Bobot Kering Tajuk g

y = 0.0005x 2 - 0.0005x + 6.7492 R 2 = 0.8843 K1 y = -0.0048x 2 + 0.3735x + 5.9503 R 2 = 0.9941K3 y = -0.0018x 2 + 0.1088x + 7.7716 R 2 = 0.7668 K4 - 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 10 20 30 40 50 60 70 80 Dosis Pupuk Ekstra N,K B obot K e ri ng A k a r g Rataan K1 Rataan K2 Rataan K3 Rataan K4 Gambar 9. Hubungan Interaksi antara Interval Dosis Pupuk Ekstra dengan klon karet terhadap bobot kering akar gr pada umur 6 bulan

5. Bobot Kering Tajuk g

Rataan bobot kering tajuk dari umur 6 bulan disajikan pada Tabel 10 sedangkan hasil sidik ragam pada Lampiran 8. Tabel 10. Rataan Pengujian Ketahanan Klon terhadap C.gloeosporioides dengan Pemberian Pupuk Ekstra N,K peubah Bobot Kering Tajuk gr pada umur 6 bulan Perlakuan Interval dosis Pupuk Ekstra N,K Rataan P P 1 25 P 2 50 P 3 75 K 1 BPM1 20.94 bc 21.61 bc 29.17 a 22.81 b 23.63 K 2 GT1 16.06 e 21.31 bc 23.86 b 22.42 b 20.91 K 3 BPM 24 17.74 cde 21.55 bc 20.41 bcd 20.73 bc 20.11 K 4 PB 260 17.80 cde 19.90 bcde 20.50 bc 22.43 b 20.16 Rataan 18.14 21.10 23.48 22.10 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT, sedangkan yang tidak bernotasi menunjukkan tidak berbeda nyata Pada umur 6 bulan interaksi pada semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot kering tajuk. Tajuk terberat diperoleh pada Syamsafitri : Studi Virulensi Isolat Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Dan Pemberian Pupuk Ekstra N,K…, 2008 USU e-Repository © 2009 perlakuan P 2 K 1 50 dan BPM 1 yaitu 29,17 g, yang berbeda nyata dengan semua perlakuan. dan tajuk terendah terdapat pada perlakuan P 3 K 4 75 dan PB 260 yaitu 22,43 g. y = -0.0027x 2 + 0.2871x + 16 R 2 = 0.9976 K2 y = -0.0014x 2 + 0.1358x + 18.061 R 2 = 0.7474 K3 y = 0.0579x + 17.986 R 2 = 0.9623 K4 - 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 20 40 60 80 Dosis Pupuk Ekstra N,K B ob ot K e ri ng Ta juk g Rataan K1 Rataan K2 Rataan K3 Rataan K4 Gambar 10. Hubungan interaksi antara interval dosis pupuk ekstra N, K dengan klon karet terhadap berat kering tajuk g pada umur 6 bulan Hasil analisis regresi antara dosis pupuk ekstra terhadap bobot kering tajuk pada klon yang diuji menunjukkan hubungan yang kuadratik dimana nilai koefisien determinan pada klon GT1 K 2 adalah R 2 = 0,99 dan pada klon BPM 24 K 3 R 2 = 0,74 sedangkan pada klon PB260 K 4 adalah R 2 = 0,96. 6. Nisbi Akar Tajuk Rataan nisbi akar tajuk dari umur 4 - 5 bulan disajikan pada Tabel 11, sedangkan hasil sidik ragam pada Lampiran 9. Hasil analisis menunjukkan bahwa dosis pupuk dan klon serta interaksi kedua faktor perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap nisbi akar tajuk umur 4 - 6 bulan. Syamsafitri : Studi Virulensi Isolat Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Dan Pemberian Pupuk Ekstra N,K…, 2008 USU e-Repository © 2009 Walaupun demikian dari tabel 9, terlihat bahwa pada umur 6 bulan nisbi akar tajuk tertinggi diperoleh pada perlakuan P 2 pupuk ekstra 50 yaitu 0,165 dan terendah pada perlakuan P tanpa pupuk ekstra yaitu 0,123. Nisbi akar tajuk tertinggi diperoleh pada perlakuan K 2 GT1 yaitu 0,166 dan terendah pada perlakuan K 3 BPM 24 yaitu 0,104. Tabel 11. Rataan Pengujian Ketahanan Klon terhadap C.gloeosporioides dengan Pemberian Pupuk Ekstra N,K peubah Nisbah Akar Tajuk gr pada umur 6 Bulan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT, sedangkan yang tidak bernotasi menunjukkan tidak berbeda nyata Perlakuan Interval dosis Pupuk Ekstra N,K Rataan P P 1 25 P 2 50 P 3 75 K 1 BPM1 0.137 0.159 0.180 0.19 0.166 K 2 GT1 0.123 0.157 0.103 0.27 0.164 K 3 BPM 24 0.067 0.077 0.167 0.11 0.104 K 4 PB 260 0.163 0.167 0.150 0.09 0.143 Rataan 0.123 0.140 0.150 0.165

7. Laju Pertumbuhan Nisbi Akar

Dokumen yang terkait

Uji Ketahanan Beberapa Genotipe Tanaman Karet Terhadap Penyakit Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides di Kebun Entres Sei Putih

1 85 68

Studi Karakter Fisiologis Dan Sifat Aliran Lateks Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300.

1 55 60

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brassiliensis Muel. Arg.) Terhadap 3 Isolat Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Sacc.) Di Laboratorium

0 48 59

Uji Ketahanan Klon IRR Seri 200 Terhadap Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum gloeosporioides Penz. et Sacc.) Pada Tanaman Karet (Hevea brassiliensis Muell. Arg.) Di Laboratorium

0 38 63

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Uji Resistensi Klon IRR Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium

1 54 88

PATOTIPE COLLETOTRICHUM GLOEOSPORIOIDES PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI DI PROVINSI LAMPUNG

0 9 27

Pewarisan Karakter Ketahanan pada Cabai (Capsicum annum x Capsicum chinese) terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides Penz.)

0 6 86

KETAHANAN LAPANGAN TANAMAN KARET KLON IRR SERI 100 TERHADAP TIGA PATOGEN PENTING PENYAKIT GUGUR DAUN

0 0 12

UJI KETAHANAN KLON KARET IRR SERI 400 TERHADAP BEBERAPA ISOLAT PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum Resistance Test of Rubber IRR 400 Series to Saveral Isolates Colletotrichum Leaf Fall Disease

0 0 12