2.7.3. Pencegahan Sekunder
27
Pencegahan sekunder kanker paru dapat dilakukan dengan penemuan dini penderita melalui screening atau penapisan. Penapisan individu dengan risiko tinggi
laki-laki berusia 45 tahun, merokok 40 batang atau lebih setiap hari untuk kanker paru dengan sitologi sputum dan rontgen paru.
Setelah tanda, gejala atau hasil pemeriksaan penapisan menunjukkan penyakit kanker paru, juga harus menentukan diagnosis jaringan keganasan, tipe sel secara
histologi dan
menentukan derajat
penyakitnya agar
pasien mendapat
terapipenatalaksanaan yang tepat. Penatalaksanaan kanker paru, yaitu : pembedahan,
kemoterapi, dan radiasi dapat memperbaiki prognosis dan memperpanjang harapan hidup.
2.7.4. Pencegahan Tertier
23
Terapi suportif pada kanker paru sangat penting, terutama pada kanker paru derajat lanjut. Adapun modalitas terapi yang dilakukan pada pasien kanker paru
membutuhkan status performans yang baik untuk mencapai respon yang baik. Pengobatan radiasi dan sitostatika juga sering memberikan efek samping yang sangat
mengganggu. Selain itu, walaupun beberapa studi melaporkan bahwa beberapa protokol pengobatan telah memberikan respon yang berbeda makna, tetapi angka
ketahanan hidup pasien kanker paru terutama derajat lanjut masih rendah karena itu terapi untuk mencapai kualitas hidup yang baik sangat penting.
Terapi suportif pada kanker paru dapat dibagi menjadi suportif umum dan suportif khusus. Terapi suportif umum meliputi perbaikan keadaan umum, nutrisi,
pengobatan nyeri, pencegahan, dan pengobatan infeksi. Terapi suportif khusus
Universitas Sumatera Utara
diberikan pada pasien yang menunjukkan gejala-gejala yang diakibatkan desakan tumor atau penyebaran tumor.
Nyeri merupakan masalah yang sering dialami oleh pasien kanker paru derajat terminal. Meskipun nyeri kanker tidak selalu dapat dihilangkan dengan tuntas,
pengobatan yang baik akan mengurangi rasa nyeri pada sebagian besar pasien. Penanganan nyeri kanker memerlukan kerjasama tim yaitu, antara dokter,
tenaga kesehatan, pasien, keluarga atau orang yang merawat pasien di rumah dan penyedia layanan kesehatan. Untuk menangani nyeri kanker diperlukan sebuah tim
dokter yang terdiri dari berbagai bidang spesialisasi. Agar kerjasama berlangsung dengan baik maka semua pihak harus mendapatkan informasi dan pemahaman yang
cukup mengenai nyeri kanker. Prinsip pengobatan terhadap nyeri kanker, pengobatan terhadap penyebab
utama dari rasa nyeri menaikkan ambang rasa nyeri atau memutuskan jalur rasa nyeri dengan obat analgesik.
Selain pengobatan secara farmakologis, penatalaksanaan nyeri kanker perlu dilaksanakan bersamaan dengan terapi fisik dan psikologis. Hasil yang diharapkan
pasien merasa lebih nyaman, rasa percaya bahwa ia mampu mengatasi rasa nyerinya meningkat, sehingga pasien lebih kuat menghadapi nyeri yang dideritanya maupun
efek samping yang mungkin timbul akibat pengobatan yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita Kanker Paru adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker paru berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat dalam rekam medis.
3.2.2. Sosiodemografi penderita kanker paru dibedakan atas:
a. Usia adalah lamanya hidup penderita kanker paru yang dihitung
berdasarkan tahun sejak penderita itu lahir sesuai dengan yang tertulis di rekam medis yang dikategorikan atas:
19
1. 40 tahun
2. ≥ 40 tahun
Karakteristik Penderita Kanker Paru
1. Sosiodemografi :
Usia Jenis Kelamin
SukuEtnik Agama
Pendidikan Pekerjaan
Status Perkawinan Tempat tinggal
2. Keluhan Utama
3. Derajat Kanker Paru
4. Penatalaksanaan Kanker Paru
5. Lama Rawatan
6. Keadaan Sewaktu Pulang
7. CFR penderita kanker paru
Universitas Sumatera Utara