Pengertian Hasil Belajar Kajian Teoretis 1. Metode Eksperimen

21 ingtan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat recall atau mengenal kembali recognition. b Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari yang terbagi atas tiga kategori, yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam mengjuraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikandalam bentuk tertentu kebentuk lain. c Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi kaidah atau metode bekerja pada suatu kasusproblem yang konkret dan baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau diaplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru. d Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagiain-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian pokok-pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan antara bagian-bagian itu. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsure tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah. e Sintesis, kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi suatu integritas. Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Pada berpikir sintesis adalah berpikir divergent sedangkan berpikir analisis adalah berpikir konvergent. Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan suatu yang baru inovatif akan lebih mudah dikembangkan. f Evaluasi, kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi,tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu. 22 Revisi taksonomi Bloom oleh Anderson dan krathwohl pada struktur ranah kognitif, yaitu: 34 Tabel 2.1. Perbaikan Struktur Ranah Kognitif No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi 1. Pengetahuan Mengingat remember 2. Pemahaman Memahami understanding 3. Penerapan Menerapkan apply 4. Analisis Menganalisis analysis 5. Sintesis Mengevaluasi evaluation 6. Evaluasi Menciptakanmembuat hasil karya create 2 Ranah afektif, berkenaan dengan sikap terdiri dari: a Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu. b Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan sacara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. c Penilaianpentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. d Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu system nilai sesuai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai, mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. 35 34 Lorin W. Anderon dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Of Education Objectives, A Bridged Edition. New York: Longman, 2001, h. 31. 35 Zulfiani, op. cit., h. 64. 23 e Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. 3 Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak terdiri dari: a Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan stimulasi dan perbedaan rangsangan-rangsangan yang ada. b Kesiapan: memcakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan melalui suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental. c Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan. d Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk mel;akukan suatu rangkaian gerak-gerik yang lancer, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. e Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancer, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi keseluruhan gerak-gerik yang teratur. f Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran. 24 g Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 36 Dalam penelitian ini penulis membatasi ranah kognitif tersebut hanya sampai kepada tingkat C 4 . Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bentuk kinerja atau unjuk kerja performance yang ditampilkan seseorang setelah usai mengikuti proses pembelajaran atau pelatihan. 36 Ibid. 25

c. Tinjauan Konsep Tekanan

Dalam penelitian ini konsep fisika yang akan diteliti adalah salah satu konsep yang terdapat di kelas VIII semester genap, yaitu konsep tekanan. Berikut adalah peta konsep tekanan. terjadi pada didefinisikan memenuhi dirumuskan dirumuskan dirumuskan Gambar 2.1 Peta Konsep Tekanan Tekanan Zat padat Zat gas Ruang terbuka Ruang tertutup h = 76 – x . 100 P I V 1 = P 2 V 2 Gaya yang bekerja persatuan luas Zat cair Hukum pascal Bejana berhubungan Hukum Archimedes P= ρ.g.h Gaya apung sama dengan zat cair yang berpindah sejenis Tidak sejenis ρ 1 h 1 = ρ 2 h 2 Permukaan air selalu datar dan rata W 1 = w - F a 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam dunia pendidikan, penelitian tentang penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah Azzahra, yang berjudul ” Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi” menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa, hal ini ditunjukan dari hasil uji-t yang diperoleh t hitung sebesar 7,83 lebih besar dari t tabel = 2,021. 37 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, yang berjudul ”Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Metode Eksperimen Dalam Sub Pokok Bahasan Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Sigli” menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. 38 Penelitian yang dilakukan oleh Rida Bakti Pratiwi, yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N1 Kebakkramat Tahun Ajaran 20112012 ”, menunjukkan bahwa metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif dan psikomotorik. 39 Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD”, menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran 37 Siti Fatimah Azzahra, ”Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi ”, Skripsi SI Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 , h. 68. 38 Muhammad, ”Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Metode Eksperimen Dalam Sub Pokok Bahasan Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Sigli ” , Jurnal Pendidikan Serambi,Vol. 5, No. 1, 2006, h. 45. 39 Rida Bakti Pratiwi, ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N1 Kebakkramat Tahun Ajaran 20112012 ”, Skripsi: Universitas Sebelas Maret, 2011, h. 65. 27 IPA memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda kelas V SDN 23 Pontianak Timur . 40 Penelitian yang dilakukan oleh Triwiyono, yang berjudul ” Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapat memperbaiki kualitas pembelajaran fisika pada topik getaran, gelombang, dan bunyi. 41 Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Hidayanti, yang berjudul ”Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi PTK Di SMA N 2 Tangerang ” mengungkapkan bahwa penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan sekitar pada konsep laju reaksi dengan menggunakan alat dan bahan lingkungan yang sesuai dengan materi; kontrol guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam eksperimen, dan penggunaan LKS yang sesuai dengan alat dan bahan serta cara kerja yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 52,3; siklus II 53,7 dan pada siklus III 70,7. Dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 3,33 , siklus II sebesar 10 dan siklus III sebesar 90 dengan indikator keberhasilan 80 siswa yang mencapai KKM. 42 Penelitian yang dilakukan oleh An Nuril Maulida Fauziah dan Tutut Nurita dalam jurnal pe nelitian yang berjudul ”Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa MAN Tlogo Blitar”. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih sikap berkarakter ilmiah pada siswa MAN Tlogo Blitar. Adapun hasil deskriptif dari 40 Susilawati, ”Pengaruh Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD ”, Artikel Penelitian: Universitas Tanjung Pura Pontianak, 2013, h. 8. 41 Triwiyono, ”Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis ”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, ISSN: 1693-1246, Juli 2011, h. 80-83. 42 Ratna Hidayanti, Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi PTK Di SMA N 2 Tangerang, Skripsi SI Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.