experience mengatakan hasil belajar
seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung kongkrit, kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada
lambang verbal abstrak. Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari
pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan
mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia
melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Radyan, 2014
Berikut merupakan kerucut pengalaman Edgar Dale mulai dari pengalaman langsung konkret sampai lambang kata abstrak:
Gambar 2.1
Kerucut Pengalaman Edgar Dale Dasar pengembangan kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan,
melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan
kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu.
Dengan demikian, pembelajaran IPA penting diterapkan di sekolah dasar agar siswa dapat mempelajari gejala-gejala alam disekitarnya secara dini sehingga
siswa dapat menggali informasi untuk mendapatkan suatu persepsi baru tentang lingkungan disekitarnya. Pembelajaran IPA harus memperbanyak menggunakan
pengalaman langsung agar daya ingat siswa terhadap hal yang baru dipelajari dapat bertahan lebih lama dalam memori otak.
Lambang Kata
Lambang Visual
Gambar Diam, Rekaman Radio
Gambar Hidup Pameran
Televisi Karyawisata
Dramatisasi Benda TiruanPengamatan
Pengalaman Langsung
2.1.6 Model Pembelajaran