Koefisien Korelasi dan Sumbangan Efektif Determinasi Analisis Regresi Linear

yang cukup untuk menyelesaikan tugaspekerjaan, mampu mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun pimpinan. Rata-rata skor untuk aspek evaluasi kerja sebesar 3,63 pada interval 3,30 – 4,19 dalam kategori tinggi, dimana atasan selalu mengadakan evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan pegawai dan para pegawai melakukan perbaikan atas kesalahan kerja yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka. Namun untuk rata-rata skor atas aspek disiplin kerja perlu ditingkatkan karena masih dalam kategori sedang karena skornya hanya 2,99 berada dalam interval 2,40 – 3,39. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai masih sering terlambat masuk kerja, pulang cepat dan mangkir. Rata- rata skor total untuk produktivitas pegawai mencapai 3.53 dalam kategori tinggi. Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 56,14 pegawai memiliki produktivitas kerja yang tinggi dan 42,11 pegawai memiliki produktivitas kerja yang sedang. Tabel 4.9 Kategori Jawaban Responden Untuk Variabel Produktivitas Kerja Interval Skor Karakteristik Frekwensi Persentasi 0,80 - 1,49 Sangat rendah - 1,50 - 2,39 Rendah 1 1,75 2,40 - 3,29 Sedang 24 42,11 3,30 - 4,19 Tinggi 32 56,14 4,20 - 5,00 Sangat Tinggi - Total 57 100 Sumber: Pengolahan Data Kuesioner Penelitian, September 2010

4. Analisis Persamaan Regresi Linear

a. Koefisien Korelasi dan Sumbangan Efektif Determinasi

Untuk melihat besarnya korelasi antara kedua variabel tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasi menggunakan rumus product moment. Dari hasil Universitas Sumatera Utara perhitungan SPSS seperti yang terlihat di lampiran 5 diperoleh r xy pearson correlation sebesar 0.694 dan besarnya nilai probabilitas atau sig. 2-tailed adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 ini berarti ada korelasi yang signifikan antara motivasi kerja dan produktivitas pegawai di Kantor Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Koefisien korelasi sebesar 0,694 bertanda positif menunjukkan arah korelasinya positif, mengandung arti semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula produktivitas kerja sebaliknya semakin rendah motivasi maka produktivitas juga semakin rendah. Nilai koefisien korelasi 0,696 berada pada interval koefisien 0,60 – 0,79 yang memiliki interpretasi tingkat hubungan yang kuat. Besar koefisien determinasi R Square seperti yang terlihat pada lampiran 5 adalah 0,482 mengandung pengertian bahwa besarnya kontribusi motivasi kerja terhadap produktivitas kerja yaitu sebesar 48,2. Sedangkan 52,8 dipengaruhi oleh faktor lain di luar kajian penelitian ini.

b. Analisis Regresi Linear

Analisis regresi linear digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Dari analisis regresi diperoleh model regresi linear yang menyatakan pengaruh motivasi X terhadap produktivitas kerja Y ditunjukkan pada lampiran 5. Universitas Sumatera Utara Dari lampiran tersebut kolom B pada constant a adalah 21.360 sedangkan nilai motivasi b adalah 0.482, sehingga persamaan regresi linearnya dapat ditulis sebagai berikut; Y = 21.360 + 0.482X Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata- rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif Hartono, 2008; 109. Dari model regresi linear di atas menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 skor untuk motivasi pegawai akan diikuti terjadi kenaikan produktivitas kerja sebesar 0.482.

c. Uji Keberartian Model Regresi