Implementasi merupakan penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak. Dengan kata lain bahwa implementasi merupakan sebuah penempatan
ide , konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun
nilai dan sikap. Lineberry dalam Putra, 2003:81 menyatakan bahwa proses implementasi
memiliki elemen-elemen sebagai berikut : 1.
Pembentukan unit organisasi baru dan staf pelaksana 2.
Penjabaran tujuan kedalam berbagai aturan pelaksana 3.
Koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran kepada kelompok sasaran, pembagian tugas di dalam dan di antara dinas-dinas atau badan pelaksana
4. Pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan
I.5.1.2 Model Implementasi Kebijakan
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Subarsono, 2005: 99 ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni :
a Standar dan Sasaran kebijakan Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga
dapat direalisasikan. Apabila standar dan kebijakan kabur, maka akan terjadi muti interpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.
Universitas Sumatera Utara
b Sumber Daya Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber
daya manusia maupun sumber daya non manusia. c Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas
Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi
bagi keberhasilan suatu program. d Karakteristik agen pelaksana
Agen pelaksana mensakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam brokrasi, yang semuanya akan
mempengaruhi implementasi suatu program. e Kondisi sosial, ekonomi, dan politik
Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-
kelompok kepentingan dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat
opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elit politik mendukung implemantasi kebijakan.
f Disposisi implementor Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yakni: a respon
implementor terhadap kebijakan yang akan dipengaruhi kemauannya untuk
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan kebijakan; b kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan; dan c intensitas disposisi implementor, yakni prefensi nilai yang dimiliki oleh
implementor.
Tabel 1. Model implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn
Sumber : Subarsono, 2005 : 100
I.5.1.3 Tahap-tahap Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan yang telah ditetapkan haruslah berjalan efektif. Untuk mencapai hal ini diperlukan tahap-tahap implementasi kebijakan. Brian W.
Komunikasi Antar
Organisasi Dan Kegiatan
Pelaksanaan
Ukuran dan
tujuan kebijakan
Sumber daya
Karakteristik badan
Pelaksana Kinerja
implementa si
Lingkungan ekonomi
dan sosial politik
Disposisi pelaksana
Universitas Sumatera Utara
Hoogwood dan Lewis A. Gunn Solichin Abdul Wahab, 1991, 36 menguraikan ada beberapa tahapan implementasi yaitu :
Tahapan I, memuat kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara
jelas b.
Menentukan standar pelaksanaan c.
Menentukan biaya yang akan digunakan beserta waktu pelaksanaan
Tahapan II, merupakan pelaksanaan program dengan mendayagunakan struktur
staf, sumber daya, prosedur, biaya serta metode.
Tahapan III, memuat kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Menentukan jadwal
b. Melakukan pemantauan
c. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau pelanggaran dapat diambil tindakan yang sesuai dengan segera.
d.
I.5.2 LARASITA Layanan Rakyat Sertifikat Tanah I.5.2.1 Pengertian LARASITA