anginkan dikertas tisu steril atau dicuci dengan aquadest steril dan kemudian ditempatkan pada medium biakan yang telah disiapkan dalam cawan petri Agrios,
1993. Biakan
murni C gloeosporioides selanjutnya di inkubasi selama ± 7 hari
kemudian dilakukan pembuatan suspensi konidia C gloeosporioides . Daun karet muda dari tiap –tiap klon dipotong dengan menggunakan bor gabus diameter 1,2 cm
kemudian direndam kedalam suspensi konidia C gloeosporioides dari masing – masing isolat selama ± 1 menit, selanjutnya di inkubasikan dalam inkubator
temperature 25 C selama 6 hari.
Peubah Amatan Tahap I 1. Periode laten Masa inkubasi
Pengamatan masa inkubasi sampai terjadinya sporulasi perkecambahan
spora setelah hari inokulasi konidia. 2. Laju perkembangan bercak
Perkembangan bercak diukur sejak terdapatnya bercak, dan diukur setiap 2
hari sekali. r = X
2
-X
1
t
2
– t
1
3. Intensitas penyakit Disease severity
Pengukuran intensitas penyakit patogen dilakukan laboratorium Pathology Puslit. Karet Sungei Putih dengan mneggunakan daun muda dari masing – masing
klon yang di uji. Pengukuran tingkat keparahan penyakit dilakukan 12 hari setelah inokulasi konidia. Pengukuran keparahan penyakit dilakukan dengan menggunakan
skala serangan pada daun.
Syamsafitri : Studi Virulensi Isolat Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Dan Pemberian Pupuk Ekstra N,K…, 2008 USU e-Repository © 2009
Pengukuran intensitas penyakit skala serangan dimasukkan dalam rumus Towsendt dan Hueberger Unterstenhover, 1963 berikut:
∑ni x vi I = ---------------x 100
NxV I = Intensitas serangan
ni = jumlah daun ke-i vi = skala serangan ke-j
N = jumlah daun yang diamati V = Nilai score tertinggi 6+6
Penelitian tingkat serangan di laboratorium dilakukan dengan menghitung nilai bercak daun yang ditetapkan menurut Chee 1978 dengan skala 0 – yakni sbb:
Skala 0 = tidak terdapat bercak bebas Skala 1 = terdapat bercak
≤14 bagian Skala 2 = terdapat bercak 12 bagian
Skala 3 = terdapat bercak 34 bagian Skala 4 = terdapat bercak 34 bagian
Dari Skala diatas diklasifikasikan menjadi 5 kategori seperti Tabel 3 berikut: Tabel 1. Klasifikasi Penilaian Tingkat Serangan penyakit
Klasifikasi Nilai Resisten 0 – 20
Agak resisten 21 - 40 Moderat 41 - 60
Agak Rentan 61 - 80 Rentan 81 - 100
Sumber : Pawirosoemardjo 1999.
Syamsafitri : Studi Virulensi Isolat Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Dan Pemberian Pupuk Ekstra N,K…, 2008 USU e-Repository © 2009
Sumber : Koleksi Penelitian Gambar 4. Skala bercak C.gloeosporioides cakram daun
II. Pengujian Ketahanan Klon terhadap C.gloeosporioides dengan Pemberian
pupuk Ekstra N,K Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian tahap II dilakukan pada bulan Desember 2007 sampai dengan Mei 2008 di Kebun Balai Pusat Penelitian Karet Sungei Putih, dengan ketinggian tempat ±
80 m diatas permukaan laut.
Bahan Penelitian
Klon karet PB260, GT1, BPM1 dan BPM 24,isolat virulen C.gloeosporioides, pupuk rekomendasi TSP, KCl dan Urea , tanah dari jenis PMK, air, dll.
Alat Penelitian
Polibeg ukuran 15 x 20 cm, pisau, gunting, timbangan, penggaris, area meter, label dan alat tulis, oven, plastik. gembor plastik, hands sprayer dll.
Syamsafitri : Studi Virulensi Isolat Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Dan Pemberian Pupuk Ekstra N,K…, 2008 USU e-Repository © 2009
Metode Penelitian
Menggunakan Metode Penelitian dalam Rak Faktorial, dimana:
Faktor I adalah Interval Dosis pemberian pupuk Ekstra N,K
P0= 0 Kontrol yaitu N=5 gr, P= 5 gr K= 2 gr P1= 25 dari rekomendasi yaitu N=5 + 1,25 gr, P= 5 gr K= 2 + 1,25 gr
P2= 50 dari rekomendasi yaitu N=5 + 2,5 gr , P= 5 gr K= 2 + 2,5 gr P3= 75 dari rekomendasi yaitu N=5 + 3,75 gr, P= 5 gr K= 2 + 3,75 gr
Faktor II adalah Klon Karet
K1 = BPM 1 tahan K2 = GT1 rentan
K3 = BPM 24 rentan K4 = PB 260 tahan
Dengan demikian diperoleh 4x 4 = 16 kombinasi perlakuan plot dan tiap plot ada 10 tanaman diulang sebanyak 3 kali.sehingga jumlah klon karet yang diperlukan
adalah 16 x10x 3= 480 tanaman.
Jalannya Penelitian 1. Persiapan Bibit Tanaman Klon OMT karet
Persiapan bibit dilakukan dengan memilih secara selektif klon yang akan ditanam untuk penelitian dari puslit karet Sungei Putih.
2. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tumbuh