simulasi bertingkat jadi meningkat, dan 2 hasil belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran simulasi bertingkat jadi
meningkat. b.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati dalam skripsinya tang berjudul “Perbandingan Metode Simulasi Main Peran dan Pemberian
Tugas r esitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika”. Hasil dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa: pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi lebih baik dari pada metode pemberian tugas
resitasi, karena dalam kegiatan simulasi siswa terdorong aktif dan bermotivasi dalam berpartisipasi, sedangkan dalam kegiatan
ppemberian tugas motivasi siswa kurang tertanam, karena siswa merasa terbebani dengan tugas. Sehingga perbedaan hasil belajar ke
dua metode tersebut signifikan. c.
Penelitian yang dilakukan Moh. Chairil Eko Prasetyo dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran
Matematika Dengan Metode Simulasi Bertingkat Pada siswa Kelas VIII-
D MTs Negeri 1 Situbondo”. Dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil pengamatan guru yang terdiri dari 15 aspek
dalam tiga kali pertemuan mencapai nilai rata-rata 2,5 dengan kriteria baik. Dan dari hasil tes akhir selama tiga kali pertemuan memperoleh
nilai rata-rata 76, 78, 79, maka menunjukan keefektifan belajar siswa dan keefektifan belajar mencapai skor
≥ 75 dari skor maksimal yaitu 100.
Dari hasil penelitian diatas, terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi dapat mengaktifkan dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Simulasi
Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”.
B. Kerangka Berfikir
Ketika proses belajar mengajar terjadi, interaksi aktif yang terjadi dikelas melibatkan setiap individu yang memiliki sifat bawaan berbeda-beda. Karena
perbedaan latar belakang itulah perbedaan dapat terlihat pada kecepatan menyerap pelajaran maupun penyelesaian masalah pada suatu pelajaran,
berkaitan dengan pemahaman konsep matematika. Adanya segala perbedaan yang ada pada siswa dan kebutuhan mereka
akan hidup bersosialisasi, mereka dapat berdiskusi, bekerja sama, dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Dengan melihat kenyataan bahwa
siswa merupakan makhluk individu dan sosial, guru dapat menjadikan hal ini sebagai dasar dalam menentukan metode apa yang sebaiknya diterapkan pada
saat proses pembelajaran dikelas. Selama proses pembelajaran, siswa harus berbuat dan merasakan sendiri
melibatkan inderanya sebanyak mungkin. Karena dengan begitu siswa dapat lebih mengenal sebuah permasalahan dengan merasakan sendiri dan hal-hal
apa saja yang terdapat didalamnya yang perlu diperhitungkan, sehingga dengan begitu jelas akan membuat pemahaman siswa akan suatu konsep
pelajaran menjadi lebih baik. Dan salah satu metode yang dapat dapat memenuhi hal tersebut adalah metode pembelajaran simulasi, karena
memperhatikan perbedaan individual siswa dalam hal kemampuan, kecepatan, dan ketepatan menerima pelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir,
mengamati, menganalisis, dan mengambil kesimpulan sendiri, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika. Aspek pemahaman yang akan
terlihat dari pembelajaran simulasi pada pemahaman translasi adalah siswa akan dapat menterjemahkan suatu permasalahan soal dengan cara dan kata-
kata mereka sendiri dan mengubah bentuk simbol ke bentuk rumus-rumus atau tabel. Sedangkan pada aspek pemahaman interpretasi, siswa akan mampu
menafsirkan suatu permasalahan dari bentuk simbol atau tabel yang ada pada permasalahan. Pada aspek pemahaman ekstrapolasi, yaitu siswa akan mampu
mengembangkan rumus-rumus yang sudah ada ke bentuk rumus-rumus yang lain untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Dan semuanya itu
berdasarkan dari melakukan dan mengamati kegiatan yang serupa secara langsung dengan menggunakan metode simulasi dalam pembelajarannya.
Timbulnya rasa bosan, lelah, dan jenuh jika dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan variasi metode pembelajaran. Metode pembelajaran
simulasi memberikan alternatif dalam proses pembelajaran untuk mengurangi kebosanan, kelelahan, dan kejenuhan siswa. Bila dalam proses belajar
mengajar siswa dalam keadaan senang gembira, siswa kemungkinan dapat aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Sehingga pemahaman akan konsep-konsep pelajaran tersebut teraplikasi dengan baik.
Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan diatas, dapat terlihat adanya keterkaitan antara metode simulasi dengan pemahaman konsep. Dengan
demikian diduga bahwa pembelajaran dengan mnggunakan metode simulasi dapat mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa.
C. Pengajuan Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka rumusan hipotesis yang diuji dalam
penelitian ini adalah Pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi lebih baik dari pada
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.