keterampilan menyelesaikan masalah matematika problem solving, dan f keterampilan melakukan penyelidikan investigation.
C. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning merupakan salah satu bentuk model pembelajaran sosial yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme.
Budi Usodo 2008: 13 menjelaskan bahwa siswa yang belajar dalam kelompok kooperatif akan lebih baik daripada siswa yang belajar secara individual karena
didasarkan pada teori berikut : 1 Motivasi
Struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi yang memotivasi siswa agar berhasil mencapai tujuan pribadi masing-masing anggota dengan lebih dahulu mewujudkan
tujuan kelompok. 2 Kognitif
Teori kognitif dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu teori perkembangan dan elaborasi kognitif.
a Teori Perkembangan Interaksi dengan teman sebaya ternyata memegang peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Siswa terkadang dapat melakukan tugas menyampaikan ide-ide yang sulit dengan baik melalui
ungkapan yang dapat diterima dan dimengerti oleh teman sebaya karena dalam dirinya terdapat kesamaan persepsi untuk membuat dirinya mampu dan percaya
diri sehingga berani untuk mengungkapkan ide tersebut. Siswa dan teman sebayanya akan mengubah bahasa pendidik guru ke dalam bahasa mereka.
Pendapat Vygotsky dalam Slavin, 2005 mendefinisikan suatu teori
perkembangan yang kemudian dikenal dengan Zone Proximum Development ZPD. Dalam pandangannya, aktivitas siswa menjanjikan suatu perkembangan.
Apabila siswa pada tingkatan usia yang sama taraf kesulitannya berkisar pada ZPD siswa. Hasil yang diperoleh pun jauh lebih memuaskan dibandingkan jika
siswa bekerja secara individual. b Teori Elaborasi Kognitif
Agar pengolahan informasi dapat berlangsung dengan baik diperlukan beberapa kegiatan terstruktur dan terkoordinasi atau elaborasi kognitif terhadap suatu
materi pembelajaran. Salah satu elaboratif yang paling efektif adalah presentasi yaitu siswa menjelaskan suatu materi kepada temannya. Dalam presentasi
tersebut terdapat pembicara dan pendengar, dan diantara keduanya diharapkan terjadi komunikasi dan interaksi sehingga baik pembicara maupun pendengar
akan dapat mengumpulkan pengalaman belajar lebih banyak. Apabila dibandingkan dengan belajar sendiri, pembicara akan belajar dengan lebih baik
karena secara logika jika pembicara tersebut telah mampu menjelaskan materi pada teman-temannya secara tidak langsung tentu pembicara harus sudah
menguasai materi dengan baik.
Pembelajaran kooperatif, menurut Slavin 2005: 4 merupakan pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana siswa berkerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan beragumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing. Abdurrahman 2009: 123 mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
1 Saling ketergantungan positif yang menuntut tiap anggota kelompok saling membentu demi keberhasilan kelompok.
2 Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberikan balikan tentang prestasi belajar
anggota-anggota kelompoknya, sehingga mereka saling mengetahui teman yang memerlukan bantuan.
3 Terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristik heterogen.
4 Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis. 5 Semua anggota harus saling membantu dan saling memberi motivasi.
6 Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya mempertahankan hubungan interpersonal antar anggota kelompok.
7 Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.
8 Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan observasi terhadap komponen-komponen belajar dan
melakukan intervensi jika terjadi masalah antar anggota kelompok. 9 Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan cara membentuk kelompok-kelompok
kecil saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga di dalam kelompok tersebut terjadi aktivitas siswa seperti saling berdiskusi dan beragumentasi, saling
membantu, mengasah kemampuan yang dimiliki, menutup kesenjangan dalam pemahaman, dan mengembangkan rasa kepercayaan terhadap sesama teman.
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD