Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian 1. Soal Uraian

reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai 11 r = 0,77. Berdasarkan pendapat Arikunto di atas, nilai 11 r memenuhi kriteria tinggi. Oleh karena itu instrumen tes tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data.

c. Tingkat Kesukaran

Aiken 1994 dalam Safari 2004: 23 menyatakan bahwa tingkat kesukaran butir soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu butir tes pada tingkat kemampuan tertentu. Selanjutnya dikatakan, pada prinsipnya tingkat kesukaran suatu butir soal merupakan rata-rata skor yang diperoleh seluruh siswa dan dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya 0,00 sampai dengan 1,00. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus berikut: maks i S S TK dengan TK i : Tingkat kesukaran butir tes ke-i S : Rataan skor siswa pada butir tes ke-i S maks : Skor maksimum butir tes ke-i Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran seperti tabel berikut. Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran Besarnya TK i Interpretasi TK i 0,30 Sangat Sukar TK i 0,70 Cukup Sedang Terlalu Mudah Arikunto, 2008:210 Untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini, digunakan butir-butir soal dengan kriteria cukup sedang, yaitu dengan membuang butir-butir soal dengan kategori terlalu mudah dan sangat sukar. Setelah melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa butir 1a memiliki tingkat kesukaran 0,65 sehingga termasuk soal dengan kriteria sedang, butir 1b memiliki tingkat kesukaran 0,82 sehingga termasuk soal dengan kriteria terlalu mudah, butir 1c memiliki tingkat kesukaran 0,71 sehingga termasuk soal dengan kriteria terlalu mudah, butir 1d memiliki tingkat kesukaran 0,50 sehingga termasuk soal dengan kriteria sedang, butir 2 memiliki tingkat kesukaran 0,72 sehingga termasuk soal dengan terlalu mudah, butir 3 memiliki tingkat kesukaran 0,61 sehingga termasuk soal dengan kriteria sedang, butir 4 memiliki tingkat kesukaran 0,75 sehingga termasuk soal dengan kriteria terlalu mudah, butir 5a memiliki tingkat kesukaran 0,57 sehingga termasuk soal dengan kriteria sedang, butir 5b memiliki tingkat kesukaran 0,60 sehingga termasuk soal dengan kriteria sedang, butir 6 memiliki tingkat kesukaran 0,66 sehingga termasuk soal dengan kriteria soal sedang, butir 7 memiliki tingkat kesukaran 0,60 sehingga termasuk soal dengan kriteria sedang, dan butir 8 memiliki tingkat kesukaran 0,39 dengan kriteria sedang sehingga termasuk soal dengan kriteria soal sedang.

d. Daya Beda

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggibesar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 14 68

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 29 40

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMANKONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Semaka Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 70