insidens kanker paru pada laki-laki sebesar 81,2 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan sebesar 52,3 per 100.000 penduduk.
21
Pada tahun 1993-1997 di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, ditemukan 89 penderita kanker paru berusia
≥ 40 tahun.
13
Pada tahun 2001 di Amerika, kebanyakan kasus terjadi antara usia 50 hingga 70 tahun, kurang dari 5 pasien kanker paru
berusia 40 tahun.
19
Pada 1 April-31 Juli 2002 di RSUP H. Adam Malik ditemukan semua kanker paru berusia
≥ 40 tahun dan yang terbanyak berusia 60-69 tahun dengan proporsi sebesar 44,7.
9
Di negara industri, usia terkena kanker paru ≥ 40
tahun, terbanyak pada umur 55-75 tahun dengan rata-rata 65 tahun.
22
2.2.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat
Kanker paru merupakan jenis kanker paru yang cukup sering ditemukan. Insidens kanker paru di negara-negara industri umumnya lebih tinggi dibandingkan
negara berkembang.
23
Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di Amerika tahun 1993 dilaporkan sebanyak 173.000 kasustahun,
12
pada tahun 2001 terdapat 180.000 kasus kanker paru.
19
Di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2001, kanker paru menempati urutan keempat yang terbanyak ditemukan. Karena sistem pencatatan
kita yang belum baik, prevalensi kasus kanker paru di Indonesia belum diketahui dengan pasti, tetapi klinik tumor dan paru di Rumah sakit merasakan peningkatannya.
Di negara berkembang lain dilaporkan insidensinya naik dengan cepat, antara lain karena konsumsi rokok berlebihan seperti di China yang mengkonsumsi 30 rokok
dunia.
12
2.2.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu
Universitas Sumatera Utara
Insidens kanker paru terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1982 angka kematian di Amerika sebanyak 200.000 orangtahun sedangkan di Inggris
sebanyak 300.000 orangtahun. Angka tersebut meningkat 2 kali setiap tahunnya.
22
2.3. Determinan Menurut Carr dan Hoyle 1988 yang dikutip Wilson 1995, ditemukan
bahwa faktor merokok memegang peranan paling penting yaitu 85 dari seluruh kasus kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang
yang tidak merokok tetapi menghisap asap dari orang lain, risiko untuk mendapatkan kanker paru meningkat 2 kali. Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan
polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan rokok.
25
Kanker paru merupakan suatu penyakit akibat kerja, dari berbagai bahaya industri, yang paling penting adalah asbes. Risiko kanker paru di antara para pekerja
yang terpapar asbes 10 kali lebih besar dari masyarakat umum yang tidak terpapar. Risiko kanker paru akibat kontak dengan asbes maupun uranium diperbesar kalau
orang tersebut merokok. Dua faktor yang dapat pula berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya kanker paru adalah diet dan genetik.
25
2.3.1. Pengaruh Penyakit LainPredisposisi Kanker Paru
Tuberculosa TB banyak dikaitkan sebagai faktor predisposisi kanker paru melalui mekanisme hyperplasia metaplasi. Karsinoma In Situ dari kanker paru diduga
timbul sebagai akibat adanya jaringan parut TB.
24
2.3.2. Pengaruh Genetik dan Status Imunologi
Universitas Sumatera Utara
Perokok yang mempunyai keluarga yang menderita kanker mempunyai risiko 30-40 kali lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok yang tidak mempunyai
keluarga yang menderita kanker. Ini berarti ada kontrol genetik yang bertanggung jawab untuk terjadinya kanker paru. Gen autosom Mendelion mempunyai interaksi
dengan rokok untuk menyebabkan penyakit pada usia dini.
7
Terdapat perubahanmutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yaitu : proto
oncogen, tumor supressor gene, gene encoding enzyme.
12
Status imunologis penderita yang dipantau dari respon imun seluler menunjukkan adanya korelasi antara derajat diferensiasi sel, stadia penyakit,
tanggapan terhadap pengobatan, serta prognosis. Penderita yang anergi pada umumnya tidak memberikan tanggapan yang baik terhadap pengobatan dan lebih
cepat meninggal.
24
2.3.3. Rokok