Latar Belakang Masalah Kepastian Hukum Bagi Kreditor Konkuren Pada Babbington Developments Limited Terhadap PT.Polysindo eka Perkasa TBK Berdasarkan Prinsip Pari Passu Pro Rate Parte (Putusan MA No. 118 K/Pdt.Sus/2007)

utang yang harus dilunasi oleh debitor pailit kepada kreditor konkuren lebih banyak dari sisa harta pailit. Oleh karena itu, hak kreditor konkuren untuk mendapatkan pelunasan sisa harta pailit terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam kasus yang diangkat dalam skripsi ini, kreditor konkuren yaitu Babbington Developments Limited yang mengajukan gugatannya ke tingkat kasasi terhadap debitor pailit yaitu PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk, karena menurut ahli hukum dari pihak Termohon hakim salah dalam menerapkan prinsip pari passu pro rata parte, karena di dalam Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 tidak mengatur dengan jelas hierarki tingkatan pembayaran oleh debitor kepada para kreditor-kreditornya sehingga hakim dalam memberikan putusannya masih banyak menghasilkan pertimbangan yang berbeda-beda, sehingga kepastian hukum dalam Undang-Undang Kepailitan belum terwujud secara maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana kepastian hukum terhadap kreditor konkuren, dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “KEPASTIAN HUKUM BAGI KREDITOR KONKUREN PADA BABBINGTON DEVELOPMENTS LIMITED TERHADAP PT. POLYSINDO EKA PERKASA TBK BERDASARKAN PRINSIP PARI PASSU PRO RATA PARTE Putusan MA No. 118 KPdt.Sus2007 ”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berisikan uraian yang terkait dengan segala masalah yang sedang diteliti. Identifikasi mendata segala hal yang terkait dengan tema penelitian. 8 Dalam skripsi ini, penulis mengidentifikasikan permasalah yang ada, di mana dalam kasus kepailitan debitor wajib memenuhi kewajibannya untuk melunasi utang-utangnya, sedangkan kreditor juga memiliki hak dalam mendapatkan pelunasan piutang-piutangnya, namun dengan jumlah kreditor yang lebih dari satu sedangkan jumlah sisa harta pailit debitor yang sedikit, sudah pasti pelunasan piutang kreditor tidak seratus persen, terlebih lagi kreditor konkuren yang tidak memiliki jaminan dan kreditor konkuren ini kedudukannya tidak diutamakan sehingga pelunasan piutangnya didahulukan oleh dua kreditor sebelumnya yang memiliki hak prioritas, dengan sisa harta pailit tersebut kreditor konkuren perlu adanya kepastian atas piutang-piutangnya, maka dari itu perlu dikaji bagaimana penerapan prinsip pari passu pro rata parte dalam pembagian sisa harta pailit kepada kreditor konkuren.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan yang berkaitan dengan kepailitan, maka penelitian ini hanya difokuskan terhadap pembagian harta sisa pailit khususnya kepada kreditor konkuren berdasarkan prinsip pari passu pro rata 8 Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012 parte dan bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam memberikan putusan MA No. 118 KPdt.Sus2007. 2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan prinsip pari passu pro rata parte dalam UU Kepailitan terhadap kreditor konkuren. b. Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam memberikan putusan MA No. 118 KPdt.Sus2007.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berkenaan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan prinsip pari passu pro rata parte dalam UU Kepailitan terhadap kreditor konkuren. b. Untuk mengetahui bagaiman dasar pertimbangan hakim dalam memberikan putusan MA No. 118 KPdt.Sus2007. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam ilmu pengetahuan Hukum Bisnis khususnya bagi perkembangan Hukum Kepailitan. Selain itu juga sebagai suatu sumbangan pemikiran dari penulis untuk aparat penegak hukum dan masyarakat khususnya para pelaku usaha dalam menyelesaikan permasalahan pelunasan utang akibat putusan pailit. b. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan dan landasan bagi penulis selanjutnya, dan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis dalam bidang Hukum Kepailitan.

E. Tinjauan Review Studi Terdahulu

Review studi terdahulu ini akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebagai perbandingan tinjauan studi materi yang pernah membahas seputar kreditor konkuren, sebagai berikut: Skripsi yang disusun oleh Arrofin Damaswara dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia pada tahun 2012 dengan judul “Upaya Hukum Kreditor Konkuren dalam Pelunasan Piutang dari Debitor Pasca Putusan Pailit. ” Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang upaya perlindungan hukum terhadap kreditor konkuren pasca putusan pailit, namun dalam skripsi ini hanya dipaparkan secara umum mengenai hak-hak kreditor konkuren dan tidak adanya penyertaan kasus sehingga isinya terlalu umum. Buku oleh Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, yang berjudul “Pedoman Menangani Perkara Kepailitan” diterbitkan oleh Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, cetakan kedua tahun 2004. Pada buku ini dipaparkan mengenai mekanisme penyelesaian sengketa kapailitan namun tidak terlalu memfokuskan terhadap kreditor konkuren, sehingga tidak ada kepastian hukum dalam upaya pemberesan harta pailit oleh kreditor konkuren. Sebagai perbandingan sekaligus pembeda, pada skripsi ini penulis menyertakan contoh kasus dengan menganalisis putusan sebagai dasar permasalahan yang akan diangkat dengan menguraikan perihal pengaturan pemberesan harta pailit dalam Undang-Undang Kepailitan yang mana pemberesan harta pailit dalam kasus kepailitan ini mengandung multitafsir sehingga tidak adanya kepastian hukum dalam pelunasan harta pailit kepada kreditor konkuren sehingga terdapat perbedaan pembahasan dan masalah yang diangkat penulis dengan penilitian-penelitian yang sudah ada.

F. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Globalisasi telah mempengaruhi perkembangan perekonomian dan perdagangan, modal yang dimiliki oleh para pengusaha pada umumnya sebagian besar merupakan pinjaman yang berasal dari berbagai sumber, baik dari bank, penanaman modal, lembaga-lembaga penyedia kredit, badan hukum lainnya seperti perusahaan, maupun penerbitan obligasi, yang kemudian menimbulkan banyak permasalahan penyelesaian utang piutang dalam masyarakat. Menurut Prof. Chatamarrasjid pusat permasalahan adalah bagaimana mengatasi kredit macet yang dialami oleh dunia keungan Indonesia. 9 Pada dasarnya, kepailitan mencangkup mengenai harta kekayaan dan bukan mengenai perorangan debitor, yang disebut dengan harta pailit adalah harta milik debitor yang dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan. 9 Adil Samadani, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Jakarta: MItra Wacana Media 2013, h.70.