5.1 Implementasi LARASITA Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah
Analisanya per indikator adalah sebagai berikut :
1. Standar dan sasaran kebijakan
Pegawai BPN yang terlibat langsung dalam implementasi LARASITA selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara selalu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Standar dan sasaran kebijakan meliputi mekanisme prosedur Standard Operating Procedurs atau
yang disebut dengan SPOPP LARASITA yaitu peraturan yang mengatur tata cara kerja dalam melaksanakan kegiatan, yang dalam hal ini mengenai LARASITA
telah dilakukan oleh pegawai BPN dalam menjalankan pekerjaannya, yaitu dalam pengurusan sertifikat tanah. Hal ini dapat dilihat dari tabel 12, dimana 12 orang
54,54 yang berasal dari responden masyarakat mengatakan bahwa alur pelayananmekanisme prosedur dari LARASITA sudah cukup jelas dan
membantu bagi masyarakat yang mengurus sertifikat tanahnya. Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara peneliti dengan penanggung
jawab LARASITA Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah yang mengatakan bahwa prosedur yang telah ditetapkan dalam pengurusan sertifikat tanah telah
memberikan kemudahan bagi para responden yang mengurus sertifikat. Selain itu, dengan adanya prosedur tersebut tentunya akan memperlancar pekerjaan pegawai
dan juga akan mempercepat penerbitan sertifikat masyarakat. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya mekanisme prosedur
dari LARASITA tersebut ternyata membawa keuntungan bagi dua belah pihak baik dari segi pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan. Pemberi
pelayanan merasa dengan adanya prosedur maka tentu akan mempermudah
Universitas Sumatera Utara
pekerjaannya, sedangkan bagi masyarakat sebagai penerima layanan maka penerbitan sertfikat tanah akan cepat selesai.
2. Sumber Daya, meliputi :
a. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang staf BPN menyatakan bahwa pada dasarnya semua pegawai BPN Kota Medan terlibat dalam
LARASITA, namun ada yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pegawai yang terlibat langsung dalam LARASITA berjumlah sekitar 6 orang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan selaku penanggung jawab program LARASITA sekaligus
koordinator lapangan. Pegawai BPN yang terlibat secara langsung berjumlah 6 orang meliputi dirinya selaku koordinator, wakil koordinator dan 3 orang staf
serta 1 orang juru ukur lapangan. Semua pegawai yang terlibat dalam implementasi LARASITA disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing. Sesuai dengan pasal 50 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 4 tahun 2006 tentang Organisasi dan tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan dalam melaksanakan tugasnya mengacu pada
salah satu fungsinya yaitu adalah peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat. Jadi dalam hal ini implementasi LARASITA Layanan Rakyat Sertifikat Tanah sudah sejalan dengan tupoksi Seksi
Pengendalian dan Pemberdayaan yaitu memberdayakan masyarakat untuk turut
Universitas Sumatera Utara
serta berpartisipasi dalam rangka pembangunan pertanahan nasional sekaligus juga mewujudkan visi dari LARASITA yaitu hadir sebagai sebuah program baru
yang mendekatkan diri kepada masyarakat dalam hal pengurusan sertifikat tanah. b.
Sumber Anggaran Anggaran merupakan komponen yang sangat utama bagi
terselenggaranya suatu program. Anggaran yang memadai pasti akan menunjang keberlangsungan program tersebut, terutama bagi suatu program yang baru hadir
di tengah-tengah masyarakat seperti LARASITA Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah ini.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu staf BPN, anggaran yang mendukung terlaksananya program LARASITA ini berasal dari masyrakat
yang mengurus sertifikat tanah itu sendiri, sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Erwin Ananda, sumber anggaran LARASITA berasal
dari Anggaran Penerimaan Belanja Daerah APBD. Anggaran tersebut baru dapat direalisasikan setelah melalui mekanisme yang cukup panjang maksudnya yaitu
mulai dari rancangan anggaran harus melalui persetujuan DPRD, setelah disetujui barulah dapat realisasikan, dan apabila tidak disetujui maka tim harus
mengoptimalkan anggaran yanng ada untuk tetap menjaga keberlangsungan program tersebut.
Anggaran yang telah terealisasi tersebut digunakan untuk biaya operasional LARASITA seperti sarana dan prasarana yang mendukung
implementasi program LARASITA. Sedangkan untuk pengurusan sertifikat tanah masyarakatnya memang berasal dari keuangan masyarakat yang sedang berurusan
itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
c. Fasilitas yang ada di LARASITA
Fasilitas yang memadai merupakan kunci utama atas keberhasilan suatu program. Fasilitas yang menunjang implementasi LARASITA berupa
kendaraan seperti mobil maupun sepeda motor, komputer, meja, kursi dan yang lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa fasilitas yang tersedia dilapangan cukup baik untuk melayani pengurusan sertifikat tanah.
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 17 dimana 11 orang 50 dari 22 orang reponden yang ada mengatakan bahwa ketersediaan fasilitas pendukung
LARASITA sudah cukup baik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh para pegawai yang terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam implementasi LARASITA,
mereka mengatakan bahwa sarana maupun prasarana yang mendukung LARASITA saat ini sudah cukup baik. Namun alangkah lebih baiknya jika sarana
dan prasarana bisa ditingkatkan lagi baik dalam segi kualitas maupun kuantitas sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dapat berjalan dengan
semaksimal mungkin. Fasilitas pendukung LARASITA seperti kendaraan, komputer maupun
sarana dan prasarana lainnya memang harus dioptimalkan pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, sehingga dengan begitu
masyarakat yang berurusan akan merasa puas dalam mengurus sertifikat tanahnya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Komunikasi antar organisasi