Sejarah berdirinya Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Visi Misi Pelayanan Medis

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Profil Rumah Sakit St. Elisabeth Medan

32

5.1.1. Sejarah berdirinya Rumah Sakit St. Elisabeth Medan

Pada tahun 1922 Mgr. Mathias Brans, pemimpin misi Ofm-Cap ingin mengembangkan, mengobati dengan pelayanan sosial khusus dalam bidang kesehatan. Untuk rencana tersebut, beliau meminta tenaga dari Belanda, melalui Mgr. Petrus Hopmans, dengan memilih Kongregasi FSE di Breda. Pilihan ini dirasa sangat tepat, karena Suster-suster FSE sudah berpengalaman dalam merawat orang-orang sakit RS. Kongregasi ini dianggap mampu, baik financial, maupun relasional kesatuan dengan induk, sumber daya manusianya SDM. Dari pihak Kongregasi juga menanggapi dengan baik dan bersedia diutus dan berangkat ke Indonesia sebagai missionaris, maka pada tanggal 29 September 1925 Kongregasi FSE hadir di Indonesia-Medan dengan 4 orang Suster. Pada tanggal 11 Februari 1929 Rumah Sakit St. Elisabeth dibangun peletakan batu pertama dan rumah Suster di Jl. Imam Bonjol. Pada tanggal 19 November 1930 Rumah Sakit St. Elisabeth diresmikan, dengan semboyan “Dibalik penderitaan ada rahmat”. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit dengan Kelas Madya tipe B.

5.1.2. Visi

Menjadikan Rumah Sakit St. Elisabeth mampu berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan persaudaraan sejati pada era globalisasi. Universitas Sumatera Utara

5.1.3. Misi

Meningkatkan derajat kesehatan melalui sumber daya manusia yang professional, sarana prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan masyarakat lemah.

