Konsekuensi Stres Reaksi Karyawan terhadap Stres Mengelola Stres

dapat menimbulkan stres yang cukup besar, Khususnya karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi c. Struktur organisasi menentukan tingkat diffrensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan diambil . d. Kepemimpinan organisasi mengambarkan gaya manajerial eksekutif senior organisasi Tingkat hidup organisasi organisasi berjalan dengan siklus yaitu didirikan, tumbuh, menjadi dewasa, dan akhirnya merosot. Tahap pendirian dan kemerosotan sangat menimbulkan stres, yaitu : 1. Besarnya kegairahan dan ketidakpastian 2. Lazimnya menuntut pengurangan, pemberhentian dan serangkaian ketidakpastian beberapa titik terendah 3. Faktor Individu Lazimnya individu bekerja hanya 40 sampai 50 jam sepekan. Namun pengalaman dan masalah yang dijumpai orang diluar jam kerja lebih dari 120 jam tiap pekan dan dapat membuat pekerjaan kedodoran, maka kategori terakhir adalah faktor individu karyawan yang mencakup faktor ekonomi, keluarga, ekonomi, dan karakteristik kepribadian bawaan dari karyawan.

c. Konsekuensi Stres

Terdapat tiga kategori umum yaitu : 1. Gejala fisikologis yaitu gejala fisikologis dasar menyangkut pemenuhan kebutuhan fisikis dan biologis seperti makan, tempat tinggal dan Universitas Sumatera Utara sejenisnya kebutuahan ini dapat dipenuhi dengan : uang, keamanan, kebutuhan sosial 2. Gejala Psiologis yaitu stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, memang itulah dampak psiologis yang paling sederhana dan paling jelas dari stres itu, tetapi stres juga dapat timbul dalam keadaan pisiologis lain misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda nunda . 3. Gejala prilaku yaitu gejala stres yang terkait dengan prilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, juga pola kebiasaan makan, gangguan tidur dan lain lain

d. Reaksi Karyawan terhadap Stres

Karyawan mempunyai toleransi berbeda dalam mengelola stres. Banyak karyawan yang merasa sedih karena masalah ringan. Dipihak lain, banyak karyawan yang dingin dan tenang terutama mereks yang mempunyai kepercayaan diri dalam menghadapi stres. Berdasarkan reaksi dalam menghadapi stres T.Hani Handoko 2001:203 membagi karyawan menjadi dua tipe yaitu : 1. Tipe A yaitu mereka yang agresif dan kompetitif, menetapkan standar tinggi yang menempatkan diri mereka dibawah tekanan waktu yang konstan 2. Tipe B yaitu tipe yang lebih santai dan tidak suka menghadapi masalah Universitas Sumatera Utara

e. Mengelola Stres

Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila karyawan mengalami tingkat stres rendah sampai sedang, Alasannya, tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional dan mendorong kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkat stres yang tinggi atau bahkan tingkat rendah tapi berkepanjangan, dapat mendorong penurunan kinerja karyawan, dan menuntut adanya tindakan dari manjemen. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola stres yaitu : 1. Pendekatan Individu Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang terbukti efektif untuk mengatasi stres yaitu : 1. Teknik teknik manajemen waktu 2. Meningkatkan latihan fisik 3. Pelatihan pengenduran 4. Dan perluasan jaringan sosial 2. Pendekatan Organisasi Beberapa faktor yang menyebabkan stres yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran dan struktur organisasi yang dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian faktor faktor ini dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi yang mungkin dilakukan manajemnen untuk mengelola stres yaitu : 1. Perbaikan seleksi karyawan dan penempatan kerja 2. Penggunaan penetapan sasaran yang realistis Universitas Sumatera Utara 3. Perancangan ulang pekerjaan 4. Peningkatan keterlibatan karyawan 5. Perbaikan komunikasi organisasi 6. Dan penegakan kesejahtraan karyawan

f. Usaha untuk menghadapi stres Untuk menghadapi stres dapat dilakukan dengan 2 cara :