Setelah semua berkasdata dan pengecekan dilakukan selesai maka pemohon tinggal membayar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Daftar uang yang harus dibayar oleh pemohon sudah tercantum pada mobil LARASITA dan tidak ada pungutan lain selain dari yang sudah tercantum
tersebut.
I.5.2.4 Sertifikat Tanah
Secara etimologi serifikat berasal dari bahasa Belanda yaitu “certifaat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan sesuatu Muh.
Yamin, 2004: 132. Menurut Ali Achmad Chomzah 2003:25, sertifikat tanah adalah tanda
bukti atau alat pembuktian mengenai pemilikan tanah sehingga merupakan suratbarang bernilai.
Secara fisik sertifikat tanah dibagi atas beberapa bagian, yaitu : Sampul
Luar, Sampul Dalam, Buku Tanah dan Surat UkurGambar Situasi GS. Namun
dalam praktek sehari-hari orang sering hanya menyebut Buku Tanah dan Surat Ukur GS. Dalam sebuah sertifikat tanah dijelaskan atau dibuktikan beberapa
hal, antara lain yaitu: 1.
Jenis hak atas tanah dan masa berlaku hak atas tanah Dalam sertifikat tanah, dapat diketahui mengenai jenis hak atas tanah
yang bersangkutan, apakah itu merupakan Hak Milik, Hak Guna Bangunan
HGB, Hak Pakai, Hak Guna Usaha HGU, atau Hak Pengelolaan, dan
berapa lama hak tersebut berlaku, kecuali untuk hak milik yang tidak ada batas masa berlakunya. Informasi mengenai jenis hak atas tanah an masa
Universitas Sumatera Utara
berlaku, tertulis pada bagian Sampul Dalam Buku Tanah dan dikolom pertama bagian atas dari Buku Tanah.
2. Nama pemegang hak
Nama pemegang hak dapat kita ketahui dalam Buku Tanah kolom kedua bagian atas. Di dalam Buku Tanah juga dicatat dalam hal terjadi
peralihan hak atas tanah. Misalnya, apabila terjadi transaksi jual beli, maka nama pemegang hak yang terdahulu akan dicoret oleh pejabat yang
berwenang BPN dan selanjutnya dicantumkan pemegang hak yang baru dan begitu seterusnya, pokoknya nama pemegang hak yang lama dicoret dan
nama pemegang hak yang baru dicantumkan, sehingga dari sertifikat tersebut selalu dapat diketahui siapa pemegang hak atas tanahnya.
3. Keterangan fisik tanah
Keterangan fisik suatu tanah dapat dilihat pada Surat UkurGambar Situasi. Disini kita bisa mengetahui mengenai luas tanah, panjang dan lebar,
bentuk fisik tanah, letak dan batas-batas tanah. 4.
Beban di atas tanah Dari suatu sertifikat juga dapat diketahui apakah ada beban di atas tanah
tersebut. Maksudnya, apakah tanah tersebut sedang dalam keadaan diagunkan atau dijaminkan pada suatu bank atau apakah di atas sertifikat tersebut
terdapat hak lain, misalnya HGB di atas Hak Milik. 5.
Peristiwa yang berhubungan dengan tanah. Semua peristiwa yang berhubungan dengan tanah tersebut juga dicatat
oleh Kantor Pendaftaran Tanah KPT dalam sertifikat tersebut, misalnya
Universitas Sumatera Utara
peristiwa jual beli, hibah, penyertaan daam suatu Perseroan Terbatas PT, pewarisan dan sebagainya.
Penerbitan sertifikat dilaksanakan berdasarkan pendaftaran tanah menurut pasal 19, 23, 32, dan 38 Undang-Undang Pokok agraria. Pendaftaran menurut
pasal 19 UUPA adalah perintah Undang-Undang kepada pemerintah untuk menerbitkan peraturan pemerintah tentang pendaftaran tanah, dan sisi lain
menurut pasal 23,28, dan 38 UUPA mewajibkan pemegang hak untuk mendaftarkan hak atas tanah.
Adapun isi dari pasal 19 UUPA adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjamin kepastian hukum, oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah
di seluruh Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pendaftaran tersebut meliputi : 1.
Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah. 2.
Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak tersebut. 3.
Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat SERTIFIKAT.
2. Hak-hak atas tanah yang diatur dalam UUPA yang perlu didaftar di kantor
Sub. Dit Agraria yang diatur dalam PP No. 241997 sejak 8 Oktober 1997 ialah :
1. Hak Milik
2. Hak Guna Bangunan
3. Hak Guna Usaha perkebunan, peternakan, tambak-tambak perikanan
dengan areal yang luas
Universitas Sumatera Utara
4. Hak Pakai
5. Hak Penguasaanpengelolaan
3. Tanda bukti hak atas tanah disebut “Sertifikat” yang dikeluarkan oleh kantor
Sub. Direktorat Agraria.
Dengan melihat ayat 2 pasal 19 UUPA dapatlah dipahami bahwa setiap pendaftaran hak atas tanah selalu diakhiri dengan pemberian surat tanda hak, yang
berlaku sebagai alat-alat pembuktian yang kuat. Atau dapat juga kita artikan bahwa penerbitan sertifikat tanah adalah proses akhir dalam kegiatan pendaftaran
tanah.
Secara umum kegunaan dari sebuah sertifikat tanah adalah sebagai alat bukti bahwa si pemegang sertitifikat atau orang yang namanya disebut dalam
sertifikat tanah, adalah orang yang berhak atas tanah yang bersangkutan. Namun, perlu juga untuk diketahui lebih jauh, bahwa sertifikat tanah merupakan bukti hak
atas tanah yang paling kuat. Dalam arti, bahwa selama tidak ada alat bukti lain
yang membuktikan ketidak-benarannya, maka keterangan yang ada dalam sertifikat tanah haruslah dianggap benar, dengan tidak perlu alat bukti tambahan.
Sedangkan alat bukti lain, seperti misalnya, saksi-saksi, akta jual-beli dan surat– surat keterangan pejabat, hanya dianggap sebagai bukti permulaan yang harus
dikuatkan oleh alat bukti lainnya. Selain itu sertifikat tanah juga memberikan rasa aman, tanah yang telah bersertifikat lebih mudah dijual, dan sertifikat tanah
meningkatkan harga jual tanah. Oleh karena alasan-alasan yang sangat penting itulah maka penerbitan sertifikat tanah diatur penerbitannya oleh Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
dan dalam pelaksanaannya pihak yang diberi wewenang untuk menerbitkan sertifikat tersebut bertanggung jawab langsung kepada presiden.
I.5.3 Kualitas Pelayanan Publik I.5.3.1 Pengertian Pelayanan Publik