36
Tabel 3.4
Kategori Derajat Kesukaran Tingkat kesukaran
Indeks kesukaran Sukar
0,00 – 0,25
Sedang 0,26
– 0,75 Mudah
0,76 – 1,00
Dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 1 soal yang termasuk kategori sukar, 21 soal termasuk kategori sedang, dan 8 soal termasuk kategori mudah.
d. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun pada penelitian ini perhitungannya dengan menggunakan program
ANATES. Dibawah ini merupakan tabel klasifikasi daya pembeda yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkategorikan daya beda butir soal:
9
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda Klasifikasi daya pembeda
Indeks daya pembeda 0,00
– 0, 20 Buruk
0,21 – 0,41
Cukup 0,40
– 0, 70 Baik
0,71 – 0, 100
Baik sekali 0,00 negatif
Tidak baik diabaikan
Berdasarkan hasil uji coba menunjukan bahwa dari 30 soal terdapat 1 soal yang termasuk kategori drop tidak baikdiabaikan, 3 soal termasuk kategori
buruk, 1 soal termasuk kategori cukup, dan 25 soal termasuk kategori baik.
9
Ibid., h. 218.
37
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis terhadap data. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji-t t-test untuk menguji
hipotesis.Namun sebelum pengujian hipotesis dengan uji-t, maka yang perlu dilakukan adalah uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu
dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji lilliefors.
Adapun langkah-langkah untuk mengadakan uji lilliefors adalah:
10
Pertama-tama , menentukan taraf signifikansi α = 5 0,05 dengan
hipotesis yang akan diuji. H
o
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
1
: Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Kriteria pengujian :
Jika L
o
= L
hitung
L
tabel
terima H
o
sedangkan Jika L
o
= L
hitung
L
tabel
tolak H
o
Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut : 1 Data pengamatan Y
1
,Y
2
,Y
3
, ….., Y
n
dijadikan bilangan baku Z
1
,Z
2
,Z
3
, …., Z
n
dengan rumus :
̅
Keterangan : i. Y
i
= skor data ii. Y = nilai rata-rata
iii. S = simpangan baku
10
Supardi. Aplikasi Statistik dalam Penelitian: Buku Tentang Statistika yang Paling Komprehensif., Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2012, h. 131.
38
iv. Dengan, Z
i
= skor baku 2 Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang :
3 Selanjutnya dihitung proporsinya z
1
,z
2
,z
3
, ...., z
n
yang lebih kecil atau sama dengan z
i
. Jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz
i
, maka :
4 Hitung selisih Fz
i
- Sz
i
, kemudian tentukan harga mutlaknya 5 Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sehingga harga L
o
atau L
hitung.
6 Menentukan harga terbesar dari harga mutlak selisih tersebut untuk mendapatkan L
hitung
. 7 Memberikan interpretasi L
hitung
dengan membandingkan L
tabel
. L
tabel
adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Lilliefors.
8 Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L
hitung
dan L
tabel
yang telah terdapat. Apabila L
hitung
L
tabel
maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
tersebut bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher. Pengujian homogenitas dengan uji F dapat dilakukan apabila data yang
akan diuji hanya ada dua kelompok datasampel. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil.
Rumus uji fisher:
11
Keterangan: V
1
= varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar yang terbesar.
11
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet. VI, h.249.
39
V
2
= varian terkecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar yang terkecil.
Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan Uji F sebagai berikut :
12
1 Tentukan taraf signifikan α untuk menguji hipotesis :
H
o
: varians 1 sama dengan varian 2 atau homogen
H
1
: varians 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen
Dengan kriteria pengujian : 1 Terima H
o
jika F
hitung
F
tabel
, dan 2 Tolak H
1
jika F
hitung
F
tabel
. 2 Menghitung varians tiap kelompok data.
3 Tentukan nilai F
hitung
yaitu :
4 Tentukan nilai F
tabel
un tuk taraf signifikansi α, dk1 = dk pembilang = na-1,
dan dk2 = dk penyebut = nb-1. Dalam hal ini na = banyaknya data kelompok varian terbesar dan nb = banyaknya data kelompok varians terkecil.
5 Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai F
hitung
dan F
tabel
.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji-t. Berikut adalah rumus uji-t yang digunakan:
Berikut adalah langkah-langkah dalam uji-t.
13
1 Mencari rata-rata mean variabel 1 kelas eksperimen, dengan rumus: ∑
∑
12
Supardi, op. cit., h. 138.
13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 314-316.