Peningkatan Keterampilan Penyediaan Sumber Daya
1. Pemberian Teori
Tahapan pemberian
teori ini
dilakukan sebelum
melaksanakan praktik, hal ini diharapkan dapat membantu anggota kelompok dalam proses praktik langsung di lapangan
dan juga sebagai langkah awal untuk kita memberikan gambaran tentang apa yang ingin dipraktikkan nantinya.
2. Praktik
Setelah memberikan teori kepada anggota tentang keterampilan pembuatan puding sayur misalnya, anggota akan
memulai praktik di lapangan. Dalam tahapan ini anggota diajarkan bagaimana cara memilah hasil pasca panen yang baik
serta bahan-bahan yang aman lainnya. Proses ini biasanya langsung dilaksanakan pada hari dimana pemberian teori
dilaksanakan, ini bertujuan agar suasana pembelajaran ini tidak membosankan dan lebih mudah untuk langsung dipahami.
3. Hasil Praktik
Pada hasil praktik ini, pendamping dan anggota kelompok melihat dan mengamati apakah hasil praktik yang sudah
dilakukan berhasil atau tidak. Sebagai contoh, jika dalam praktik pembuatan bapao ubi ungu berhasil, maka selanjutnya produk
makanan dari hasil pasca panen ini bisa diproduksi baik bagi anggota masing-masing maupun di dalam kelompoknya.
Gambar 4 Gambar 5
Sumber: Foto Peneliti Penyuluh mendampingi praktik pengolahan hasil pasca panen
menjadi makanan, yang dilakukan di pondok kebun kelompok
Gambar 6 Gambar 7
Sumber: Foto Peneliti Pemberian keterampilan kerajinan tangan dari koran bekas
menjadi tempat tissue, nampan, dan lainnya, yang dilakukan di pondok kebun kelompok
Selain itu dalam hasil studi dokumentasi peneliti melihat untuk menambah keterampilan, Kelompok Wanita Tani KWT
Cempaka juga mengikuti pelatihan dari berbagai instansi, pelatihan tersebut diantaranya lokakarya kursus memasak, pelatihan
pembuatan manisan kulit jeruk, kursus tata masakan Indonesia
tingkat terampil, pelatihan teknis pelepasan biji dan pengolahan buah rambutan, dan pelatihan teknologi tepat guna pengolahan makanan
dan pengawetan mutukualitas makanan. Kemudian
keterampilan yang
diberikan yaitu
hasil pengolahan pasca panen, dimana buah ataupun sayur diolah menjadi
sebuah produk makanan dan minuman untuk meningkatkan nilai jual serta meningkatkan pendapatan para anggota. Contohnya kangkung
dan wortel bisa dibuat menjadi olahan puding, ubi ungu bisa diolah menjadi bapao ubi, jahe bisa diolah menjadi bir pletok dan instan
jahe.
Gambar 8 Gambar 9
Sumber: Foto Peneliti Produk olahan pasil pasca panen: jahe instan dan bir pletok
Adapun sarana yang disediakan untuk meningkatkan keterampilan anggota yaitu materi selalu di print dan dibagikan
kepada semua anggota kelompok, ketika dalam praktik keterampilan membuat produk olahan makanan dan minuman instan, biasanya
Kelompok Wanita Tani KWT Cempaka lah yang menyediakan segala bahan-bahannya, namun terkadang juga dari penyuluh yang
menyediakan bahan-bahannya dan ketika ada yang kurang maka kelompoklah yang menyediakannya. Untuk sarana yang diberikan
pemerintah pun ada namun tidak bisa dipastikan kapan waktunya. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal dan Ibu Isur:
”Kalau sarana itu biasanya swadaya sifatnya, kalau umpama mau praktek gitu kan membuat olahan, maka dari kelompok
itulah yang menyediakan bahan-bahannya, namun terkadang juga kami sebagai penyuluh menyediakan juga. Kemudian
jika sifatnya bantuan dari pemerintah sendiri ada, tapi tidak ditentukan waktunya satu tahun sekali. Seperti peralatan
masak-memasak gitu ada bantuan semacam itu tapi tidak
rutin.”
33
“Kalau sarana yang disediakan sih paling hanya materi yah, seperti hand out gitu, kalau bahan-bahan pembuatan olahan
makanan kadang kita sediakan juga tapi jika ada yang kurang kelompok menyediakan sendiri bahannya.”
34
Hal serupa disampaikan dalam hasil wawancara dengan Ibu Yanizar, Ibu Sugarti, Ibu Sunarti, dan Ibu Amroh:
“Sarana yang di dapat ya lumayan ada mbak, kalo ita mau belajar keterampilan membuat kue atau olahan hasil panen
ya bahannya disediakan, kita juga pernah mendapat bantuan sarana seperti alat-
alat untuk produksi.”
35
“Sarana disini tuh keterampilannya seperti segala sesuatu sudah disiapkan disini tapi misalnya ada kekurangan
bahannya atau apa ya kita harus nyiapin sendiri tapi itu sih jarang karena sering kali itu sudah tersedia disini seperti
alat-alatnya juga sudah diberikan dikelompok.
”
36
“Sarana yang diberikan itu kalo penyuluhan tentang parenting skill atau praktek produksi olahan kita dikasih
hasil print-annya, kalo praktek juga bahannya sudah disediakan kelompok, ya kalo kurang-kurang ya kita yang
nambahin sendiri lagi, dan terkadang
alat-alatnya disediakan oleh penyuluh.
”
37
“Sarananya yah.. kita pernah itu dapet alat untuk mengeringkan dalam pembuatan instan jahe, terus alat-alat
33
Wawancara pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.
34
Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.
35
Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
36
Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
37
Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
produksi juga kadang suka dikasih dari penyuluh tapi kalo bahan-bahannya sih kebanyakan selalu dari kelompok yang
sediain.”
38
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sarana yang diberikan dalam peningkatan keterampilan ini
berupa hand out materi yang diberikan kepada setiap anggota ketika pemberian materi keterampilan, selain itu juga terkadang
pendamping memberikan sarana seperti alat ataupun bahan-bahan dalam peningkatan keterampilan tersebut.
Dalam pengamatan observasi, peneliti mengamati dan melihat ketika dalam pertemuan kelompok, para anggota kelompok
terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan dan alat-alat untuk melakukan praktik pengolahan hasil pasca panen sebelum mereka
melakukan kegiatan keterampilan tersebut. Peneliti juga menemukan hasil studi dokumentasi pada saat penelitian berupa buku resep
inovasi yang menjadi panduan untuk anggota mempraktikkan bagaimana mengolah hasil pasca panen. Selain itu juga ada buku
jadwal praktik yang berisikan tentang jadwal kapan saja melakukan praktik tersebut, namun terkadang praktik dilakukan tidak sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan karena suatu kondisi tertentu.
38
Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.