67
4.7.2 Produksi dan Operasi.
Analisis dari kegiatan produksi dan operasi pada perusahaan jamur Bapak Koko, terdiri dari beberapa factor yaitu: kapasitas produksi, fasilitas produksi,
proses produksi, dan lahan untuk proses budidaya. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan jamur Bapak koko adalah jamur tiram segar. Jumlah produksi jamur
dapat dilihat pada table 4.2 dalam periode 2013-2014. Kapasitas produksi belum optimal dapat dikatakan kelemahan perusahaan,
karena factor keterbatasan modal dan peningkatan biaya produksi yang di sebabkan oleh kenaikan harga BBM. Kurangnya sarana dan prasarana yang
memadai walaupun pemilik sudah menggunakan peralatan semi modern. Factor cuaca dan iklim juga sangat berpengaruh besar terhadap produktifitas jamur tiram
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4.7.3 Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi perusahaan Bapak Koko masih bersifat sederhana. Begitu pula halnya dengan system administrasi dan keuangan. Pemilik perusahaan
berperan sebagai direktur, pemegang kekuasaan, dan pengambil keputusan atas perusahaan yang membawahi dua bidang yaitu bidang budidaya jamur dan jamur
oalahan jamur krispy, nugget jamur, dan keripik jamur. Dengan memfokuskan penelitian pada usaha budidaya jamur, dapat dilihat pemilik bertanggung jawab
terhadap bagian produksi dan penjualan. Pada bagian produksi, pemilik bertindak sebagai coordinator yang membawahi 5 orang karyawannya, sedangkan bagian
pemasaran masih ditangani oleh pemilik dan dibantu para karyawan untuk menyalurkan produk ke agenbandar dan konsumen langsung. Pemilik perusahaan
Universitas Sumatera Utara
68
memiliki latar belakang pendidikan di bidang D3 Akuntasi Universitas Sumatera Utara dan saat ini masih melanjutkan S1 ekstensi Akuntansi. Para karyawan
memilik latar belakang pedidikan SMA dan sederajat.
4.7.4 Keuangan
Keuangan merupakan hal yang pentinng dalam keberlangsungan suatu usaha. Apabila keuangan dalam suatu perusahaan dapat diatur dengan baik
tentunya dapat memberikan hasil yang baik pula. Tujjuan dari pengaturan keuangan yang baik untuk memaksimalkan laba yang akan diperoleh. Dalam
mendirikan usahanya, Bapak Koko menggunakan modal pribadi. Namun, modal yang berasal dari milik pribadi saja menjadi suatu keterbatasan untuk
mengembangkan usaha karena modal yang dibutuhkan relatif cukup besar untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pelanggan serta
untuk melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif. Modal awal mendirikan usaha budidaya jamur tiram ini dimulai dengan modal investasi sebesar Rp
50.000.000,00. Sistem laporan keuangannya dilakukan secara sederhana dengan mencatat secara manual jumlah penjualan dan pemasukan perusahaan yang
diperoleh.
4.8 Penyajian Data 4.8.1 Analisis Matriks EFAS