71 – 80
75,5 9
30 23,68
81 – 90
85,5 5
35 13,16
91 – 100
95,5 3
38 7, 89
Jumlah 38
100
Berdasarkan table distribusi frekwensi di atas, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 7,89 sebanyak
3 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 91 – 100. Persentase
siswa yang memperoleh nilai terendah sebesar 10,53 sebanyak 4 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 41
– 50. Sedangkan yang paling banyak yaitu persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 51
– 60 sebesar 28,95 sebanyak 11 orang.
Distribusi frekuensi hasil posttest kelas eksperimen tersebut dapat digambarkan dalam grafik histogram dan polygon frekuensi berikut :
Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
40,5 50
,
5 60,5
70
,
5 80,5
90,5 100,5
2 8
3 4
Frekuensi
Nilai
13
5 12
6 7
9 10
11
1
2. Deskripsi Data Pemahaman Konsep Matematika Aritmatika sosial
pada Kelas Kontrol
Deskripsi data pemahaman konsep matematika berupa distribusi
frekuensi ditunjukkan dalam tabel dan histogram di bawah ini: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemahaman Konsep Matematika Kelas
Kontrol
Interval Nilai Tengah
Frekuensi Absolut
f Frekuensi
Komulatif f
k
Frekuensi Relatif
41 – 50
45,5 12
12 31,58
51 – 60
55,5 14
26 36,84
61 – 70
65,5 6
32 15,79
71 – 80
75,5 3
35 7,89
81 – 90
85,5 2
37 5,26
91 – 100
95,5 1
38 2,63
Jumlah 38
100
Berdasarkan table distribusi frekwensi di atas, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 2,63 sebanyak
1 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 91 – 100. Persentase
siswa yang memperoleh nilai terendah sebesar 31,58 sebanyak 12 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 41 - 50. Sedangkan
siswa yang paling banyak yaitu persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 51-60 sebesar 36,84 sebanyak 14 orang.
Distribusi frekuensi hasil posttest kelas kontrol tersebut dapat digambarkan dalam grafik histogram dan polygon frekuensi berikut :
Gambar 4.2 Histogram dan polygon frekuensi hasil posttest kelas kontrol
Tabel 5 Perbandingan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 44
42 Nilai Tertinggi
100 98
Mean Rata-rata hitung �
67,9 58,1
Simpangan Baku �
14,8 12,9
Varians �
2
218,6 165,9
Median �
�
67,2 55,5
Modus �
�
56,5 52,5
Tingkat kemiringan �
�
0,8 0,4
Keruncingan Kurtosis �
4
1,9 3,5
14 15
40,5 50
,
5 60,5
70
,
5 80,5
90,5 100,5
2 8
3 4
Frekuensi
Nilai
13
5 12
6 7
9 10
11
1 16
Berdasarkan perbandingan data statistik hasil posttest pada materi aritmatika sosial nilai posttest kelas eksperimen yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode simulasi lebih baik dari pada hasil posttest kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan konvensional. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 67,9 dengan simpangan baku 14,8 dan varians sebesar 218,6. Sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol 58,1, dengan simpangan baku 12,9 dan varians 165,9.
Koefisien tingkat kemiringan kelas eksperimen sebesar 0,8 artinya sebaran data kelompok eksperimen cenderung melandai ke kanan atau
lebih banyak berkumpul di daerah nilai tinggi. Nilai kurtosis kelas eksperimen sebesar 1,9, artinya kurva berbentuk platykurtik kurva agak
datar Sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata. Koefisien tingkat kemiringan kelas kontrol sebesar 0,4 artinya sebaran
data kelompok eksperimen cenderung melandai ke kanan atau lebih banyak berkumpul di daerah nilai tinggi. Nilai kurtosis kelas eksperimen
sebesar 3,5, artinya kurva berbentuk leptokurtik kurva sangat runcing Sehingga nilai-nilai datanya sangat terpusat di sekitar rata-rata.
Berdasarkan data statistik diatas, diperoleh bahwa kelas eksperiment memiliki kurva yang cenderung melandai ke kiri atau lebih banyak
berkumpul di daerah nilai tinggi, sedangkan kelas kontrol memiliki kurva yang cenderung melandai ke kanan atau lebih banyak berkumpul di daerah
nilai rendah. Hal tersebut jelas menandakan banwa kelas eksperimen lebih tinggi nilai dan tingkat pemahamannya dari pada kelas kontrol.
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1.
Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Lilliefors pada taraf signifikan 95 dengan α=0,05
Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Variabel Sampel �
�
� ���
Kesimpulan X
38 0,0980
0,144 Berdistribusi
Normal
Berdasarkan tabel 6 diketahui �
= 0,0980 sedangkan �
� ���
pada taraf signifikan 95 dengan α = 0,05 dan jumlah sampel sebanyak 38
siswa sebesar 0,144 karena �
�
� ���
, maka dapat dikatakan bahwa �
diterima artinya data hasil belajar matematika kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal lihat lampiran 11
b. Uji Normalitas kelas kontrol
Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Lilliefors pada taraf signifikan 95 dengan α=0,05
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
Variabel Sampel �
�
� ���
Kesimpulan Y
38 0,1415
0,144 Berdistribusi
Normal
Berdasarkan tabel 7 diketahui �
= 0,1415 sedangkan �
� ���
pada taraf signifikan 95 dengan
α = 0,05 dan jumlah sampel sebanyak 38 siswa sebesar 0,144 karena
� �
� ���
, maka dapat dikatakan bahwa �
diterima artinya data hasil belajar matematika kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.