Dasar hukum penghukuman pembunuhan ini adalah Al-Quran Surah An-Nisa ayat 92.
Artinya: “
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali karena tersalah tidak sengaja, dan Barangsiapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan
kepada keluarganya si terbunuh itu, kecuali jika mereka keluarga
terbunuh bersedekah“. An-Nisa 4 : 92
26
Pembunuhan ini mendapatkan hukuman berupa kewajiban membayar
diat ringan mukhaffafah terhadap ahli waris ashabah ‘aqilah pelaku yang
dibayar dalam jangka waktu tiga tahun.
27
Sayid Sabiq menerangkan bahwasanya tidak hanya sebatas diat ringan tetapi pelaku juga menunaikan
kafarah, yaitu memerdekakan budak mukmin, jika tidak mampu maka pelaku harus berpuasa dua tahun berturut-turut.
28
3. Pembunuhan semi sengaja syibh ‘amdatau sengaja tapi keliru
‘amdal-khata’.
Pembunuhan semi sengaja syibh ‘amd atau sengaja tapi keliru
‘amdal-khata’, yaitu berencana melakukan pembunuhan dengan alat yang biasanya tidak mematikan. Misalnya memukul seseorang dengan tongkat
26
Lihat Al-Quran Surah An-Nisa 4 ayat 92
27
Wahbah, Zuhaili, Al-Fiqhu As- Syafi’i Al-Muyassar, hlm. 154
28
Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah Juz II, hlm. 331
yang ringan atau cambuk dan sebagainya yang tidak mematikan, lalu dia tewas.
29
Abdul Qadir Audah berpendapat,
Artinya: “Pembunuhan menyerupai sengaja adalah suatu
pembunuhan di mana pelaku sengaja memukul korban dengan tongkat, cambuk, batu, tangan, atau
benda lain yang mengakibatkan kematian“.
30
Jenis hukuman pembunuhan ini adalah diat mughallazhah yang diberikan waktu
31
dan kafarat. Hukuman pengganti yaitu takzir sebagai pengganti diat dan puasa sebagai pengganti kafarat, yaitu memerdekakan
budak atau bersedekah sesuai dengan harganya. Hukuman tambahan pencabutan hak mewaris, dan pencabutan hak menerima wasiat.
32
3. Unsur-Unsur Pembunuhan
Unsur-unsur pembunuhan dalam Islam terkait dengan jenis-jenis dan macam-macam pembunuhan. Menurut Abdul Qadir Audah, Pembunuhan
sengaja memiliki unsur-unsur: 1. Korban yang dibunuh adalah manusia yang hidup, 2. Pembunuhan itu merupakan perbuatan si pelaku, 3. Adanya maksud
dari pelaku untuk membunuh.
33
Pembunuhan menyerupai sengaja memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. Adanya perbuatan pelaku ang mengakibatkan kematian, 2. Adanya
29
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu As- Syafi’i Al-Muyassar, hlm. 154
30
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, hlm. 141
31
Wahbah Zuhaili, Al-Fi qhu As- Syafi’i Al-Muyassar, hlm. 154
32
Alie Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam III, hlm. 348
33
Abdul Qadir Audah, At- Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad’i Juz
II, hlm. 12
kesengajaan dalam melakukan perbuatan, 3. Kematian adalah akibat dari perbuatan pelaku.
34
Menurut Abdul Qadir Audah, pembunuhan karena kesalahan memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. Adanya perbuatan yang mengakibatkan
matinya korban, 2. Perbuatan tersebut terjadi karena kesalahan kelalaian pelaku, 3. Antara perbuatan kekeliruan dan kematian korban terdapat
hubungan sebab akibat.
35
4. Konsep Diat Menurut Hukum Islam
Pengertian diat:
Menurut Sayid Sabiq diat adalah
Artinya: “Diat adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan dengan
sebab tindak kejahatan dan diserahkan kepad a pihak korban atau walinya”.
Dikatakan لْيتقْلا ْيدو maksudnya aku menyerahkan diat kepada pihak
korban. Ketentuan diat berlaku terkait tindak kejahatan yang ada kisasnya dan yang tidak ada kisasnya.
36
Diat merupakan hukuman pokok dalam pembunuhan semi sengaja dan tersalah. Diat juga merupakan hukuman pengganti kisas dalam tindak pidana
pembunuhan atau pelukaan yang dilakukan secara sengaja, apabila kisas
34
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, hlm. 142-143
35
Abdul Qadir Audah, At- Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad’i Juz
II, hlm.108 paragraf 128, lihat Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, hlm. 146.
36
Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah Juz II, hlm. 351