5.1.4. Pelayanan Medis

I. Praktek dokter umumspesialis : Umum, Radiologi, Kardiologi, THT, GigiMulut, Bedah Syaraf, Neurologi, Anak, Paru, Orthopedi, Kebidanan, Bedah Umum. II. Penunjang Medis : Rontgen, Laboratorium, Unit BKIA, Farmasi rawat jalan dan rawat inap, Unit Electro Encephato Gram EEG, Hemodialisis HD, Unit Fisiotherapy, Unit EKG, Unit Endoscopy. 5.2. Sosiodemografi Penderita Kanker Paru Proporsi penderita kanker paru berdasarkan sosiodemografi di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 yaitu antara lain usia, jenis kelamin, Universitas Sumatera Utara sukuetnik, agama, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2004- 2007 No Sosiodemografi f 1 Usia tahun 40 ≥ 40 6 108 5,3 94,7 Jumlah 114 100 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 98 16 86,0 14,0 Jumlah 114 100 3 Sukuetnik Batak Jawa Melayu Padang Tiong Hoa India Tidak tercatat 97 4 1 1 9 1 1 85 3,5 0,9 0,9 7,9 0,9 0,9 Jumlah 114 100 4 Agama Islam Kristen Protestan dan Katolik Budha Sikh 12 94 7 1 10,5 82,5 6,1 0,9 Jumlah 114 100 No. Sosiodemografi f 6 Pekerjaan PNSPolriPensiunan Pegawai SwastaPensiunan Wiraswasta Petani IRTTidak Bekerja Tidak tercatat 25 4 29 27 28 1 21,9 3,5 25,4 23,7 24,6 0,9 Universitas Sumatera Utara Jumlah 114 100 7 Status Perkawinan Kawin Tidak Kawin Tidak tercatat 107 4 3 93,9 3,5 2,6 Jumlah 114 100 8 Tempat tinggal Kota Medan Luar Kota Medan Tidak tercatat 59 54 1 51,8 47,3 0,9 Jumlah 114 100 Berdasarkan tabel 5.1. di atas dapat dilihat proporsi penderita kanker paru berdasarkan usia yang tertinggi yaitu ≥ 40 tahun 94,7 108 orang dan yang terendah yaitu 40 tahun 5,3 6 orang. Proporsi penderita kanker paru berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi yaitu laki-laki 86 98 orang dan yang terendah yaitu perempuan 14 16 orang. Proporsi penderita kanker paru berdasarkan sukuetnik yang tertinggi yaitu Batak 85 97 orang, kemudian Tiong Hoa 7,9 9 orang, disusul Jawa 3,5 4 orang, dan yang terendah yaitu Melayu, Padang, India masing-masing 0,9 1 orang, dan tidak tercatat 0,9 1 orang. Proporsi penderita kanker paru berdasarkan agama yang tertinggi yaitu Kristen Protestan dan Katolik 82,5 94 orang, kemudian Islam 10,5 12 orang, disusul Budha 6,1 7 orang, dan yang terendah yaitu Sikh 0,9 1 orang. Proporsi penderita kanker paru berdasarkan pendidikan tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di rekam medik. Proporsi penderita kanker paru berdasarkan pekerjaan yang tertinggi yaitu Wiraswasta 25,4 29 orang, kemudian IRTTidak bekerja 24,6 28 orang, Universitas Sumatera Utara disusul Petani 23,7 27 orang, PNSPolriPensiunan 21,9 25 orang, dan yang terendah yaitu Pegawai SwastaPensiunan 3,5 4 orang, serta tidak tercatat 0,9 1 orang. Proporsi penderita kanker paru berdasarkan status perkawinan yang tertinggi yaitu kawin 93,9 107 orang, tidak kawin 3,5 4 orang, dan tidak tercatat 2,6 3 orang. Proporsi penderita berdasarkan tempat tinggal yang tertinggi yaitu Kota Medan 51,8 59 orang, luar Kota Medan 47,3 54 orang, dan tidak tercatat 0,9 1 orang. 5.3. Keluhan Utama Proporsi penderita kanker paru berdasarkan keluhan utama di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2004- 2007 Jumlah No Keluhan Utama f f 1 2 3 4 5 Sesak nafas Batuk Badan lemahkelumpuhan Nyeri dada Batuk darah 73 43 27 18 13 64 37,7 23,7 15,8 11,4 114 114 114 114 114 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 5.2. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker paru berdasarkan keluhan utama yang tertinggi yaitu sesak nafas 64 73 orang, batuk 37,7 43 orang, badan lemahkelumpuhan 23,7 27 orang, nyeri dada 15,8 18 orang, dan batuk darah 11,4 13 orang. Kombinasi keluhan utama penderita kanker paru yang dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 dapat dilihat pada lampiran 3. 5.4. Derajat Kanker Paru Proporsi penderita kanker paru berdasarkan derajat kanker paru di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Kanker Paru di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2004-2007 No Derajat Kanker Paru f Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV Tidak tercatat 6 2 44 22 40 5,3 1,7 38,6 19,3 35,1 Jumlah 114 100 Berdasarkan tabel 5.3. di atas dapat dilihat proporsi penderita kanker paru berdasarkan derajat kanker paru tercatat yang tertinggi yaitu derajat III 38,6 44 orang, tidak tercatat 35,1 40 orang, derajat IV 19,3 22 orang, derajat I 5,3 6 orang, dan derajat II 1,7 2 orang. 5.5. Penatalaksanaan Kanker Paru Proporsi penderita kanker paru berdasarkan penatalaksanaan kanker paru di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Kanker Paru di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2004-2007 No Penatalaksanaan Kanker Paru f 1 2 3 Kemoterapi Radioterapi Terapi Simtomatis 10 1 103 8,8 0,9 90,3 Jumlah 114 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.4. di atas dapat dilihat proporsi penderita kanker paru berdasarkan penatalaksanaan kanker paru yang tertinggi yaitu terapi simtomatis 90,3 103 orang, kemoterapi 8,8 10 orang, dan radioterapi 0,9 1 orang. 5.6. Lama Rawatan Rata-rata Lama rawatan rata-rata penderita kanker paru di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru Yang Dirawat Inap di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2004-2007 Lama Rawatan Rata-rata hari Mean SD 95 Confidence Interval CI Coefisien of Variation Minimum Maximum 6,70 5,125 5,75-7,65 76,49 1 23 Berdasarkan tabel 5.5. di atas dapat dilihat lama rawatan rata-rata penderita kanker paru yang dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2007 adalah 6,70 hari, Standar Deviasi SD sebesar 5,125 dan nilai dari Coefisien of Variation sebesar 76,49 menunjukkan bahwa lama rawatan penderita kanker paru bervariasi dimana lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum 23 hari. 5.7. Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi penderita kanker paru berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RS St.Elisabeth Medan tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2004-2007 Universitas Sumatera Utara No Keadaan Sewaktu Pulang f 1 2 3 PBJ PAPS Meninggal 66 25 23 57,9 21,9 20,2 Jumlah 114 100 Berdasarkan tabel 5.6. di atas dapat dilihat proporsi penderita kanker paru berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi yaitu PBJ 57,9 66 orang, PAPS 21,9 25 orang, dan meninggal 20,2 23 orang.

5.8. Case Fatality Rate CFR Penderita Kanker Paru Tahun 2004-2007